Bab 42

124K 6.8K 1.1K
                                    

Awss

"Apaan sih By, belum juga aku sentuh lukanya." Ujar Serena kesal, Vincen terkekeh.

"Kirain sudah."

"Enggak cocok kamu jadi pelawak, cocok nya tuh jadi penunggu rumah hantu kan wajah kamu serem."

"Haha enggak lucu." Vincen tertawa paksa, tapi meringis karena lukanya.

"Kualat kamu by ledekin istrimu sendiri." Dengan taletan Serena mengobati luka suaminya, ia meringis melihat sudut bibir Vincen yang membiru pasti Varel meninjunya tidak kira-kira.

"Maaf ya By, gara-gara aku kamu jadi kaya gini." Serena menyesal, jika dirinya tidak mengajak Zea maka semuanya tidak akan seperti ini.

"Tidak masalah, tapi kamu senangkan?"

"Senang banget, apalagi saat wajah Zea kayak belum di setrika lucu tahu By." Serena tertawa membayangkan Zea yang cemburu melihatnya, rasain tuh Serena dilawan.

"Yah lucu, sampai kamu mengorbankan suamimu sendiri."

"Hehe kali-kali By, itung-itung pelajaran buat kamu karena dulu mengabaikan aku."

"Terus kamu gimana? Dulu kamu semena-mena sama saya dan apa pelajaran yang cocok buat kamu." Serena terdiam saat Vincen berucap seperti itu, ia berdiri lalu duduk di pangkuan suaminya dan memeluk lehernya.

"Gimana kalau kamu ngasih aku pelajaran, dengan sentuh tubuh aku. Mau?"

Jakun Vincen naik turun karena ulah istrinya, kenapa istrinya selalu memancing dirinya? Bisa gawat jika dirinya menerkam Serena yang masih takut padanya.

"Kamu yakin, sayang?" Tanya Vincen dengan wajah serius dan suara seraknya, Serena menganggukkan kepalanya.

"Aku yakin, tapi jangan buat aku hamil dulu kasihan baby Arce."

"Maksudnya gimana?"

"Ya nanti aku minum obat pencegah kehamilan dulu, bolehkan?" Tanya Serena.

"Jika untuk kebaikan tidak masalah, jadi mau Sekarang?" Tanya Vincen lagi menatap istrinya.

"Enggak Sekarang juga hubby, aku hari ini lagi datang bulan." Ucap Serena polos, rasanya Vincen ingin menabok wajah istrinya yang tidak merasa bersalah sedikitpun. Vincen frustasi padahal dirinya sudah sangat tergoda sekali.

"Terus ngapain kamu nawarin diri, Serena?" Tanya Vincen dengan wajah lelah, Serena terkekeh.

"Gapapa, pengen aja sekalian siap-siap dulu hehe."

"Terserah Serena terserah." Jawab Vincen memalingkan wajahnya, Serena menangkup wajah suaminya dan memperlihatkannya kepadanya.

Cup

"Setidaknya sekarang kamu bisa nyicil grepe grepe aku dulu." Ucap Serena setelah mengecup bibir suaminya, Vincen memeluk pinggang istrinya untuk lebih dekat padanya.

"Nanti saja, yang ada nanti aku enggak ke kontrol." Vincen menenggelamkan wajahnya di dada istrinya, sesekali modus dikit.

"Biarkan seperti ini sebentar, sayang."

Serena mengelus rambut suaminya yang sangat lembut di tangannya, ia sangat suka wangi harum shampo milik suaminya.

"Hubby, kenapa kamu tidak melawannya?" Tanya Serena lembut, dirinya tahu Vincen seperti ini karena sedang memikirkan sesuatu.

"Gapapa."

"Katanya cewek kalau ditanya gapapa pasti ada apa-apa, terus kalau cowok bilang gapapa berarti kenapa? Apa cowok juga sama kaya cewek, secara kan keduanya sama-sama manusia hanya beda gender saja." Bingung Serena, benarkan apa yang dikatakannya?

Transmigrasi Seksi Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang