26

108 19 4
                                    

Arjuna membawa Devan ke area belakang rumah sakit yang lebih sepi, mendudukan tubuhnya di kursi yang ada disana "Duduk" Ucapnya tapi dia begitu kaget ketika Devan malah berlutut dan Arjuna dengan sigap menghalangi. Perasaannya campur aduk. Nyatanya masih ada yang mengganjal.

"Jangan ginii... bangun ya" Ucap Arjuna.

"Saya minta maaf" Katanya dengan nada yang begitu parau. "Saya tau dari awal ini salah saya dan James. Saya minta maaf juga mewakili James ke kamu. Maaf Jun... bertahun tahun saya nunggu hari ini untuk bisa minta maaf sama kamu" Arjuna kini bergeming air matanya mulai bergenang. Kata maaf, apa sebenarnya ini yang dia tunggu? Sebenarnya, Arjuna memang pernah mendengar Devan dan James tapi tidak pernah besinggungan langsung.

"Saya minta maaf atas kehilangan kalian... saya tau gimana rasanya saya tau jelas" Devan mulai terisak. "Saya tau gimama rasanya kehilangan anak yang bahkan belum bisa bernafas di dunia" Ucapan Devan membuat Arjuna melihat ke arahnya. Arjuna ikut menangis lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan Devan, obrolan tentang ini membuatnya tak kuasa lagi menahan tangis. Walau tidak menjelaskan lebih lanjut tapi Arjuna paham apalagi melihat betapa berantakannya pria dihadapannya "Jangan salah paham Jun... dia punya aku dan James... ga ada hubungannya dengan Theo" buru buru Devan meluruskan hal yang sama sekali tidak pernah dipikirkan Arjuna.

"Jujur Junaa... saya ga ada niatan untuk melakukan semua ini... saya bener bener ga sadar... saya depresi waktu itu... kehilangan anak... kehilangan suami... dan disalahkan bikin Saya ga bisa berfikir apa apa... tujuan kami datang ke Theodore awalnya untuk meminta maaf, karena dari awal saya dan James bersama itu melukai hati Theo... sampai kami berfikir mungkin kenapa kami terus terusan dilanda hal seperti ini adalah karma kami ke Theo. Tapi bukannya meminta maaf, kami lagi lagi malah hancurin Theo, lagi dan lagi. Sekitar 6 bulan, saya dirawat intensif bener bener gabisa berfikir pernah bahkan saya ga sadar kalau ada Theo disamping saya atas permintaan James sebelum dia meninggal. Saya bener bener ga bisa berfikir normal... saya bahkan berkali kali berharap Tuhan bawa saya pergi saja" Katanya dengan jeda,

"Setelah keadaan saya membaik, saya sadar saya sudah terlambat. Saya tau kalau Theo sudah cerai sama kamu, saya sudah suruh Theo untuk balik sama kamu, bahkan saya udah minta dia buat antar saya ke kamu ketika saya sadar untuk minta maaf. Tapi Theo... Theo akhirnya meledak... saya membaik tapi Theo yang ga baik baik aja. Saya yakin dia ga bilang ini sama kamu" Nyatanya masih banyak yang Theodore sembunyikan dari Arjuna.

"Dia di rawat, saya masih inget gimana lihat dia teriak terisak manggil nama kamu dan terus menerus meminta maaf,  beruntung waktu kejadian kita memang di rumah sakit tempat saya di rawat jadi ada dokter yang langsung menangani, saya bingung siapa yang harus saya kasih tau karena saya ga kenal siapa siapa, mau menghubungi kamu atau orang tuanya pun saya malu Jun... saya ngerasa bersalah saya bingung... dan rasa takut disalahkan menggerogoti saya, akhirnya yang saya hibungi pengacara Theodore, karena beliau beberapa kali datang ke rumah sakit untuk mengurusi sengketa dengan keluarga James dan minta dia supaya bisa mengatur alasan kenapa Theo tidak pulang dan ke kantor, kamu bisa tanya pengacaranya kalau kamu meragukan ucapan saya... Saya bener bener ga bermaksud"

"Dia bener bener cinta sama kamu Jun... saya tau itu dari awal kita ketemu lagi, ketika Theo akhirnya bilang dia sudah memaafkan kami karena ucapan dari kamu... gaada apa apa diantara kita, karena hati aku udah untuk James dan Theo untuk kamu. Waktu itu Theo berhasil survive dalam tiga bulan, itupun karena dia lihat video kamu dan Yoshua akhirnya dia ingat kalau ada Mario yang dia tinggal. Dari situ dia memang ada untuk saya, tapi berkali kali pun dia bilang dia melakukan itu buat menepati janji sama James." Devan terisak lagi dan Arjuna bingung mengetahui fakta ini, dimana Theodore sudah melewati masa yang begitu sulitnya sendirian.

"Mungkin berapa bulan ini karena kita sudah lelah, akhirnya kita coba untuk bersama, itupun sebenarnya ga pernah berhasil, bahkan saya berkali kali selingkuh supaya Theo bisa dengan mudah lepasin saya. Jujur saya senang ketika akhirnya kamu balik, Theo sudah berhenti konsumsi obat setelah mulai komunikasi lagi sama kamu"

"Dia konsumsi obat?"

"Iyaa sampai hari ini... Aku bener minta maaf sama kamu Jun... aku gatau lagi aku harus gimana... setiap ketemu kamu pun aku ga akan berani samperin karena rasa bersalah aku... rasa malu aku harus berhadapan sama kamu"

"Bangun Van... jangan kaya gini bangun yaa... kamu jangan nyalahin diri kamu terus... aku ga pernah ada dendam apa apa sama kamu... kita pisah... memang komunikasiku sama Theo yang jelek sampai kita ada di titik sekarang, dan alasan terbesar aku pisah sama dia bukan gara gara kamu... kalau kamu mau maaf dari aku, dari awal aku sudah maafkan Van... titik dimana aku sudah mau bicara lagi dengan Theodore itu berarti aku sudah bisa mengikhlaskan apa yang terjadi sama aku dimasa lalu..."

"Terimakasih karena kamu udah memberanikan diri untuk datang ke aku... terimaksih untuk kata maaf dan kejujurannya... udah ya Van... kita tetap harus jalani hidup kita dengan baik sekarang... berhenti terjebak di masa lalu" Ucap Arjuna sambil memeluk Devan, merasakan penderitaan pria yang terlihat sangat rapuh dihadapannya.

Devan hanya bisa menangis, ketika meraskaan kehangatan pelukan tulus Arjuna. Penyesalannya tetap tidak bisa menghilang, bagaimana mungkin dia bisa merasa tenang ketika tanpa sadar sudah menghancurkan dunia dari seseorang sebaik Arjuna.

"Maaf... Maaf" Lirihan kata maaf terus terucap disela tangisnya.

Di pojok sana Theodore melihat dengan diam, dengan perasaan hancur, penyesalan,  rasa yang tidak bisa dia jelaskan.

Between Two ( Taeten )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang