13

12K 1.2K 156
                                    

Typo.
Vote dulu gan, matursuwon.

_____________________________

Selamat membaca.
_______________________________

Setelah kejadian Antares mendengar fakta dari orangtuanya, hubungan mereka masih baik-baik saja. Mereka semua masih merahasiakannya dari Celvin, Antares pun tidak akan membiarkan kakaknya mengetahui itu, karena takut Celvin akan pergi dari rumah.

_

Beberapa hari ini Geska disibukan dengan kegiatan di kampusnya, beruntung saja keadaan Geska sudah pulih total. Sebentar lagi Malam Keakraban juga akan dilaksanakan dan mengharuskan Geska beserta timnya yang lain mempersiapkan semuanya. Tidak hanya Geska, namun Antares dan Arhan selaku Ketos pun ikut mempersiapkan semuanya.

Itu membuat Geska lebih leluasa untuk mendekati Antares. Seperti sekarang ini. Mereka kembali rapat untuk menghitung dana yang sudah terkumpul.

"Seminggu sebelum acara, adain rapat khusus ketua BEM fakultas sama ketua Hima," ujar Geska.

"Oke, Ka."

"Kak, saran. Aula kampus kita jadiin buat tempat prasmanan makan malam aja. Jadi ada sesi istirahat di jam 7 buat makan malam. Aula kita sediain kursi, gimana?"

"Boleh itu, jadi mereka gak perlu bawa makanan atau minuman dari luar, bahkan cari makan. Terus kita sediain konsumsi air putih di dalem ruangan juga," sahut Antares yang setuju dengan anggotanya.

"Gue setuju, berarti yang kedapetan jobdesk perlengkapan sama konsumsi harus nyiapin itu semua. Dananya minta bendahara," sambung Fauzi.

"H-2 kira-kira cukup gak, buat dekor?" Tanya Celvin.

"Cukup, kita banyak orang, apalagi ceweknya," ujar Geska yang sedari tadi diam menyimak.

"Tenang-tenang, serahin itu semua ke Asya!" Pekik gadis itu yang membuat Antares tersenyum.

Geska yang melihat itu pun berdecak pelan. Kakinya dengan kurang ajar mengusap kaki Antares dengan sensual. Hal itu membuat si empu menatap Geska dengan dahi yang mengerut, beruntung posisi duduk Antares berada di dekatnya. Jadi ia bisa leluasa menggoda Antares.

"Ada saran apa lagi?" Tanya Geska dengan tenang. Berbeda dengan Antares yang sudah menahan erangannya akibat kaki Geska yang kini bermain di selangkangannya, tepat mengusap kejantanannya.

Mereka semua saling tatap, merasa tidak ada pertanyaan lagi. Geska pun menyudahi rapat mereka.

"Ayo, Res. Gue laper." Darga menarik tangan Antares, namun si empunya tidak beranjak sama sekali dengan tatapan yang tertuju pada Geska.

"Lo duluan, gue ada urusan sama dia!" Ujar Antares sembari menunjuk Geska yang tampak santai.

"Kalian berdua gak bakal berantem, kan?" Tuduh Asya, seketika ekspresi Antares berubah menjadi ramah.

"Enggak, kok. Kak Asya tenang aja," ujar Antares yang diangguki Geska.

"Kita mau main sebentar," sahut Geska.

"Main apa?" Tanya Celvin.

"Main rahasia, kamu ke kantin duluan aja sama Darga, nanti aku nyusul." Geska memberi satu usapan lembut pada pucuk kepala Celvin, membuat Darga tidak suka melihatnya.

"Terus aja, terus!" Cibir Darga yang langsung merengkuh tubuh Celvin.

Geska tersenyum tipis, kemudian ikut mengacak rambut Darga.

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang