31

2.7K 364 36
                                    

Sinar mentari mulai memasuki celah jendela kamar Christy. Ia segera bangun dengan membuka matanya perlahan-lahan menyesuaikan cahaya yang menusuk.

Christy melirik jam dindingnya yang terpajang di depan kamar. Setelah itu, ia menurunkan kakinya ke lantai dan mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian dalam rumah.

'Ternyata cici beneran pulang semalam. Bagus deh. Sekarang aku mendingan mandi terus berangkat kerja' Batin Christy.

Hari ini adalah weekend. Perjanjian awal Christy memang sudah seperti itu. Ia bekerja mulai jam lima sore hanya pada saat dirinya masuk sekolah saja. Tapi jika di weekend, Christy bisa masuk dari jam sembilan pagi dan selesai di jam empat sore.

Di belahan dunia lain, Shani dan keluarganya tengah sarapan bersama.  Tidak ada topik pembicaraan di meja makan sebab itu sudah aturan yang dimana tidak boleh ada satu orang pun berbicara jika sedang di meja makan.

"Aku udah selesai" Ujar Shani datar lalu melenggang pergi ke atas tangga untuk masuk kamar.

Keynal dan Yona saling pandang seolah merasa bingung akan tingkah Shani.

"Aku juga udah selesai ma, pa" Kata Muthe yang diangguki mereka berdua.

Kini tinggallah Keynal dan Yona saja yang masih berada di meja makan. Setelah selesai sarapan, mereka berdua duduk santai di ruang tv tengah.

"Cici tadi kenapa ya ma?" Tanya Keynal sebelum menyesap kopinya.

"Mama juga gatau pah. Gelagatnya aneh banget. Iya sih kemarin itu mama debat besar sama dia, tapi ini keliatan banget dia kayak marah dan enggan natap mama"

"Tadi waktu papa mau ambilin dia makanan yang agak jauh juga dia langsung berdiri ngambil sendiri lho"

Tampak Shani menuruni tangga dengan penampilannya yang sudah rapih.

"Mau kemana Shani?" Tanya papa Keynal.

Tanpa menoleh dan berhenti melangkah, Shani menjawab. "Kerja" Katanya.

"Kerja?" Keynal bertanya-tanya sambil menatap istrinya.

"Kamu kerja apa? Hei, Shani!"

"Pah udah pah biarin aja" Larang Yona dengan menahan suaminya agar tidak menyusul Shani keluar rumah.

Keynal menunduk meminta penjelasan Yona sambil duduk lagi. "Mama ko ngebiarin sih ma? Itu anak kita lho, ngapain dia kerja? Dia kerja dimana ma?"

"Entahlah, mama juga belum tau soal itu. Kemarin dia minta izin sama mama buat kerja, mama udah larang keras pah tapi Shani ngelawan dan ngancem mama"

Dahi Keynal mengerut dalam seolah masih mencerna penjelasan istrinya.

"Jadi tuh, mama udah larang dia berbagai cara. Mama bilang ke dia kalau dia tetep mau kerja, yasudah silahkan tapi jangan pulang lagi ke rumah ini dan semua fasilitas yang dia pakai harus mama ambil"

"Mama pikir dia akan nurut sama mama atau setidaknya takut. Tapi malah sebaliknya. Dia bales dan ngebalikin kata-kata mama"

"Yauda karna itu mama akhirnya ngebiarin dia ngelakuin apapun yang dia mau pah. Daripada Shani nekat pergi beneran dari rumah ini, gimana nanti nasib kita? Apalagi sekarang kita tau kalau adiknya masih hidup kan" Jelas Yona yang disimak baik-baik oleh sang suami.

"Jadi maksud mama, Shani boleh ngelakuin apapun yang dia mau artinya dia udah ga peduli lagi sama semua larangan kita?"

Yona mengangguk. "Dia beneran ga main-main sama ucapannya"

Keynal menghela nafas berat sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.

~~~

Setibanya Shani di cafe, ia langsung menuju ke lemari loker untuk menyimpan tas nya dan memakai atribut seragamnya.

THOSE EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang