bagian 44.

1.9K 211 121
                                    

"Ngapain kamu disini?"

"Ruri." Suara Leon yang lirih dengan jantung yang berdetak kencang melihat orang yang ada didepannya.

Benar, didepan adalah Ruri dengan penampilan yang tidak berubah sama sekali selama 10 tahun. Tapi wajah Ruri sudah menjadi lebih dewasa membuat Leon terpaku diam, seseorang yang ia rindukan selama 10 tahun berada di depannya saat ini. Perasaannya yang terguncang karena kehadiran Ruri sekarang membuat Leon meneteskan air matanya.

Leon dengan gemetar tangannya terangkat pelan menyentuh wajah Ruri, Leon harap ini bukan halusinasi lagi. Sampai akhirnya ujung jemarinya berhasil menyentuh pipi Ruri, membuat Leon mulai menangis dan memegang pipi Ruri. Sedangkan Ruri diam melihat Leon yang menangis gemetar.

"Ini beneran kamu?" Tanya Leon dengan gemetar mulai memegang kedua pipi Ruri.

Ruri hanya diam dengan nafas yang memburu melihat Leon seperti ini dan tangannya mencengkram erat dress nya.

"Ini bukan halusinasi aku kan?" Leon manangis berharap ini bukan halusinasinya lagi.

Melihat Leon yang menangis gemetar seperti ini membuat Ruri ikut menangis, lalu menggeleng kalau ini bukan halusinasi seperti apa yang Leon katakan. Jadi Leon sering berhalusinasi selama dirinya pergi.

Leon yang menyadari ini adalah nyata langsung memeluk Ruri dengan erat menangis di pelukan Ruri menumpahkan rasa rindu yang selama ini ia rasakan, setelah sekian lama Leon berusaha mencari keberadaan Ruri kini Ruri muncul kembali dihadapannya.

Ruri menangis tanpa memeluk kembali Leon mendengar tangisan Leon yang memeluknya erat, Ruri bisa mendengar tangisan Leon sangat tersiksa. Bahkan Ruri tidak bisa berkata apa-apa karena tiba-tiba bertemu dengan Leon didepan rumahnya setelah 10 tahun, apa lagi melihat tangisan Leon sangat pilu membuat Ruri terdiam.

"Aku kangen banget sama kamu, sayang! Aku kangen banget sama kamu!!"

"Aku selalu cariin kamu terus, tapi akh gak tau dimana kamu. Selama 10 tahun aku terus mikirin kamu, peluk kamu, denger suara kamu, pengen lihat kamu, senyuman kamu, semua aku ingin lihat. Aku gak bisa lupain kamu karena kamu udah jadi bagian dari hidup aku... Rasanya aku mau mati karena kamu pergi ninggalin aku. Aku selalu nunggu kamu sampai kamu kembali."

Ruri menangis menggigit bibirnya mendengar ucapan dan tangisan Leon yang sangat menyakitkan untuk didengar semenderita itukah Leon saat dirinya pergi, Ruri mulai memeluk Leon dengan erat karena Ruri tidak tahan dengan semuanya.

Ruri mengusap ingusnya dikaos Leon karena menangis membuat ingusnya keluar dan kepalanya berpindah dibahu satunya Leon karena takut ingusnya yang ada dibaju Leon mengenai wajahnya yang selesai perawatan mahal.

"Kalau kamu menderita kenapa kamu gak lupain aku dan kenapa masi nunggu aku? Gimana kalau aku gak balik lagi? Kamu mau nunggu aku kaya orang tolol?" Ucap Ruri menangis mendorong Leon menjauh.

"Aku tetap nunggu kamu. Akhirnya kamu kembali juga kan?" Ucap Leon menangkup pipi Ruri.

"Kenapa kamu nunggu aku?! Kenapa?!!" Sentak Ruri semakin menangis memukul dada Leon.

"Karena aku cinta sama kamu." Ucap Leon membuat Ruri menangis keras dan Leon langsung memeluk Ruri lagi.

"Iyuh!!" Pekik Ruri jijik karena pipinya terkena ingusnya yang ada dibaju Leon dan langsung memindah posisi wajahnya dipundak satunya.

"Akhirnya aku bisa lihat kamu lagi, aku kangen banget sama kamu." Leon tidak perduli dengan Ruri yang menggunakan bajunya untuk membersihkan ingus itu, yang terpenting ia bisa memeluk Ruri setelah sekian lama.

"Lepasin sesak tau!!" Sebelum Ruri melepaskan pelukan Leon, Ruri lebih dulu mengusap ingusnya lagi dibajunya Leon.

"Gak usah dipeluk lagi, sesak tau kamu peluk erat gitu! Lagian baju kamu ada umbelnya!" Ucap Ruri memukul dada Leon.

LEON : She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang