Wendy memeluk erat wanita mungil kesayangan nya itu, sementara Joy sibuk melihat dokumen salah satu pasiennya.
"Apa kamu akan memeriksa pasien kamu lagi?" Wendy yang mencium rambut Joy.
"Iya sayang... Aku harus memeriksa pasien ku yang di kamar seratus dua.." Joy berbalik menatap Wendy.
"Apa aku akan di tinggal?" Wendy mempoutkan bibirnya.
"Aku hanya sebentar sayang..." Joy yang mengelus pipi Wendy sebelum ia mencium batang hidungnya.
"Yasudah... Kalau begitu cuci lah tangan mu terlebih dahulu..." Wendy yang mengangguk.
"Aku akan kembali memelukmu jika aku sudah selesai..." Joy melonggarkan pelukan mereka lalu pergi menuju toilet untuk mencuci tangan nya.
Di saat yang bersamaan pula, handphone Wendy berbunyi tanda ada pesan masuk membuat Wendy membuka pesan tersebut.
Seul.
Kembali ke mension
Ada yang ingin daddy katakan
Pada kita semua.$$$
Lisa sedikit tersengal sengal menyerang dua orang yang berada di hadapannya itu.
Sedangkan kedua pria yang menyerang dirinya itu kembali berdiri dengan nafas yang sedikit tidak beraturan juga.
"Sebenarnya kalian ini siapa huh?!" Lisa yang kembali memasang kuda kuda.
"Kau tak perlu tau." Ucap salah satu dari keduanya yang kembali menyerang Lisa.
Untungnya Lisa dengan cepat menangkis serangan tersebut sebelum ia meninju kuat bagian perut pria itu.
Lisa kembali menendang dengan keras bagian telinga kiri pria lainnya.
Sebelum keduanya berdiri, Lisa menarik salah satu lengan dari kedua pria itu lalu mematahkannya membuat dirinya mengerang. Kawanannya juga di tinju kuat oleh Lisa yang sudah sedikit kelelahan.
"Lisa!"
Lisa menoleh mendapati Jennie yang berlari ke arahnya membuat ia sedikit terkejut.
"Sayang?" Lisa yang berucap saat Jennie memeluknya.
"Apa yang kamu lakukan?!" Jennie yang melonggarkan pelukan nya lalu melihat dua pria asing yang terkapar tak berdaya.
"A-aku.."
"Bicarakan ini di apartemen ku."
$$$
Lisa sedikit lenguh saat Jennie menekan lukanya sebelum ia memasang perban tersebut.
Setelah selesai mengobati Lisa, Jennie membereskan kotak medisnya lalu menatap Lisa yang hanya terdiam.
"Apa itu masih perih?" Jennie berucap.
"Sudah tidak terlalu... Terima kasih, hon.." Lisa tersenyum tipis.
"Katakan pada ku siapa mereka, sayang." Jennie membuat Lisa terdiam.
"Aku melihat nya dari awal..." Ucapan Jennie membuat Lisa menyirit.
"Bagaimana bisa kamu ada di sana?" Lisa yang bertanya balik.
"Aku tak sengaja melihat kamu saat aku hendak melewati jalan tersebut.." Jawab Jennie duduk di samping Lisa.
Lisa yang mendengar itu hanya menghela nafas sebelum ia menatap Jennie.
"Aku juga tidak tau mereka siapa, sayang.." Lisa menarik pinggang Jennie.
"Tapi aku rasa mereka adalah orang suruhan si pembunuh itu.." Lanjut Lisa membuat Jennie menyirit.
"Pembunuh?" Jennie bertanya.
"Ya... Si pembunuh orangtua ku beberapa tahun yang lalu... Tepatnya orangtua kami berempat." Lisa mengangkat Jennie kepangkuan nya.
"Eh?"
"Dia benar-benar mengincar kami juga untuk di bunuh.." Ucap Lisa.
"Tunggu... Apa maksud mu, hon???" Jennie menangkup wajah Lisa.
"Kamu ingin mengetahuinya?" Lisa bertanya.
"Ya... Jika kamu ingin menceritakan nya.." Jennie berucap.
$$$
L
isa masuk kedalam mension sembari membuka jaketnya.
"Apa yang terjadi dengan mu, hyung?" Jisung yang menyirit melihat Lisa.
"Dua orang aneh kembali menyerang ku lagi tadi siang.." Jawab Lisa.
"Mereka menyerang mu lagi?" Wendy yang juga baru sampai di mension.
"Ya... Aku benar benar tak tau kenapa mereka terus menyerang kita..." Lisa yang menyirit.
"Apa Jisoo belum kembali juga?" Seulgi yang muncul dari ruang kerja mereka.
"Belum.. Apa kau sudah menghubungi nya?" Tanya Wendy sembari menggeleng.
"Sudah... Akan tetapi dia tak membalas pesan ku.." Ucap Seulgi.
"Aku rasa handphonenya mati... Dia pasti akan kembali.." Ucap Wendy.
"Yasudah... Ayo ke ruangan... Daddy menunggu kita semua.." Ucapan Seulgi di angguki ketiganya.
Mereka berempat masuk kedalam ruangan tersebut dan melihat sebuah monitor besar memunculkan seo joon yang menyirit.
"Dimana kakak sulung kalian?" Seo joon bertanya.
"Aku rasa dia akan terlambat dad.." Jawab Lisa.
"Lisa benar dad... Bahkan Jisoo tak membalas pesan ku..." Ucap Seulgi.
"Apa dia baik baik saja?" Seo joon yang bingung.
"Jisoo baik baik saja dad... Aku rasa handphone anak itu mati.." Ucap Wendy mengangguk.
"Ah, aku sedikit khawatir dengannya... Semoga saja dia baik baik saja.." Ucap Seo joon.
"Yasudah, nanti beritahu lah pada nya soal percakapan kita ini.."
"Tunggu... Apa yang terjadi dengan wajah mu, Lisa?" Seo joon yang melihat wajah Lisa.
"Ah, kemarin malam Jisoo memukul ku karena aku terlalu mabuk dad... Aku tak apa.." Ucapan Lisa itu membuat Wendy menyirit namun ia mengerti kenapa Lisa mengatakan hal tersebut.
Mereka tak ingin Seo joon tau bahwa anak anaknya itu dalam situasi yang sedikit berbahaya.
"Ckck kau ini... Lainkali jangan terlalu banyak meminum bir, nak.." Ucap Seo joon.
"Iya dad.." Lisa yang menyirit.
"Ya dad.." Lisa mengangguk.
"Ada apa dad? Apa kita memiliki misi penting?" Seulgi bertanya.
"Daddy hanya ingin mengatakan pada kalian untuk berhati-hati lah... Daddy mendapatkan informasi dari alc's Amerika bahwa sebuah kelompok mafia mengincar permata yang kita punya."
"Jangan sampai kalian bertemu dengan mereka..."
Vote and comment😉
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCANDOR S1 & S2 (CHAESOO)
RandomRules : "Jangan pernah melibatkan seseorang kedalam hidupmu jika kamu tak ingin terjadi sesuatu padanya, terlebih lagi dia memiliki kehidupan yang berbanding terbalik dengan mu." ∆TIDAK ADA TERKAIT NYA DENGAN IDOL ASLI∆