Happy reading🐰
Malam harinya terlihat lio belum juga memejamkan matanya berbeda dengan bintang yang kini sudah bergelut dengan mimpinya.lio pun juga sesekali melirik kearah pintu berharap papanya cepat kembali.
Tak lama tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan sosok laki-laki paruh baya yang berjalan kearah lio.
"Papa dari mana!?,"tanya lio saat melihat deon akhirnya kembali."Belum tidur?! "kini deon malah balik bertanya,hal itu hanya dibalas dengan gelengan pelan dari lio.
"Tidur,udah malam.lihat abangmu juga sudah tidur," ucap deon sambil melirik kearah putra sulungnya.
karena jam juga sudah menunjukkan pukul 10.23 menit maka dari itu bintang kini sudah terlelap berbeda dengan lio yang sedari tadi memang sedang menunggu papanya.
Dan sekarang karena sudah melihat papanya kembali lio pun memejamkan matanya,Deon duduk didekat lio mengusap pelan kepala lio."Maaf papa ga pernah punya waktu banyak buat kalian,pasti kalian sangat kesepian,andai mama masih ada."ucap pelan Deon saat melihat lio yang sepertinya sudah terlelap.
Namun ternyata lio mendengar apa yang diucapkan oleh papanya barusan.Hatinya juga merasa sakit saat papanya juga merasa sangat kehilangan atas kematian istrinya,rasa bersalahnya kini semakin besar,Sekarang tak hanya kakaknya dan lio sendiri yang merasa betapa sepinya hidup tanpa seorang ibu namun papanya pun merasa sepi tanpa seorang istri yang menemani rasa kesepiannya.
"maafin lio pa,bang."ucap lio dalam hati.Sinar mentari pagi menyapa mata bulat seorang pria yang masih terlelap,terlihat gorden yang terpasang di jendela ruangannya sudah terbuka lebar.
Lio perlahan mengerjapkan matanya mencoba menyadarkan pandangan."Hoammm udah pagi ternyata,tapi kok gw sendirian!! Papa sama abang dimana sih." lio memandangi setiap sudut ruangan namun tak menemukan abang dan papanya.
Alhasil lio pun berjalan menuju toilet untuk menggosok giginya dan mencuci mukanya.ia tak mau mandi pagi ini alasan karena air yang terasa sangat dingin saat menyentuh kulit wajah putihnya.
"Hiii dingin banget,mandi ntar sore aja ahh."
Setelahnya lio kembali duduk dihospital bed sambil menyalakan televisi.jangan lupa jika lio adalah orang kaya jadi dirinya berada dikamar vvip yang mempunyai fasilitas lengkap layaknya kamar yang berada dirumah lio sendiri.
Ia kini merasa jenuh tak ada aktivitas selain berbaring dan duduk,rasanya seperti orang lumpuh,pikir lio.
Karena merasa bosan ia pun memutuskan untuk sekedar berjalan ketaman yang berada dirumah sakit tersebut berharap ia bisa menghilangkan rasa jenuhnya,tak lupa lio membawa cairan untuk infus yang selalu setia menempel di tangannya.Ditaman lio hanya duduk menikmati siliran angin pagi dan hangatnya sinar mentari pagi ini.
"ma lihat adek dapet kupu-kupu cantik banget,"ucap seorang anak laki-laki kepada ibunya saat mendapat 1 ekor kupu-kupu ditanganya dan memperlihatkan pada sang ibu.
"iya sangat indah,lepasin aja nak kupu-kupunya kasihan,"ucap ibu dari anak tersebut,dah hal itu langsung diangguki oleh bocah laki-laki yang berumur sekitar 7 tahun.
Momen ini dilihat langsung oleh lio yang memang sedari tadi sedang berada ditaman ini.
"gimana sih rasanya punya mama?! rasanya di sayang mama, lio juga pengen kek anak-anak lain yang punya peran mama dalam hidupnya." tutur lio pelan.
Tak terasa air matanya jatuh,ia tak pernah iri saat teman-temannya mendapatkan hal mewah dari keluarganya tapi lio selalu iri jika melihat teman-temannya yang semuanya mempunyai peran mama,sedangkan dirinya tak punya.
Apalagi saat SMP,saat penerimaan raport,bahkan lio hanya dihadiri oleh asisten rumah tangganya.jika lio diberi pilihan untuk memilih hidup sederhana tapi punya peran mama dalam hidupnya atau kaya tapi tak punya peran mama dalam hidupnya lio pasti akan memilih hidup sederhana tapi punya mama.
Saat sedang bersedih tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan."Hai sendirian aja?!" ucap seorang laki-laki yang seumuran lio dan terlihat juga ia mengenakan baju pasian.
Lio yang terkejut langsung menyeka air matanya saat melihat anak tersebut."I-iya,"balas lio.
"Kenalin gw Tama,"anak itu mengulurkan tangannya guna berjabat tangan dengan lio,dan uluran itu diterima baik oleh lio sendiri.
"gw lio,"
"lo abis nangis,"tama yang mengetahui hal ini pura-pura bertanya.
"ngga,"lio mencoba mengelak namun tetap saja tama pasti tau karena matanya juga sudah sembab,mungkin karena terlalu lama menangis.
"oiya kenapa lo sendirian disini!? Ibu lo ga nyariin?!"tanya tama tiba-tiba.
"Gw dah ga punya ibu,"ucap lio.
"S-sorry gw ga tau,"
"Gapapa santai,"
"Lo sendiri?!"lio balik bertanya.
"Ga ada yang bakal nyariin gw,Sekarang aja gw sendiri disini."ucap tama dengan senyuman namun terlihat banyak sekali luka yang terpendam dimata sipit anak itu.
"Terus kalo lo butuh apa-apa?!"tanya lio heran,mana mungkin tama bisa melakukan apapun sendirian sedangkan dirinya juga sedang sakit.
"Gw udah biasa mandiri,"ucap singkat tama.
lio pun hanya manggut-manggut tanda mengerti."Beruntung sekali yah anak itu,dikelilingi oleh keluarga yang selalu menyayanginya,"ucap tama tiba-tiba.
"gw ga pernah ngerasain gimana punya keluarga harmonis,gimana rasanya kasih sayang seorang ayah dan ibu."sambungnya.
lio pun langsung menoleh kearah tama.
Disitu terlihat satu pasang keluarga yang sedang mendorong kursi roda putranya yang mungkin memang sedang sakit.terlihat suami istri dan anak seusia lio dan tama yang didorong menggunakan kursi roda dan seorang adik perempuan yang setia menggenggam tangan kakaknya,keluarga tersebut asik bercanda dan tertawa.Lio mengusap pelan pundak tama.ntah kenapa lio juga turut merasakan kesedihan yang tama rasakan.Walaupun mereka baru saja bertemu tapi rasanya mereka sudah seperti teman dekat.tama juga ntah kenapa mau cerita tentang betapa menyedihkan sesosok tama disini.
"Gw punya orang tua yang lengkap,tapi gw kehilangan peran mereka sejak gw kecil."ucap tama sedikit terisak.
Tama memang terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan tapi menurutnya itu adalah neraka dunia,ia serba berkecukupan tapi kehilangan peran seorang ibu dan ayah,baginya harta tak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakitnya sekarang.lebih baik tama sengsara tapi mendapatkan peran kedua orang tuanya daripada ia kaya tapi tak pernah merasakan hangat nya kata keluarga."Ibu gw ga pernah punya waktu buat gw,dia selalu gila laki-laki diluaran sana dan ayah gw dia udah punya keluarga baru sekarang dan mungkin gw udah ga dianggap.gw tinggal sebatang kara,gw ga pernah punya tempat buat cerita,gw ga pernah punya tempat buat mengeluh.dimana yang seharusnya seorang ibu dan ayah yang menjadi tempat cerita sekaligus tempat berkeluh kesah bagi Seorang anak tapi nyatanya di kehidupan gw itu semua ga ada."Tama yang sudah tak kuasa menahan beban yang selama ini ia pendam tanpa sengaja mengucapkan semua itu didepan lio.
Lio merasa sangat kasihan ternyata ada yang lebih sengsara dibanding dengan dirinya saat ini.lio hanya bisa mengusap bahu Tama dan menenangkan anak itu saat ini."Sabar,mungkin di kehidupan selanjutnya akan lebih baik dari ini." ucap lio.
"Sorry kalo gw jadi curhat,gw ga tau,gw ga pernah punya tempat buat cerita."lio hanya mengangguk dan lagi-lagi mengusap pelan bahu tama.
"Gapapa kalo ada masalah atau lo butuh temen curhat,lo bisa datengin gw.gw siap jadi teman cerita lo."ucap lio sambil tersenyum.
"Thanks,baru kali ini gw nemuin orang sebaik lo."
lio pun tersenyum kearah tama dan menepuk-nepuk bahunya.
mereka kembali saling diam menikmati hembusan angin pagi.Tbc.
Bab ini sampai sini dulu yah,
lanjut mingdep.
jangan lupa vote dan komennya
yang belum Follow jangan lupa Follow ya,biar aku tambah semangat hehe
papayy🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELIO
Teen Fictionkenalin namanya lio,ia adalah sosok yang sangat ceria jika berada disekolah nya namun berbanding terbalik saat dirinya berada dirumahnya. Ia tinggal bersama satu kakak laki-lakinya.ibunya meninggal saat lio lahir dan ayahnya pergi ke singapura karen...