21

9.2K 1.1K 131
                                    

Typo.
Vote dulu lur, matursuwon.

___________________________

Selamat membaca.
_______________________________

Acara sarapan pagi di kediaman Geska terasa hening. Sampai kepala keluarga mulai membuka topik pembicaraan.

"Besok, papa sama mama mau ke luar kota selama seminggu. Adek kamu ikut sama kita, kamu di rumah. Jangan sampe temen-temen kamu nginep! Papa masih baik, ngebolehin kamu berteman dengan mereka, itu juga karena mama kamu!"

"Habis ini pangkat papa bakalan naik, jangan sampe kamu bikin papa malu! Rencananya, papa bakalan kenalin kamu sama anak cewek temen papa, biar kamu gak menyimpang kayak temen-temen kamu itu." Ucapan sang papa mampu membut Geska meremat sendok dan garpunya.

"Maksutnya, papa bakal jodohin Geska?" Tanyanya.

"Betul! Papa yakin, kamu pasti suka sama pilihan papa ini."

"Pa, aku bisa nentuin pilihan sendiri tanpa harus dijodohin gini!" Geska mencoba membantah perjodohan konyol papanya.

"Pilihan gimana maksut kamu itu? Pilihan bakal menyimpang sama kayak temenmu dan keluarganya itu?" Ujar papa Geska dengan tajam.

"Jangan bawa-bawa mereka sama keluarganya! Jangan mentingin diri sendiri hanya karena papa berpangkat tinggi, jadi papa nuntut Geska buat sempurna. Itu pilihan papa, yang bahagia papa bukan aku, pa. Dari dulu Geska selalu nurutin kemauan papa." Setelah mengucapkan itu, Geska langsung pergi ke kamarnya, meninggalkan sang papa yang semakin murka.

"Teman-temanmu itu harus disingkirin!" Gumam papa Geska.

__

___________________________

__

Darga mengerjapkan matanya berkali-kali, kepalanya teramat pusing ketika dirinya mencoba bangun. Ia melihat sekeliling, ternyata dirinya ada di salah satu kamar apartemen Celvin. Pintu kamar mandi pun terbuka, menampilkan sosok Antares yang baru saja mandi.

"Udah bangun nih, yang semalam mabok berat," sindir Antares, membuat Darga mendengus.

"Minum dulu, udah gue buatin sop masih di dapur." Antares dengan cepat memakai bajunya dan menuju dapur.

Darga sendiri hanya diam sembari bersandar pada headboard dengan mata terpejam. Kepalanya masih terasa pusing, ia membuka mata saja rasanya mual. Mendengar derap langkah Antares yang mendekat ke arahnya tidak membuat ia membuka mata.

"Makan dulu, Ga." Darga menggeleng, menolak perintah Antares.

"Pusing, Res." Suaranya begitu lirih.

"Ini gue bikinin sop, biar reda pengar lo. Sekalian ada obat pengar juga, tuh." Tetap saja Darga menggekeng tidak mau, membuat Antares menghela napas.

"Gue telpon bokap lo sama aa' juga, biar tau lo mabok berat, terus diomelin habis-habisan, mampus!" Ancaman itu berhasil membuat Darga membuka matanya yang sayu.

"Ngaduan!" Sungut Darga, mau tak mau ia memakan sop buatan Antares.

"Lo ada masalah apa sampe pengar gitu? Kemarin kenapa ngeracau gak mau gue tinggalin?" Tanya Antares yang sudah mengambil duduk di sampingnya.

Ia hanya terdiam mendengar pertanyaan itu, ingatannya berputar pada kejadian sebelum dirinya dan Antares pergi ke bar yang mengakibatkan banyak sekali pikiran di otaknya sehingga dirinya memilih untuk melupakannya sejenak dengan meminum alkohol. 

"Ga! Ditanya malah diem!" Gertakan Antares itu membuatnya tersadar dari lamunan. Menghela napasnya dengan berat, ia menatap Antares dengan sendu. 

"Gue kepikiran aja, persahabatan kita bakalan hancur dan lo ninggalin gue," ujar Darga yang membuat Antares berdecak dan mengalihkan pandangannya.

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang