12. DARI BIMANTARA UNTUK LAVANYA

31 0 0
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. DARI BIMANTARA UNTUK LAVANYA

''Katanya, mawar itu bunga terindah di dunia. Tapi sepertinya, dia akan tunduk jika sedang berada di samping mu.''

"Sebentar, Richelle.''

Richelle hendak membuka pintu mobil, namun Theo menahannya. Hari ini adalah hari kepulangan Richelle setelah dua hari dirawat di Rumah Sakit Lavender. Jangan tanya siapa yang menemani Richelle selama Richelle dirawat di rumah sakit, karena yang menemani gadis itu sudah pasti Theo. Sudah tiga hari dia tidak masuk sekolah hanya karena menemani Richelle. Bukan Richelle yang minta, tapi Theo sendiri yang mau. Richelle sudah sering menyuruh Theo untuk pulang, tapi Theo tetap bersikeras untuk menemani Richelle di rumah sakit.

Tidak ada yang tahu kalau Theo sedang berada di rumah sakit, kecuali teman-teman dekatnya—Airlangga, Yudhistira, Sean, Arsy, Arcelio, dan Arcenio, mereka berdua kembar. Oh iya satu lagi, Bella. Saat Richelle di rumah sakit, Bella sangat ingin menemani Richelle, tapi Theo tidak mengizinkannya. Pemuda itu terus-terusan menyuruh Bella pulang agar di dalam ruangan hanya ada dirinya dan Richelle. Modus sekali memang dia ini....

Saat tadi, Richelle ingin pulang sendiri, tapi Theo tetaplah Theo. Pemuda itu punya kebiasaan memaksa orang. Dia memaksa Richelle dengan berbagai cara agar gadis itu mau pulang dengannya.

''Kenapa?'' tanya Richelle sedikit keheranan.

''Tunggu sebentar. Jangan dulu keluar,'' perintah Theo.

Theo turun dari mobilnya. Pemuda itu membukakan pintu mobil untuk Richelle. Seperti biasa, dia punya beribu-ribu cara untuk mengambil hati perempuan yang sedang diincarnya. Theo laki-laki dan dia tahu kelemahan perempuan.

''Silahkan cantik. Pintu terbuka lebar untuk perempuan seindah Richellena,'' ucap Theo, mulai dramatis.

''Bisa nggak, gak usah ngomong kayak gitu? Geli aku dengernya,'' kesal Richelle.

Wajah pemuda itu berhasil menipu Richelle. Waktu pertama kali Richelle melihat Theo, Richelle mengira, Theo itu orangnya cold, karena memang wajahnya juga mendukung—seperti orang yang tidak suka banyak bicara. Tapi ternyata Richelle salah. Di balik itu semua, ternyata Theo itu manusia paling asbun yang pernah Richelle kenal. Sudah asbun, SKSD, ucapannya menyebalkan, hidup pula. Entah dosa seperti apa yang pernah Richelle lakukan sampai-sampai dirinya harus bertemu dengan sosok pemuda bernama Bimantara Reynand Artheo.

''Gue cuman ngomong apa adanya. Lo, kan, emang manusia paling indah yang ada di muka Bumi ini. Lo tau nggak? Katanya, bunga mawar itu bunga paling indah sedunia. Tapi kayaknya... dia bakal tunduk juga kalo lagi ada di samping lo. Saking indahnya seorang Richellena, sekelas bunga mawar aja kalah,'' ungkap Theo, sukses membuat Richelle jengah. Ini bukan pertama kalinya, Saat di rumah sakit pun, Theo sering sekali mengeluarkan gombalan garingnya. ''Tapi, percuma lo indah kalo nggak jadi milik gue. Lo mau jadi milik gue?''

SELAT MALAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang