Hari ini ruby pulang kerumah, terhitung sudah 3 hari ruby dirawat dirumah sakit dan sekarang ruby sudah boleh pulang. Selama diperjalanan pulang ruby hanya diam duduk dibelakang, dan setelah kejadian lea yang datang ke ruangan ruby, ruby jadi diam tidak banyak bicara seperti biasanya.
Alvin sudah menceritakan semuanya tentang masa lalunya dengan lea kepada ruby, ruby yang mendengarnya pun sempat menangis dan menerima fakta bahwa dirinya itu bukan anak kandung laura.
Alvin melirik ke ruby lewat kaca kecil dihadapannya yang menghadap ke ruby.
"Kaka mau mampir dulu?"
"Atau mau beli apa gitu"lanjutnya
"Ngga ayah, pulang aja"jawab ruby
"Beneran gamau mampir dulu? Beli coklat atau mau beli jajanan"
"Ngga ayah"kekeh ruby
"Udah mas jangan dipaksa, anaknya gamau gitu"pintah Laura
"Huft... Yaudah"ujar alvin sendu
Alvin pun menambahkan kecepatannya untuk segera sampai dirumah, sampainya dirumah ruby turun lebih dulu dan masuk kedalam rumah langsung keatas ke kamarnya.
Alvin dan laura yang melihatnya pun hanya menghela nafas beratnya melihat perubahan sikap ruby sekarang.
"Ngga papa ya, mungkin ruby masih shock atas apa yang terjadi sama dirinya sendiri"ujar Laura sembari mengelus lengan Alvin
"Aku gamau liat ruby jadi pendiem kaya sekarang"sahut alvin
"Iya aku tau, tapi kita pelan pelan buat merubah sikap ruby jadi kaya biasanya lagi ya. Semangat oke?"ujar Laura yang diangguki alvin cepat.
"Yaudh ayo masuk"ajak Laura
Mereka berdua pun masuk kedalam rumah dan langsung ke kamar untuk mandi dan ganti baju.
Sore harinya laura berniat akan mengecek kondisi anaknya yang sedari pulang dari rumah sakit tadi belum keluar kamar sampai sekarang.
Tok tok tok
"Ka, ini bunda. Bunda boleh masuk ngga?"tanya laura sedikit keras dari luar kamar ruby
"Kaka, ayo keluar makan. Kamu belum makan loh"ujarnya sekali lagi
Lagi lagi ruby tidak menyahuti panggilan dari laura. "Kaka jangan seperti ini, bunda sedih liat kamu kaya gini. Mana kaka yang dulu sering nyamperin bunda kalo sore hari, bunda kangen kaka, seharian ini Kaka belum ada peluk bunda. Kaka ga kasian ya sama bunda yang udh kangen banget sama kamu ini"
"Bunda nangis nih kalo kamu ga kel-
Ceklek
Ruby membuka pintu kamarnya saat laura mengatakan bahwa dirinya akan menangis, ya ruby paling tidak suka bunda atau ayahnya itu menangis karna dirinya.
Senyum laura terukir manis saat anaknya itu membuka pintu kamarnya.
"Hai sayang, makan yu udah sore"pintah Laura
Ruby hanya diam menatap intens wajah laura yang belum melunturkan senyuman manisnya, laura yang ditatap seperti itu pun kini merasa bingung dengan anaknya.
"Kenapa natap bundanya kaya gitu banget, hm?"tanya Laura sembari membereskan rambut anaknya
Cup
Laura mencium pipi anaknya, karena ruby belum juga mengalihkan pandangannya dari wajah laura.
"Kenapa sayang?"tanyanya sekali lagi
Namun ruby menggelengkan kepalanya dan langsung memeluk tubuh laura dengan cepat, membuat laura hampir terhuyung kebelakang.
"Astaghfirullah kaka, kaget bunda nak.."ujarnya sembari membalas pelukkan ruby
"Hiks hiks.."tangis ruby yang lirih
"Eh ko nangis, kenapa sayang"tanya Laura sedikit panik
Laura langsung menggendong anaknya dan masuk kedalam kamar anaknya, laura mendudukkan dirinya disamping kasur ruby dengan ruby dipangkuannya.
"Sstt jangan nangis terus, nanti pusing kepalanya"pintah Laura sembari mengelus lembut punggung anaknya
"Hiks.. bundaaa"rengek Ruby
"Kenapa cantik? Kenapa hm?"
"B-bundaa sayang kaka?"tanya ruby sembari sesegukan dan sudah menegakkan kepalanya dan menatap Laura
Laura tersenyum. "Sayang dong, bunda sayang banget sama Kaka. Kenapa tanya seperti itu?"ujar Laura sembari mengusap air mata ruby
"Hiks.. kaka s-sayang bunda, bunda jangan kaya Tante lea. Dia bukan mamahnya ruby, mamahnya ruby cuman bundaa hiks hiks.."
"Eh gaboleh seperti itu sayang, mamah lea juga mamahnya kaka. Mamah kandungnya kaka, kaka ga kasian sama mamah lea?"
"Ngga! Mamahnya ruby cuma bunda ngga ada yang lain!"sentak ruby
"Ngapain kaka kasian, lagian tante lea ga menganggap aku sebagai anaknya. Aku gamau bunda.. pokonya mamahnya ruby cuma bunda!"lanjutnya
"Sayang dengerin bunda ya, mungkin mamah lea seperti itu ada alasannya sendiri, kenapa mamah lea melakukan seperti itu kan kita gatau, kita ga tanya langsung sama mamah leanya"jelas Laura
"Ngga! Pokonya kaka gamau, punya mamah kaya tante Lea."
"Hei ngomongnya ya, gini deh bayangin mamah lea itu bunda. Terus kamu ngomong seperti itu dihadapan bunda, hati bunda pastinya sakit ka dengernya, apalagi itu kata katanya keluar dri anaknya sendiri. Bunda pastinya nangis karena anaknya berani ngomong seperti itu"
"Kaka pernah ngomong kan, kalo surga itu adanya di telapak kaki ibu. Nah sama aja mamah lea juga mamahnya ruby jadi ruby gaboleh ngomong seperti itu ya, gimana reaksinya mamah lea kalo denger kamu ngomong seperti itu, hm?"
"Gaboleh benci sama mamah lea ya sayang, kalo ngga ada mamah lea kamu ga akan lahir dan ga akan ketemu bunda. Mamah lea mengandung kamu selama 9 bulan lamanya, membawa kamu kesana kemari didalam perut mamah lea, berat? tentunya karena didalam perut mamah lea ada kamu sayang"ujar laura panjang lebar penuh dengan penuturan
"Hiks.. hiks.. k-kenapa aku ga lahir dari r-rahim bunda ajaaa.. hiks kenapa bundaaa?"
"Karena sudah takdirnya seperti itu, takdir itu tuhan semua yang ngatur. Kita gabisa mengubah takdir yang ada cantik, seperti sekarang bunda ditakdirkan untuk menjadi bunda kamu kan? walaupun kamu ngga lahir dirahik bunda tapi kamu tetep anak bunda, bunda ga akan membeda'kan kamu dengan anak bunda nantinya."
"Kamu punya tempat tersendiri dihati bunda, jika nanti kamu punya adik. Kasih sayang bunda pun ngga akan pernah berubah ke kamu, sayangnya bunda akan bunda bagi rata ke kamu dan anak bunda nantinya. Kamu tetap menjadi nomor satu dihati bunda sayang"
Ruby hanya menatap Laura dengan air mata yang tidak ada hentinya, sedetik kemudian dia menubrukkan dirinya untuk memeluk sang bunda.
"Hiks.. j-jangan tinggalin kaka bundaa hiks"lirih ruby dipelukkan Laura
"Ngga akan sayang, bunda ga akan ninggalin kaka"sahut Laura sembari membalas pelukan anaknya dan mengelus lembut punggung anaknya.
Mereka berdua menikmati pelukkan yang hangat ini, dan Laura dengan sabar mengelus punggung ruby untuk menenangkan ruby yang masih terisak sesegukan didalam dekapannya.
Tbc.
Makin ga nyambung ga sihhhh maaf deh yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA MAS DUDA
Short StoryLaura dan alvino pun bingung. "Tanggal apa pah?" "Tanggal pernikahan kalian berdua"jawab papah "APA!" Laura terkejut