BoR II (Ariana & Zayn)

422 30 1
                                    

Blurb :

Ariana itu penakut dan parnoan. Anehnya, dia hobi sekali menonton film horor dan jalan-jalan. Asalkan, tidak sendirian. Namun, di usianya yang sudah 28 tahun ini, temannya untuk diajak bepergian semakin menipis. Mereka sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Hingga akhirnya, Ariana kesulitan untuk mendapatkan teman menonton film horor dan juga teman berliburnya.

Sampailah dia bertemu dengan Zayn, seorang berondong menggemaskan yang usianya tiga tahun di bawahnya yang merupakan teman dari adik sepupunya. Lelaki itu ternyata tengah merencanakan liburan ke tempat yang juga ingin Ariana kunjungi.

Ariana sudah memutuskan. Dia akan mengadopsi Zayn sebagai adik lelakinya. Mengajak Zayn menonton film bersama dan juga pergi berlibur bersama.

.....

PART 1

              Hidup sebagai anak bungsu dengan ke tiga kakaknya sudah menikah, Arian terkadang merasa kesepian. Hidupnya yang dulu amat ramai dan menyenangkan di rumah, menjadi begitu sunyi. Kesunyian itu Ariana rasakan akhir-akhir ini. Apalagi, kedua orang tuanya yang mulai sering berlibur berdua, berpindah-pindah tinggal di rumah anak-anaknya yang sudah menikah untuk menengok cucu. Membuat Ariana sering ditinggalkan di rumah sendirian, dengan hanya beberapa ART yang bekerja.

Maka dari itu, karena tidak menyukai sunyi dan juga mudah parno dengan kesendirian, seringnya Ariana menginap ke rumah sebelah. Rumah om dan tantenya—saudara kembar dari ibunya. Meski di sana pun tidak terlalu ramai karena sepupu-sepupunya juga sudah pada menikah, setidaknya masih ada satu lagi adik sepupu laki-lakinya yang masih tinggal di sana. Bisa Ariana recoki sesuka hati. Meski balasannya, tidak jarang Ariana di maki-maki sebab Naka—adik sepupunya itu galak sekali.

Seperti pagi ini di mana Ariana baru saja kena semprot Naka karena dia membangunkan lelaki itu yang masih terlelap di alam mimpi. Naka berteriak, mengusirnya dari kamar bahkan menutup pintu. Hingga Ariana pun tidak memiliki pilihan untuk menangkring di meja makan, menunggu sarapan pagi disiapkan oleh ART rumah.

"Ibu sama Ayahmu ke mana lagi hari ini?" Pertanyaan itu datangnya dari Saka—Omnya—yang tengah ada di meja makan, sedang menikmati kopi paginya sembari membaca koran.

"Bukan hari ini, Pi, tapi dari tiga hari yang lalu Ibu sama Ayah nggak pulang-pulang, nginap di rumah Kak Aska." Aska—atau nama jelasnya adalah Alaska adalah kakak pertama Ariana yang sudah memiliki tiga anak. Masih tinggal di kota yang sama dengan mereka sehingga membuat rumah kakak pertamanya itu yang paling sering didatangi oleh kedua orang tuanya.

"Kamu kenapa nggak ikut aja nginap di rumah Aska?" tanya Saka lagi.

"Jauh dari kantor, Papi," sahut Wanita itu, terbiasa memanggil Papi pada omnya sendiri, mengikuti bagaimana sebutan sepupunya pada sang ayah. "Lagian kalau Ari nginap, pasti itu bocil-bocil ngerjain Ari seharian. Disuruh ini disuruh itu. Huh, Ari dijadiin pesuruh sama mereka, Pi. Mana mereka pada nggak bisa diam. Capek!"

Saka malah mengekeh. "Kamu sama Sana juga dulu begitu. Nggak bisa diam. Sampe gede juga nggak bisa diam, sukanya jalan-jalan terus."

Sana adalah anak kedua Saka. Sohib Ariana yang sering menemaninya jalan-jalan dan shoping. Hobi mereka sama-sama menghamburkan uang untuk bersenang-senang sehingga keduanya teramat cocok untuk berteman. Sayangnya, Sana sudah tobat bersenang-senang dan menghamburkan uang saat dirinya menikah dengan seorang duda anak satu. Menjadi istri dan ibu, membuat wanita itu menjadi sedikit lebih dewasa dari pada Ariana yang masih suka cengengesan menghabiskan uang.

"Makanya kamu nikah aja lah, Ri. Lihat tuh Sana, dia jadi agak kalem dikit setelah nikah. Lebih dewasa dia Papi lihat sekarang. Biar nggak kesepian juga. Kamu kan penakut. Nggak berani di rumah sendirian, apalagi kalau malam," ujar Saka lagi.

Book Of RomanceWhere stories live. Discover now