13. SIMFONI CAKRAWALA

57 8 7
                                    

Hallo warga! Kembali lagi bersama aku dan tulisan bahagiakuuu❤️‍🩹❤️‍🩹
Selamat membaca!!

Salam ALLGRASR, Salam satu jalan!

Salam ALLGRASR, Salam satu jalan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


**

"Manusia dengan segala perjalanan hidupnya."
**

13. SIMFONI CAKRAWALA

Malam yang tenang namun terkesan sunyi, Jeka duduk sendirian di balkon kamarnya, merenungi kilauan bintang yang bertebaran di langit. Angin malam yang sejuk mengelus wajahnya, seakan ingin menenangkan hati yang sedang gundah. Sesekali, dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya yang bergolak.

Suara ketukan pintu yang terdengar membuat Jeka tersenyum tipis, ah, ia tau siapa sosok itu. "Nggak dikunci Mami, masuk aja."

Mami datang dan duduk di samping Jeka, dengan membawa aroma hangat dari secangkir teh yang dia bawa. "Kenapa di balkon, anak Mami?"

Jeka mengalihkan pandangannya dari langit ke arah Mami, terlihat ada keraguan di matanya. "Sejuk aja Mi," jawabnya singkat.

Mami tersenyum, mengerti bahwa ada sesuatu yang mengganggu putranya. "Mami dengar kamu ketemu Papi beberapa hari yang lalu. Bagaimana, semuanya baik-baik saja?"

Jeka terdiam sejenak, menarik napas sebelum akhirnya bicara. "Baik, Papi selalu baik sama Jeka," suara Jeka bergetar menahan emosi.

"Jangan pernah nangis karna Papi lagi ya, Mami sedih lihat mata kamu sembab pagi kemarin." Mami meraih tangan Jeka, menggenggamnya erat. "Jeka, Mami minta maaf udah bawa kamu sejauh ini. Maaf nak, kamu jadi ikut merasakan ketidak nyamanan dalam hidup Mami."

Jeka menundukkan kepala. "Mami jangan ngomong gitu. Jeka yang berterima kasih karna Mami mau jadi ibu, Jeka. Mami mau punya anak kayak Jeka. Mi, maaf ya Jeka masih suka bandel, masih jadi anak nakal, masih susah dengerin kata Mami. Tolong selalu sama Jeka, Mi."

Mami mengusap punggung Jeka. "Kamu selalu memiliki tempat di hati Mami. Nak, sebanyak itu teman-teman kamu di panti, cuma kamu yang bisa buat Mami yakin kalau kamu memang anak Mami, kamu memang sengaja Tuhan kasih buat Mami."

Jeka terdiam sejenak, matanya mulai berkaca-kaca. "Tapi karna ada Jeka disini Mami jadi kehilangan Papi... Jeka sering ngerasa nggak pantas buat dapat kasih sayang Mami," ujarnya dengan suara yang mulai serak.

Mami menggenggam tangan Jeka lebih erat, menatapnya dengan penuh cinta dan kehangatan. "Jeka, sayang, setiap anak itu berharga, termasuk kamu. Papi pergi dari Mami bukan karna kamu. Kamu pernahkan ngerasain disayang sama Papi, itu tulus nak, Papi memang sayang kamu. Cara Papi ingin lepas dari Mami yang mengatas namakan kamu itu bohong. Mami paham alasan Papi, kita juga nggak bisa nyalahin Papi. Suatu saat kalau Jeka udah paham tentang banyak hal, kamu pasti akan ikuti langkah Papi buat ningalin seseorang yang sama seperti Mami."

UNTUK JEKA KASTRIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang