6; Jangan dulu.

736 78 5
                                    

Selamat membaca ~

.

.

.


"Helisma Putih Dunia Nirmala!" Panggil Pembawa acara,

Beberapa menit pun berlalu. Sampai Nama Eli Pun di Panggil. Mereka Pun juga selesai berpelukan, untuk melepaskan Eli, pergi ke panggung

Perasaan Eli campur aduk, antara canggung, dan juga Bersemangat. Tetapi, ia percaya diri, karena sesuatu yang dirasa akan gagal, belum tentu sepenuhnya gagal.

"Semangat Helisma!" Seru Muthe dan Gita dengan Serentak.

Eli Pun Mulai Melangkahkan kaki ny Menuju Panggung dengan bersemangat.

"Selamat Pagi Menuju Siang Wahai Bapak Ibu!" Sapa Eli Menuju Para Penonton dengan Penuh Suka Cita dan Penuh semangat hingga energi kegembiraan nya mencapai belakang panggung maupun Belakang Panggung.

MGS

Selang beberapa menit, Eli kembali kebelakang panggung dengan perasaan lega karena ia berhasil menyelesaikan cerita miliknya itu.

Bukan hanya Eli saja yang merasa bangga, Muthe, dan Gita ikut bangga, sudah menyampaikan cerita keren dan lucu miliknya itu.

"Lu cocok jadi penulis novel, genre komedi, Li! " Seru Muthe yang akan ia gapai dikemudian hari.

"Doain ya! Impian gua banget itu! " Kata Eli.

Di gelak tawa tersebut, tanpa disadari oleh ketiga gadis tersebut, ada dua orang pria yang datang.

Dua orang pria tersebut berdiri tak jauh dari mereka bertiga, dan juga mereka masih belum menyadari kedua pria tersebut.

Tidak mungkin dua pria tersebut adalah staff, satpam, ataupun Guru guru sekolah BINA ALASKA. Kemungkinan mereka berdua adalah wali murid dari dua orang siswa atau siswi.

Mereka mengambil sesuatu dari dalam saku celana mereka. Dan, keluarlah dari masing masing saku, sebungkus rokok yang masih penuh.

Salah satu dari pria tersebut juga mengeluarkan korek api. Kedua pria itu membakar rokok tersebut,

Menimbulkan asap yang cukup banyak, sampai asap rokok itupun dihirupnya oleh Gita.

Dari kecil, paru paru gadis itu sangat sensitif. Tak bisa ia menghirup asap.

Ya, benar saja, Gita merasa sakit di dada kiri nya, nafasnya tidak bisa keluar, seakan ia tak diperbolehkan untuk bernafas.

Wajahnya pun mulai memucat. Saat itu Gita duduk dipertengahan Eli dan Muthe, tentu mereka langsung menyadari hal tersebut.

Tanpa basa-basi, mereka menyadari apa yang dialami Gita saat ini. Mereka mengenal Gita sangat dalam.

"Gu .. Gua gapapa .. tenang! " Tak mau gadis tersebut membuat kedua temannya khawatir.

Namun, terlambat. Keduanya sudah khawatir melebihi kata 'Khawatir'

Dalam hitungan menit, Gita tak sadarkan diri, alias ia pingsan.

Dengan sigapnya Eli, ia langsung mengambil ponselnya, untuk menelpon Shani yang masih menonton acara itu.

Bungsu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang