5 tahun sudah berlalu~
Kini keluarga Erlangga tengah berada diruang tamu sedang bersantai. Karena hari ini Sunday jadi waktunya quality time bersama. Dan Ruby kini sudah mau lulus SMA.
"Adek"panggil Laura.
"Ya undaa"jawab Kiara
"Sini aaa lagi dikit lagi habis ini nasinya"pintah Laura
"Hum.. cudah tenyang undaaa"rengek Kiara
"Sedikit lagi loh ini"ujar Laura
"No no no"sahut Kiara sembari menggeleng'kan kepalanya
"Udah jangan dipaksak nanti muntah lagi anaknya"ujar Alvin
"Yaudah"pasrah Laura dan berdiri dari duduknya untuk menaruh sisa makan siang anaknya.
"Hei anak kecil"panggil Ruby
"No! Kia cudah besal takak"elak Kiara
"Takak takak, kakak! Bukan takak"ujar Ruby
"Cuka cuka aku wle"ledek Kiara sembari menjulurkan lidahnya
"Dih ngeselin banget sih!"kesal Ruby
"Udah kaka, kenapa sih berantem Mulu hm?"tanya Alvin
"Dia nya aja"tunjuk Ruby
Kiara yang ditunjuk pun melototkan matanya tidak terima. "Apa? Ngga serem juga, ngapain melotot' gitu ha?"tanya Ruby menantang.
"Ish! Ga cuka takak huu"kesal Kiara
"Aku juga ga suka kamu wle"sahut Ruby terus
"Hum..." Kiara mengerucutkan bibirnya melengkung kebawah tanda bahwa akan segera menangis.
"Nangis nangis"ledek ruby
Dan..
"HUAAAA UNDAAA HIKS HIKS"tangis Kiara keras
"Tuhkan"gumam Alvin pelan
Laura yang baru datang pun terkejut karena teriakan dan tangisan Kiara.
"Eh apa ini, kenapa?"tanya Laura sembari mengangkat tubuh Kiara dn duduk lagi disofa samping ruby.
"Hiks.. hiks.."
"Adek kenapa nangis, hm?"tanya Laura lagi
"K-kaka nakal undaaa ndak cuka hiks hiks"tangis Kiara sesegukan
"Uuhh kasian banget sih, adek dijailin sama Kaka ruby iya utututu. Biarin aja nanti bunda marahin kakanya ya"ujar Laura sembari mengelus punggung anaknya.
"Hum.."
Kiara memeluk tubuh bundanya dan menyandarkan kepalanya ke dada sang bunda.
"Undaa mau mimik"ujar Kiara
"Nanti ya, kan adek baru selesai makan. Kalo kekenyangan nanti adek muntah lagi"jelas Laura
"Ya cudah"sahut Kiara.
"Kaka ngga makan hm?"tanya Laura kini melihat anak pertamanya.
"Nanti aja ah, belum laper Bun"jawab Ruby sembari bermain ponselnya
"Yaudah, tapi nanti makan ya"
"Iya bunda"
"Oh iya, kelulusan kamu kapan?"tanya laura lagi
"Hum.. sekitar 2 mingguan lagi kalo ga salah sih Bun"jawab Ruby sembari menatap bundanya.
"Baju buat kelulusan nya udah ada?"
"Hehe belum ada, belum sempet beli bunda"
"Aihh kamu ini ya, yaudah nanti sore kita cari baju buat kelulusan kamu ya"ujar Laura yang diangguki Ruby
"Setelah lulus mau kuliah dimana? Apa kamu masih tetep mau kuliah di jepang?"tanya Alvin
"Iya ayah, itu impian aku buat kulian di Jepang. Tapi kalo ga boleh, aku kuliah disini aja deh"jawab Ruby
"Gappa sayang, ayah ga ngelarang kamu mau kuliah dimana. Asalkan kamu emang bener bener mau kuliah bukan cuma buat main main aja"
"Ngga lah ayah, aku bener bener mau kuliah dan pengen banggain ayah sama bunda juga"ujar Ruby excited
"Lagian di Jepang nya ada aunty chelsea kan"lanjut Ruby
"Iya tapi disananya jangan terus-terusan ngrepotin aunty chelsea ya, kalo masih bisa sendiri ya sendiri dulu kalo ga bisa baru minta bantuan aunty chelsea, kalo ngga kamu telfon ayah sama bunda oke"jelas Alvin penuh dengan penuturan lembut.
"Iya oke ayahanda shappp"
"Iya, nanti ayah yang urus semua pendaftaran kamu buat kuliah disana"ujar Alvin
"Terimakasih ya ayah"ujar Ruby sembari memeluk tubuh ayahnya
"Your welcome, princess."sahut Alvin sembari membalas pelukan anaknya
Laura yang diam dan mendengarkan semua percakapan antara suami dan anaknya itu kini dirinya tengah sedih karena anak pertamanya yang akan berkuliah di Jepang, tandanya dia akan berjauhan dengan anak pertamanya. Ya walaupun masih bisa telfonan kan rasanya beda saat ketemu langsung.
Tapi demi masa depan anaknya, rela tidak rela dia harus rela membiarkan anaknya itu berkuliah di Jepang. Toh disana ada kakanya, dia bisa menanyakan setiap harinya tentang ruby nanti jika anaknya sudah disana.
"Bunda.. bundaa!"Ujar ruby sembari menepuk pelan lengan bundanya
"Eh iya kenapa ka?"tanya Laura yang sudah sadar dari lamunannya.
"Bunda kenapa? Ko ngelamun gitu"ujar Ruby bingung
"E-engga siapa yang ngelamun, bunda ga ngelamun ko"elak Laura gelagapan
"Tadi aku panggil' ga denger"sahut Ruby
"Oh mungkin bunda terlalu fokus nonton tv-nya jadi ga denger tadi Kaka panggil, maaf ya"ujar Laura alasan
"Ohh gituu, iya gappa bundaa"
"Tidur tuh Bun"tunjuk Alvin.
Laura pun menundukkan kepalanya melihat kiara yang sudah memejamkan matanya nyaman didalam pelukkannya.
"Eh lah pantesan diem aja"ujar Laura
"Bund mau bawa adek ke kamar dulu ya"lanjutnya
"Iya Bun"ujar Ruby dan Alvin hanya mengangguk
Laura pun berdiri dari duduknya dan berlalu dari sana untuk menuju ke kamar anak keduanya.
"Bunda kamu sedih ka, karena kau mau kuliah di jepang"ujar Alvin tiba'
"Eh kenapa gitu?'tanya Ruby bingung
"Ya gatau tanyain aja sama bundanya langsung"jawab Alvin
"Hum.. nanti deh aku tanyain"sahut Ruby yang diangguki Alvin
Mereka berdua pun melanjutkan acara menonton televisinya, di kamar Kiara kini Laura tengah berada dibalkon kamar anaknya. Melanjutkan acara melamunnya.
"Kamu gaboleh egois laura, ini demi masa depan anak kamu. Toh dia bakal balik lagi pastinya. "ujarnya
"Huft... Bohong banget kalo aku ga sedih Ruby jauh dari aku, siapa yang gangguin adeknya sampe nangis lagi nantinya. Rumah nantinya bakal sepi"
Laura terus menguatkan dirinya agar bisa mengikhlaskan anaknya untuk bisa kuliah di jepang, karena bagaimanapun juga itu pilihan anaknya sendiri, dia hanya bisa mendukung apa yang anaknya pilih nantinya.
Tbc.
Up lagi nihh
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA MAS DUDA
Short StoryLaura dan alvino pun bingung. "Tanggal apa pah?" "Tanggal pernikahan kalian berdua"jawab papah "APA!" Laura terkejut