4

2.5K 337 26
                                    

Dokter di UKS tadi sudah keluar meninggalkan Shani dan Christy berdua. Sekarang ini Shani tengah duduk di kursi samping ranjang Christy sambil sesekali menyurai rambut Christy.

Menerima perlakuan Shani tersebut, Christy tidak tau harus bereaksi seperti apa. Yang bisa ia rasakan hanya..... nyaman. Ya, Christy sangat nyaman dan menyukai tindakan serta sentuhan lembut Shani.

"Ka.. Kaka masuk kelas aja, aku udah gapapa ko" Ujar Christy.

Shani menggeleng dengan senyum manisnya. "Aku udah izin sama guru buat ga masuk kelas jadi kamu tenang aja"

Shani sangat terpikat dan terhanyut pada bola mata Christy yang kini tidak terhalang kacamata. Mata bulat sempurna itu lebih bersinar kala tidak ada kacamata yang bertengger pada wajah Christy.

"Christy" Panggil Shani.

"Ya ka?" Sahut Christy menatap Shani intens.

"Kenapa kamu meminta aku untuk ga deketin kamu lagi?" Ucap Shani yang kini jari jemarinya beralih mengelus pipi Christy.

Christy tersenyum sebentar sebelum menjawab pertanyaan Shani. "Aku cuma gamau kaka jadi ga punya temen kalau deket-deket aku. Biar aja aku yang ga punya temen tapi kaka jangan sampai seperti itu" Terdapat ketulusan mendalam di perkataan Christy tersebut.

Shani menekuk salah satu tangan Christy ke atas lalu memasukkan jari jemarinya ke sela-sela tangan Christy. Ia tersenyum menatap wajah Christy dengan menempelkan genggaman itu ke pipinya. "Temen aku.... itu kamu" Ujar Shani mencolek dikit hidung Christy.

"Kaa–"

"Kenapa? Kamu gamau jadi temen aku?"

"Bu-bukan gitu"

"Christy, dengerin aku yaa.. Aku cuma mau temenan sama kamu bukan sama yang lain, okey?"

Christy menghela nafas pelan dan mengalihkan tatapannya ke jendela UKS.

"Mulai sekarang dan detik ini aku akan selalu jagain kamu, melindungi kamu dari murid-murid yang ngebully kamu, dan aku akan jadi orang yang selalu ada buat kamu" Ujar Shani lagi.

Christy tidak tau harus merespon apa semua perkataan Shani. Yang ia lakukan hanya diam sambil sesekali menelan ludahnya susah payah.

"Christy"

"Em?"

"Kenapa tadi mereka melakukan itu ke kamu? Bukannya kamu bilang sama aku mau ke kelas"

Christy menolehkan wajahnya ke arah Shani. "Mereka kan udah biasa kayak gitu ke aku" Jawab Christy sekenanya.

"Tapi ini beda. Kenapa mereka kayak marah banget ke kamu?"

"Kalau aku cerita, kaka jangan benci sama orangnya ya?"

Shani mengerutkan keningnya dengan mata menyipit. Christy pun mulai memberitahu kepada Shani apa yang tadi terjadi.

"Jadi, waktu aku lagi jalan buat masuk kelas tiba-tiba aja ada ka Anin. Dia jalan berlawanan arah sama aku terus dia kayak sengaja nabrak aku ka"

"Terus dia jatuh ke lantai padahal nabraknya ga kenceng. Disitu dia marah-marah ke aku dan nyuruh murid-murid yang ada disana buat bales kejadian itu ke aku"

"Yaa akhirnya kayak yang kaka liat tadi. Kalau kaka ga dateng dan nolongin aku, mungkin aku udah ga sadarkan diri di lantai itu" Jelas Christy yang disimak baik-baik oleh Shani.

"Anin udah keterlaluan" Tegas Shani dengan mata menajam menatap jendela UKS.

Christy mengelus punggung tangan Shani. "Jangan dibahas sama ka Anin ya ka, aku gamau masalahnya jadi panjang"

THOSE EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang