Bab 2 (REVISI)

1K 98 14
                                    

Malam hari telah tiba, cahaya bulan yang terang menyinari pedesaan kecil yang di tinggali Bai Dongjun.

Bai Dongjun menatap bulan itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Dengan sekendi arak di tangannya ia menikmati malam yang tenang dengan duduk di atas atap rumahnya.

Sebelumnya ia sudah terlelap di dalam tadi. Tapi terbangun karena mimpi aneh yang selalu menghantuinya.

"Aish, sebenarnya siapa diriku? Kenapa di mimpi tadi aku bukan seperti diriku yang sekarang?"tanya Dongjun pada dirinya sendiri.

"Haruskah aku menanyakan ini pada nenek?. Aku sudah beberapa hari ini mengalami mimpi aneh"pikir Dongjun
Sambil menikmati arak di tangannya. Ia menatap bulan dengan pandangan menerawang.

"Xiao Bai!, apa yang kau lakukan di atas atap malam-malam begini?"panggil nenek dari bawah dengan sedikit keras.

Dongjun menatap ke bawah dan melihat nenek Xiao yang menatapnya. Sepertinya neneknya terbangun karenanya. Apa ia terlalu berisik?.

Dongjun meloncat turun setelah menggantungkan araknya di pinggang.

"Hanya mencari udara segar nek. Nenek, kenapa nenek bangun? Apa aku membangunkan mu?"tanya Dongjun

"Tidak, tadi Nenek haus dan pergi mengambil minum. Lalu melihat mu tidak ada jadi nenek mencari mu"jawab nenek Xiao lembut.

Dongjun mengangguk paham. "Nenek, sebaiknya nenek lanjut tidur. Ini sudah larut malam, dan cuaca hari ini dingin sekali, mungkin sebentar lagi akan turun salju. Ayo nek kita masuk"ajak Dongjun sembari menuntun nenek Xiao perlahan berjalan kedalam rumah.

"Kau juga tidurlah lagi Dongjun, bukan kah besok kau ingin membantu nenek pergi kepasar?. Sana tidur lah, nenek juga akan tidur."ucap Nenek Xiao.

"Iya nenek, tentu saja aku tidak lupa. aku akan tidur setelah mengantar mu."jawab Dongjun tersenyum manis

"Sudah-sudah, sampai sini saja. Kau tidur lah lagi besok harus bangun pagi-pagi sekali untuk kepasar"ucap Nenek Xiao.

Dongjun berpikir sebentar, apa dia harus menanyakan hal itu kepada nenek Xiao?,  tapi bagaimana jika membebani nenek Xiao. Dia merasa kehidupannya sebelum ini tidak sesederhana yang dia pikirkan.

"Xiao Bai?"panggil Nenek Xiao

Dongjun masih melamun dan sibuk dengan pikirannya.

"Bai Dongjun!"panggil Nenek Xiao dengan sedikit lebih keras.

"Ah! Ya"Dongjun tersadar dari pikirannya dan menatap Nenek Xiao yang sedang menatapnya khawatir.

"Apa yang sedang kau pikirkan nak?"tanya Nenek Xiao sambil mengelus rambutnya lembut.

"Ah, tidak ada nek. Maaf"jawab Dongjun merasa bersalah karena sudah membuat Nenek Xiao khawatir tentangnya.

"Kalau kau ingin bertanya sesuatu tanyakan pada nenek ya."ucap Nenek Xiao tersenyum lembut menatapanya

Dongjun tersenyum dan mengangguk paham.

"Kalau begitu Nenek masuk ya. Kau juga tidurlah, selamat malam"ucap Nenek Xiao tersenyum lembut.

Dongjun tersenyum hangat kepada neneknya. "Iya nek, kau tenang saja aku akan tidur. Selamat malam nenek"

•••••••••

Dongjun sudah bangun pagi-pagi sekali dan sekarang ia terlihat sedang membantu neneknya membawa beberapa barang yang cukup berat. Untung ada dirinya, kalau tidak kasian Nenek Xiao.

"Nenek, biar aku saja yang bawa. Kau berjalan saja nek"ucap Dongjun lembut sembari ingin mengambil keranjang bambu yang di bawa Nenek Xiao.

"Sudah, tidak apa-apa. Lagipula ini tidak berat"balas Nenek Xiao tersenyum hangat.

𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐫 𝐢𝐬 𝐨𝐯𝐞𝐫 : 𝐃𝐘 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang