[Chapter 02] : Tambang Bezathor

99 17 0
                                    

"Itu hal besar yang akan saya ambil dari kerajaanmu."


Happy Reading!

Kekesalan memenuhi isi kepala Freo. Kini wajah Freo bersemu merah, seakan memendam hal yang akan membeludak pada saat ini. Freo di hadapkan dengan wanita cantik dengan sanggul yang membuat leher jenjangnya terekspos jelas.

Freo mengatupkan rahang, menatap tajam wanita yang terduduk di hadapannya. Marsha menampilkan senyum kemenangan. Menghadapkan matanya pada laki laki tinggi di seberang sana.

"Hanya itu yang aku inginkan," lanjut Marsha dengan seringai tipis di wajah.

Freo tidak menyangka jika wanita tersebut sangat licik untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan yang berlaku. Kedua tangan mengepal di balik meja lebar yang memisahkan jarak keduanya.

Menyebalkan. Bagaimana bisa nona Fiony memberinya amanah untuk menghadapi siluman licik seperti ini. Tak heran seluruh penduduk kota Netora sangat membenci kehadirannya.

Angin berhembus dari arah jendela yang terbuka lebar. Beberapa pelayan masuk dan meletakkan secangkir teh yang di produksi secara terbatas. Tak banyak bangsawan yang dapat mencicipi teh hangat buatan kerajaan Aurion Hervalan.

"Silahkan diminum, kalian adalah tamu spesialku hari ini."

Entah mengapa nada bicaranya terdengar sangat menjengkelkan. Kini Freo merasa ada gejolak yang mengatakan jika ia harus merobek bibir cantik milik Marsha agar tidak terus menerus mengocehkan kata yang terdengar menjengkelkan.

"Teh ini premium, kamu pasti akan menyukainya," lanjut Marsha.

Kini wanita tersebut menyesap teh dengan harum yang menyeruak. Sejenak Freo terdiam, menikmati harum yang baru pertama kali ia hirup.

Harum, ada campuran mint yang tidak terlalu menyengat. Freo suka harum ini. Kini Freo melirik ke arah secangkir gelas yang sudah berada tepat di hadapannya.

Ia menimang keputusan yang akan ia ambil pada saat itu. Akankah ia luluh dan mencoba untuk mencicipi teh hangat ini, atau ia akan kembali melontarkan kata kata pedas untuk wanita menjengkelkan itu.

Huh, "Bisakah kita melanjutkan pembicaraan kita?" tawar Freo dengan wajah yang masam.

Wanita yang semula menikmati hisapan pada lidah kini mengalihkan atensinya untuk menatap Freo dengan rasa penasaran. "Kenapa harus terburu buru, apa kamu sedang mengejar waktu untuk hari ini."

Itu tidak terdengar seperti sebuah pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan. Seolah Freo tidak di izinkan untuk menggangu waktu minum teh wanita yang menjabat menjadi Ratu di kerajaan Aurion Hervalan.

Kembali Freo menghembuskan nafasnya dengan gusar. Otaknya kembali berputar untuk mencari jalan keluar dari rasa bosan yang Freo rasakan. Perbincangan ini selalu berputar-putar. Bola mata Freo kembali melirik ke bawah, tepat dimana secangkir teh yang ia anggurkan berada.

Dengan segera ia meraih cangkir tersebut, menyesap dalam rasa manis yang terasa mengenai lidahnya. Manis, dengan campuran mint yang membuat kesan menjadi sedikit lebih dingin dari teh pada umumnya.

V E E D A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang