BoR II (Sangga & Rengganis)

682 27 0
                                    

Genre : Romance

Tema : Married Life, Lil-bit angs

Rating : 21 +

Jumlah Part : 6

Harga : IDR 20.000

Blurb :

Perjodohan kuno, tradisi turunan keluarganya yang tidak masuk akal. Sebagai generasi ke empat dari tradisi kuno nan tidak masuk akal itu, Sangga jadi ikut kena getahnya. Dinikahkan oleh seorang gadis yang bahkan belum pernah ia kenal. Rengganis namanya. Perempuan anggun dengan senyum manis. Gadis itu sebenarnya begitu sopan bahkan saat pertemuan pertama mereka. Namun begitu, Sangga tidak bisa yakin bahwa pernikahannya dan Rengganis akan berjalan dengan baik.

Mengapa?

Karena ada satu lagi tradisi konyol di dalam keluarganya. Yaitu, laki-laki yang dijodohkan berselingkuh dengan wanita lain sampai menikahi wanita selingkuhannya itu dan membuat istri pertamanya merana.

Saat ini Sangga tidak berniat untuk melakukannya. Belum ada perempuan yang menarik matanya. Namun sayangnya, hal itu berlaku juga untuk Rengganis, perempuan yang akhirnya menikah dengannya. Secantik, seanggun dan sesopan apa pun gadis itu, belum mampu menggetarkan hatinya.

Setidaknya sampai ....

"Se—sebenarnya, aku udah jatuh cinta dengan Mas Sangga sejak tiga tahun yanglalu."

Pengakuan tidak terduga wanita itu di malam pertama pernikahan mereka.

....

BAB 1

....

              Sangga adalah sulung dari tiga bersaudara. Ditambah dua lagi kalau ditambah adik tiri—anak dari hasil perselingkuhan ayahnya dengan wanita yang akhirnya dia nikahi—berarti jadi lima bersaudara. Memiliki adik tiri yang asal usulnya dari hal yang tidak baik saja sudah dapat menjelaskan bagaimana keluarga tempat lelaki itu tumbuh, bukan?

Hancur berantakan.

Itulah yang dia tahu mengenai keluarganya. Orang tuanya tidak harmonis, hubungannya dengan adik-adiknya pun demikian. Sangga dan adik-adiknya bahkan tidak saling menyapa walau berpapasan. Mereka hidup masing-masing, tanpa pernah berniat untuk mengakrabkan diri. Namun, meski begitu, Sangga adalah anak yang cukup penurut.

Ya, dia anak yang penurut. Baik kepada Mama dan Papanya, atau pun kepada Opanya—orang dengan kedudukan tertinggi di keluarganya. Sejak kecil, Sangga akan melakukan apa saja yang diperintahkan tetua di keluarganya. Jurusan kuliah, karier, bahkan juga percintaan.

Dia dititah untuk menjadi penerus perusahaan keluarga. Maka kini, Sangga menjabat posisi direktur operasional di perusahaan keluarganya yang masih dipegang oleh ayahnya sebagai direktur umum dan kakeknya sebagai komisaris utama.

Dia juga dititah untuk menikah dengan seorang perempuan pilihan Opanya. Maka kini, Sangga datang menghadiri pertemuan keluarga dengan wanita tersebut. Duduk di hadapan calon istrinya itu yang tidak jarang dia lihat mencuri pandang padanya. Meski begitu, wajah Sangga tetap datar, tanpa ekspresi apa pun meski sekali dua kali, pandang mereka berpapasan.

Beginilah memang dirinya. Menjalani hidup bak robot tak berperasaan. Lagi pula, untuk apa menggunakan perasaan kalau semua rasa yang ia miliki hanya kesakitan? Lebih baik tidak menggunakan perasaannya sama sekali bukan?

Dalam berbagai hal, Sangga benar-benar tidak menggunakan perasaannya. Saat dia ada di antara keluarganya, saat dia menjalani pendidikannya, saat dia menjalani pekerjaannya, juga mungkin saja, saat nanti dia akan menikah dengan Rengganis. Karena, Sangga sudah memutuskan akan hidup seperti ini sampai dia mati nanti. Menjalani kehidupannya yang tiada arti.

Book Of RomanceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora