29

8.8K 1K 285
                                    

Typo.
Vote dulu lur, matursuwon.

_________________________

Selamat membaca.
___________________________

"Kita lapor polisi aja, kek!" Seru Antares pada Aksen karena mereka tidak berhasil menemukan Bentala sampai hari sudah malam.

"Belum 24 jam, polisi pasti gak mau." Ucapan Aksen itu membuat Antares mengusap gusar wajahnya.

Disampingnya ada Geska yang ikut cemas dengan kondisi Bentala. Sedang fokus memikirkan cara menemukan Bentala, pintu rumah yang tidak terkunci dibuka dengan seorang pemuda yang sedang mengatur napas.

"Anjing! Gue dikejar anjing!" Umpat si pemuda dengan napas tidak beraturan.

Antares berdiri dari duduknya dan menghampiri si pemuda dengan langkah tegap. Didekapnya pemuda itu dengan erat dengan mata yang sudah memerah.
"Lo kemana aja, sialan?! Gue nyariin lo daritadi! Gue kan udah bilang, jangan tinggalin gue."

Pemuda yang tidak lain adalah Bentala hanya diam tanpa membalas pelukan Antares.
"Gue tadi pengen cilok, terus pergi ke taman, eh ketiduran di bawah pohon."

Alasan Bentala memang tidak masuk akal di telinga Antares dan Geska, karena Geska sendiri melihat anak itu yang tiba-tiba mengerang kesakitan hingga tubuhnya kejang. Namun mereka seolah tidak mempermasalahkan itu, yang penting Bentala sudah ketemu.

"Lo sekarang istirahat, gue bakalan panggil dokter ke sini," pinta Antares dengan tangan yang menempel pada kening Bentala.

"Elsa mana?" Tanya Bentala pada Geska.

"Di kamarnya Antares."

Tanpa membalas kembali jawaban Geska, Bentala langsung pergi menuju kamar Antares, membuat si empunya kamar menghela napasnya.

"Ares, kakek mau bicara." Aksen melangkah pergi dari hadapan Antares dan Geska, menyisakan keduanya dengan suasana canggung. Hanya Geska saja yang merasakan suasana itu, apalagi tatapan tajam yang dilayangkan oleh Antares.

"Lo bisa bawa Elsa pulang, udah malem, kasihan. Bentala harus istirahat juga." Setelah itu Antares menyusul Aksen, meninggalkan Geska yang kini merasakan sesak di dadanya akibat ucapan Antares. Padahal ia ingin berlama-lama di sini, tidak apa-apa jika Antares mengabaikannya, hanya dengan melihatnya saja Geska sudah senang.

Geska melangkah menuju kamar Antares, terlihat Bentala yang sedang tidur dengan memeluk Elsa yang ternyata bangun.

"Dipeluk siapa itu?" Ujar Geska dengan suara berbisik. Elsa hanya tertawa dengan menunjukkan giginya yang baru tumbuh dua itu.

"Ayo sama abang." Menjulurkan tangannya untuk meraih tubuh kecil Elsa. Namun gadis itu malah menyembunyikan mukanya pada leher Bentala.

"Jangan gitu, nanti abangnya bangun. Elsa sama abang sini, kita pulang ke rumah, ya?" Bukannya menurut, Elsa malah memekik dan menangis hingga membuat Bentala bangun.

"Eh, Elsa kenapa nangis, Ka?" Tanya Bentala dengan mata yang memerah.

"Maaf jadi kebangun, La. Mau ajak Elsa pulang, belum makan malam dianya." Geska merasa tidak enak karena pemuda itu terbangun dari tidur pulasnya.

"Makan di sini aja, nanti biar gue yang bilang, deh. Tidur sini juga ya, Ka? Kasurnya Ares muat buat empat orang lebih, apalagi Elsa kecil." Permintaan Bentala itu membuat Geska sedikit terkejut. Bagaimana mungkin anak itu menyuruhnya tidur di sini saat hubungannya dengan Antares yang tidak baik-baik saja.

"Lo tidur samping gue, biar Elsa deket Antares, deal!" Bentala tersenyum senang saat melihat Geska tidak menolak dan pasrah.

__

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang