XVIII

90 20 16
                                    

Attention!
Part ini full flashback.
Happy reading.

....

"Le? Kok masih di kampus?"

Leia yang lagi bengong langsung mendongak. Mendapati Nadhif yang memandang aneh akan keberadaan dirinya. Sekarang udah sore dan lingkungan sekitar kampus, student center yang biasanya banyak mahasiswa juga udah mulai sepi namun Leia masih disini.

Nungguin seseorang.

"Lagi nungguin temen. Dia tadi bilang mau pulang bareng" jawab Leia to the point. Temen yang dia maksud tuh Gavriel. Dia sebenarnya bisa aja pulang duluan karena yang nebeng tuh bukan dirinya tapi Gavriel. Namun Leia gak sejahat itu kok sama Gavriel walaupun laki-laki itu sering gak menepati janjinya akhir-akhir ini dan ngebuat Leia kesal.

Nadhif terdiam sebentar lalu mengecek jam tangannya.

"Udah makan belum?" Tanya Nadhif lagi.

"Udah"

"Kapan?"

"Siang tadi? Kenapa emangnya?"

"Yah, siang mah udah lama. Makan bareng yuk? Gue yang traktir deh, gue baru gajian soalnya"

Leia ketawa lalu mengangguk. Dia gak berusaha untuk menolak soalnya dia juga lapar efek nungguin Gavriel yang gak kunjung kelihatan. Jujur, kegiatan Leia hari ini tuh cukup padat dan menguras tenaga tapi mau gimana lagi, dia udah janji untuk nungguin Gavriel jadinya dia nunda istirahatnya untuk Gavriel.

Demi Gavriel.

"Yuk"

Nadhif lalu menarik lengan Leia pelan agar bangun dari duduknya. Mereka laku berjalan bersisian menuju parkiran motor.

"Eh? Astaga gue gak ngeh! Lo pakai rok ya? Sorry Le, beneran gue gak ngeh"

"Emangnya kenapa kalau gue pakai rok?"

"Susah nanti duduknya kalau naik motor. Bentar gue nyoba pinjem mobil temen gue-"

"Astaga! Gue kira kenapa. Gak masalah ah, Dhif. Bisa kok. Naik motor aja, gue udah keburu laper" jawab Leia.

Leia emang gak ngasih tahu Nadhif kalau dia dalam posisi yang bawa mobil sendiri. Pertama, itu gak sopan karena seakan meremehkan Nadhif. Kedua, dia mau aja.

Kayaknya asyik aja naik motor diboncengin Nadhif.

Nadhif terdiam beberapa saat lalu tanpa banyak bicara ngebuka jok motornya dan mengeluarkan satu jaket.

"Pakai ini mau ya? Biar lo duduknya nyaman dan kaki lo ketutupan. Jangan tersinggung ya, Le. Gue bukannya bilang rok lo kependekan-"

"Dhif, it's fine. Gue paham kok. Siniin jaketnya. Harusnya gue yang terimakasih, soalnya lo mikirin gue" potong Leia yang langsung menyambut jaket yang diberikan Nadhif.

Nadhif memberi senyum lalu memasangkan helm ke kepala Leia.

Semua itu terasa natural. Terasa seperti kebiasaan yang sudah lama mereka lakukan. Padahal ini pertama kalinya mereka pergi untuk makan berdua.

"Pegangan ya Le, kalau lo gak mau pegangan di gue, pegangan di motor gue juga gak-"

Grep!

Tanpa basa-basi Leia melingkarkan kedua lengannya dipinggang Nadhif ngebuat laki-laki itu langsung diem.

"Kok diem? Ayo jalan. Gue udah lapar berat" ungkap Leia

Nadhif lalu mengerjapkan matanya dan mengangguk kaku.

Favorite AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang