꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 22⋯🧸ᵎ❞꒱

90 18 2
                                    

Tidak mengerti, itulah yang kini Sullyoon rasakan tatkala didepan pintu rumahnya. Berdiri Bae Suzy dengan tatapan angkuhnya dan tangan terlipat didepan dada. Pakaian wanita itu telah rapih dan elegan tak lupa make up cantik memoleskan wajahnya yang anggun.

Wania itu menatap Sullyoon, seolah gadis Seol itu adalah hewan rendahan yang sama sekali tidak pantas mendapatkan tatapan lebih baik dari apa yang ia layangkan saat ini membuat Sullyoon tersenyum canggung. Tidak nyaman dengan tatapan merendahkan ibu kandung dari kekasihnya itu.

"Jauhi Jinsol" Suara dingin nan tegas itu mengalun dengan lancar dari bibir yang di poles warna merah menggoda layaknya red wine. Tidak ada yang berubah dari ekspresi wajahnya meski intonasi nadanya mampu menusuk dada Sullyoon.

"Saya memintamu dengan baik-baik, lagipula keluarga kami menentang LGBT. Sampah bumi seperti kalian seharusnya musnah" Lagi-lagi ucapan tajam itu terhunus layaknya pedang, menembus jantung Sullyoon yang nampak tak bisa bereaksi apapun. Pergelangan tangannya yang memegang kenop pintu dingin namun ia tak perduli. Bae Suzy yang berdiri diluar pintu utama rumah keluarga Seol lebih dingin dari suhu yang kini semakin drastis.

Tzuyu dan Sana sedang tidak di rumah, Sullyoon sendirian dan tidak mengerti tentang situasi dimana ibu kekasihnya itu bertamu pagi-pagi namun saat ia mempersilahkannya masuk dengan senyuman hangat wanita itu malah menghunuskan kata-kata tajam kepadanya. Sullyoon hanya mampu termenung di tempatnya.

Keheningan menyambut keduanya dimana Sullyoon memang tidak menemukan kata untuk membela diri atau menyangkal ucapan itu, ini bukanlah drama picisan dimana semakin keras ia bicara maka semakin besar kesempatannya untuk menang. Tidak! Ini sebuah kenyataannya dan jika ia salah bicara, dirinya tidak yakin apa yang akan terjadi diantara dirinya dan Bae.

"Lo ngapain disini?!"

Suara dingin dengan nada menusuk itu terdengar tak jauh, sedikit menyentak dengan tidak sopannya membuat Suzy menoleh kebelakang bersama Sullyoon hanya untuk menemukan Bae berdiri dengan seragam sekolahnya lengkap. Menatap tidak senang kehadiran Suzy.

Bae melangkah mendekat dengan terburu-buru, firasatnya sudah buruk saat ia mendengar deru mobil Suzy berhenti didepan rumah keluarga Seol tatkala ia baru membuka matanya. Jadi ia berusaha dengan kilat mengenakan seragamnya dan pergi mengejar ibunya. Tanpa sarapan ataupun mandi.

Suzy hanya menaikan sudut bibirnya, menatap putri kandungnya itu dengan tatapan yang tidak begitu pantas. Picik dimatanya tidak dapat disembunyikan didepan Bae yang tengah mengepalkan tangannya sangat erat. Buku tangannya memutih karena hak tersebut namun Bae tak merasakan apapun karena fokusnya hanya tertuju pada Bae Suzy.

Bae berjalan mendekat, sangat terburu untuk menabrak bahu Suzy dari belakang dan berdiri menjadi tameng Sullyoon, tubuhnya yang kurus dan tinggi menjulang didepan Suzy yang nampak mendengus meremehkan sikap putrinya yang sok membela sosok gadis berwajah polos yang menurutnya persis seperti hama saat ini.

"Kamu berpikir itu keren? Sangat tidak sopan Jinsol" Ujar Suzy dengan santainya. Tangannya yang semula terlipat didepan dada kini turun dikedua sisi tubuhnya. Salah satu tangannya memegang rantai tas mahalnya dengan tidak begitu erat.

"Persetan atas kesopanan, orang tua gagal mana pantes di hormati" Ujar Bae dengan keras. Giginya bergemelatuk karena menahan amarah dan rasa panik mengenai apa saja yang dikatakan sosok wanita didepannya ini pada Sullyoon. "Apa yang Lo lakuin disini?"

Suzy menatap Bae dengan ekspresi polos yang dibuat-buat, dirinya menunjuk dirinya sendiri sembari sedikit mencondongkan tubuhnya supaya wajahnya bisa dekat dengan milik sang putri. " Hanya memberitahukan saja jika keluarga Bae membenci kaum Lesbian dan mengatakan jika kaum menjijikan itu harus nya ada di neraka saat ini"

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang