Chapter 4

5.3K 407 0
                                    

"OOH MY GOD" pekik Mila kaget saat melihat gambar dibalik sketsa jalan.

Sontak Ali & Kevin pun menatap Mila dengan tatapan penuh tanya.

"Buseett,, kenape sih lo Mil pakeg teriak" sgala cari sensasi banget" cibir Ali menatap Mila risih.

"Iyah nih, kamu kenapa yank kugh teriak" sakit nih kuping ku" sahut Kevin mengusap telinga nya.

Mila ;"isshh,,, gak usah sewot juga kelesss".

Tak ada sahutan dari Ali & Kevin hanya mata tajam yang diarahkan pada Mila seolah menjawab "lo yang bikin kita sewot Mila". Dan Mila hanya membuang muka acuh.

Mila ;"Li,, lihat deh nie lukisan cantik banget. Tega banget lo bikin kusut nie lukisan" protes Mila tanpa menatap Ali karna mata nya sibuk mengamati lukisan sketsa.

Ali pun bangun dari sofa berjalan menghampiri Mila karna penasaran.

Seketiga tubuh Ali sedikit menegang melihat lukisan sketsa yang ditunjukan Mila, "lukisan ini indah banget, apa cewek aneh itu yang gambar. Goresan pensilnya terlihat nyata, lukisan ini kayak hidup karna garis kontras nya" batin Ali.

"Woiii Li kug jadi nglamun sih lo ! Kaget lihat gambar secantik ini" tegur Mila saat melihat tatapan kosong Ali pada gambar itu.

"Ehh,, apa Mil, lo ngomong ama gue" jawab Ali gelagapan.

"Astaga Aliii,, lo beneran nglamun, lagi mikirin apa sih lo ? Atau lo lagi punya masalah ?" Cerocos Mila.

Alipun hanya meringis dan mengakat bahunya tanpa menjawab pertanyaan Mila.

"Eh.. gue mau lihat donk, harus nya tadi kn gue duluan yang lihat !" Sambar Kevin mengerucutkan bibir nya.

"Hihihi nih yank" jawab Mila menyoorkan gmbar itu ke Kevin.

Setelah menerima gambar dari Mila, kevin pun mulai sibuk mengamati setiap inci gambar itu yang menurutnya sangat menyentuh hati karna terkesan ada pesan yang disampaikan dari si empunya.

- - - - - - - - SKIP - - - - - - - - -




07.35 WIB
Syarief International Campus

Terdengar suara riuh dan teriak"an kencang para gadis dari gerbang utama SIC sampai depan pelataran kampus.

Suasana pagi ala SIC itu sudah biasa saat suara tunggal motor CBR yang dimodif ala motor pembalap melesat kencang dari arah gerbang utama sampai pelataran kampus yang kebetulan jaraknya lumayan jauh, karena sengaja di desain pintu gerbang dekat jalan raya sedangkan area kampus masih masuk kedalam sekitar setengah KM. Kalian tau kenapa ? Karna alasannya agar mahasiswa lebih nyaman belajar karna jauh dari jalan raya jakarta yang selalu padat. (Bisa bayangin kan ? Heheh).

Mahasiswa dengan postur tinggi tegap, jaket kulit warna brown dengan kaos Pollo, sepatu vans terlihat melepas helm dan turun dari motor nya.

Suara riuh para mahasiswi pun semakin histeris melihat sang empunya motor mulai berjalan ke koridor kampus.

Hmm.. siapa lagi kalau bukan Aliando Syarif putra dari pemilik Syarief International Campus.

"Hai Li" sapa seorang cowok pada Ali.

Reflek Alipun membalikan badan mendengar namanya di panggil, "Eh lo Van ada kabar apa nih, lo nyamperin gue pagi" tanya Ali pada teman bermain basketnya Arvan.

"Ada tanding basket ntar sore & hadiahnya lumayan wad makan seminggu, klo lo mau ikutan ntar jm 2 langsung ke lapangan ajah" tutur Arvan panjang lebar pada Ali.

"Ok sipp ntar gue susulin lo di lapangan" jawab Ali semangat.

"Siipp deh gue tunggu lo" ucap Arvan meninggal kan Ali.

Basket adalah salah satu permainan kesenangan Ali, selain bermanfaat untuk kesehatan basket juga salah satu alat penghasil uang. Tau kenapa ???

Karna permainan itu memperebutkan uang hasil taruhan para pemain. Bisa dikatakan judi ala anak kampus. Ali memang dijuluki Bad Boy karna sikapnya yg tak sesuai sebagai seorang mahasiswa (jail, playboy, tidur saat pelajaran brlangsung, clubing, balapan liar dll).

Sangat mengejutkan bukan seorang putra pemilik SIC mencari uang dengan cara" taruhan, bukan kah hanya dengan meminta semua keinginan akan terpenuhi. (Hihihi,,, penjelasan akan di chapter selanjutnya :-)).

Setelah sedikit ngobrol dengan Arvan, alipun melanjutkan langkahnya menuju kelasnya yang berada di lantai 2.

Langkahnya pun terhenti ketika kakinya berada di anak tangga kedua. "Wooww sexy girl, siapa pemilik kaki indah itu. Hmm jenjang & putih mulus" gerutu Ali dengan menelan ludah saat melihat cewek memakai rok mini 7cm di atas lutut, blazer hitam dan high hells 10cm berdiri membelakangi Ali.

Aliiiiii

Pekik cewek itu membalikan badan saat mendengar gerutu Ali di belakangnya. Dengan langkah seribu cewek itu pun berhambur memeluk Ali dan bergelayut manja di lengan Ali.

"Ck, ternyata Ghina. Kenapa gue bisa gak sadar kalau dia Ghina, ini namanya gue nyari masalah. Errgghh sial !" gumam batin Ali.

Ghina ;"Alii.. lo kemana ajah sih seminggu gak kelihatan, gue kangen tau".

Ali ;"ehh.. lo apa"in sih, jaga sikap lo jangan kayak gini risih gue" ucap Ali melepaskan tangan ghina dari lengan nya.

Ghina ;"ali.. kasar banget sih gue kan kangen banget ama lo" sahut Ghina tanpa melepaskan tanganny.

Ali ;"ghina !!! Kita udah gak punya hubungan apa" ya.. so jangan kayak gini apalagi gangguin gue lagi, jijik gue lihat tingkah norak lo" bentak Ali dan pergi meninggalkan Ghina yang menahan kesal karna di acuhkn.

"Gue akan bikin lo kembali ke pelukan gue Li, gak ada yang bisa milikin lo kecuali gue" geram batin Ghina.

Ghina tak menyadari kalau sedari tadi ada dua pasang mata yang mengamati Ghina dengan senyuman mencibir.

"Hmm.. kasian banget sih lo ghin, dicampakan gitu ajah ama pangeran lo" ucap Mila dengan senyum mengejek.

"Gue pastiin Ali gak bakalan kembali ke pelukan lo lagi, karna lo udah jadi sampah dimata Ali" tambah Mila dg penuh penekanan.

"Ck, tutup mulut lo cewek jalang lo berani sama gue Ha" bentak ghina pada Mila.

"Huu takutt,,, ngaca donk lo ghin belagu nya ngatain gue jalang. Apa lo gk nyadar sikap lo ngejar" Ali giman udah berasa kayak cabe cabean goceng di terminal" seriangi Mila dengan senyum devil.

"Dasar cewek ja.." bentak ghina dengan mengangkat tangan akan menampar Mila.

Namun tertahan karna tangan kokoh mencengkram kuat tangan ghina. Sehingga ghina meringis kesakitan.

"Jangan berani lo nyentuh cewek gue, klo lo berani bikin Mila lecet dikit ajah gue pastiin lo gak akan bisa hidup tenang" ucap Kevin mengibaskan tangan ghina kasar.

Mila pun senyum penuh kemenangan dihadapan Ghina. Dan pergi berlalu dari hadapan Ghina karna Kevin memberi isharat untuk pergi.

Udah tau kan.. dua pasang mata yang ngamatin ghina tadi.
Ya.. mereka adalah Mila & Kevin pasangan kekasih dan juga sahabat Ali.

Mila notabennya sangat membenci Ghina, menonton keterpurukan Ghina adalah hal yang menyenangkan baginya.

Dan Kevin sebagai kekasih Mila hanya berusaha melindungi & menyenangkan hati Mila, karna tau alasan yang membuat gadisnya itu menyimpan dendam pada Ghina.

Sketsa of Love (Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang