12. Mengambil Mangsa

72 11 14
                                    

AYO SEMANGAT BACANYA BENTAR LAGI ENDING HUHU

Ketika kami berpisah, kami akan selalu saling teringat - KKN ZERO UNIVERSITY
















Ketika kami berpisah, kami akan selalu saling teringat - KKN ZERO UNIVERSITY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~ CHAPTER 12 ~~~~~

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, anak-anak yang memilih untuk tetap tinggal di sana sama sekali tak bisa tertidur. Mereka berlima pun tidur di satu kamar yang sama.

"Mereka pasti sekarang udah keluar dari kampung." Suara Nero memecahkan keheningan.

Ryuu setuju. "Udah dua jam lewat, mereka pasti udah di dalam bus. Apa tadi gue seharusnya ikut pulang aja, ya?"

Mendengar itu Savero mengambil ponselnya. "Tapi belum ada info dari Bang Renzo, katanya kalau udah keluar dari kampung bakal dia kabarin."

Ziven terduduk. "Apa jangan-jangan mereka diganggu lagi? Mereka pasti diikutn!"

Semuanya pun terduduk, di keadaan seperti ini sangat mustahil mereka bisa tertidur dengan nyenyak. Nyawa mereka sendiri dan juga nyawa teman yang lain sedang dalam bahaya.

"Jangan kayak gitulah!" sahut Ryuu tak suka. "Setidaknya mereka harus berhasil pergi dari kampung ini, meskipun gue nggak tahu apakah nyawa gue bakal selamat atau nggak. Soalnya malam ini malam Jumat kliwon dan tinggal tiga jam lagi menuju tengah malam."

Serempak mereka menyalakan ponsel masing-masing dan terlihat jelas di layar persegi panjang tersebut jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih lima menit.

Savero menghela nafas panjang. "Mereka harus keluar dengan selamat dengan begitu Pak Ibram bisa tahu dan mengirim bantuan ke sini."

"Gue rasa itu mustahil," celetuk Ziven. "Waktu tiga jam nggak akan cukup, masalahnya yang kita hadapi ini bukan pembunuh ataupun perampok. Tapi berhubungan dengan hal-hal gaib, meskipun kita pergi dari sini kalau kita sudah dijadikan target, kita akan tetap mati kalau inti dari semua masalah ini belum kita selesaikan."

Nero menjentikkan jarinya. "Bener, kenapa kita nggak kepikiran hal itu? Seharusnya kita cepat bertindak, jangan cuma rebahan nggak jelas di sini."

"Kian!" panggil Savero. "Lo tahu gimana caranya biar semua ini selesai 'kan?"

Kian menggeleng. "Gue nggak tahu, Kak. Tapi mungkin Arman tahu caranya gimana."

Ziven menepuk pundak Kian dengan semangat. "Kalau gitu cepetan kita cari dia!"

Belum juga Kian sempat menjawab, suara ketukan di pintu rumah terdengar begitu nyaring. Savero buru-buru membukanya.

"Hael?" Savero mengerutkan keningnya bingung mendapati sosok Hael yang begitu berantakan. "Kenapa balik lagi ke sini?"

Nero pun ikut kebingungan. "Kenapa? Ada apa?"

Ryuu ikut nimbrung. "Yang lain mana? Kenapa cuma sendiri? Nikko mana?"

KKN ZERO UNIVERSITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang