47. ABIMANYU PUTRA DEWANGGA
''Kebohongan terbesarku adalah ketika aku mengatakan bahwa aku akan sepenuhnya menghapus namamu dari memori ingatanku.''
Lima suap mi ayam sudah berhasil masuk ke dalam perut Bella. Meskipun pedas, tapi rasanya enak sekali. Sudah sangat lama dirinya tidak makan mi ayam langganannya. Sayang sekali ya? Jadwal yang sibuk, membuat dirinya jarang jajan.
Namun, di beberapa detik berikutnya, jaksa muda itu menghentikan aktivitas makannya kala tersadar ada keanehan dari Richelle yang tengah duduk di sampingnya. Raga Richelle memang ada di dekatnya, tetapi pikirannya seolah sedang berkelana ke suatu tempat.
Bella meletakkan sumpitnya di atas mangkuk, lantas mengubah posisi duduknya menghadap Richelle. ''Heh!''
''Hm?'' Richelle menoleh cengo.
''Bukannya dimakan, malah ngelamun. Buruan habisin, katanya mau ke playground. Sebelum sidang, gue mau seneng-seneng dulu,'' ucap Bella, berhasil memecahkan lamunan Richelle.
Richelle ikut merubah posisi duduknya. Ia menghadap Bella dengan raut serius. ''Aku mau nanya sama kamu.''
Bella mencetak ekspresi bingung. Meskipun begitu, sepertinya Bella tahu apa yang akan ditanyakan oleh sahabatnya itu. Dia sudah bisa menebak.
''Nanya apa?''
''Tadi, di depan toko mainan Arasya, ada cowok pake baju tentara lagi gendong anak kecil. Kamu liat nggak?'' Richelle berusaha mengobati rasa penasarannya dengan bertanya pada Bella. Siapa tahu Bella lihat?
Richelle sangat yakin kalau pria yang tadi tertangkap oleh netranya adalah Theo, cinta pertamanya saat SMA. Jika benar, siapa anak kecil yang tengah digendongnya tadi? Dan... kenapa Theo mengenakan seragam tentara? Apa mungkin, sekarang pria itu sudah menjadi seorang tentara? Sejak kapan dia bercita-cita ingin menjadi seorang tentara? Selama menjalin hubungan dengan Richelle, Theo tidak pernah bercerita kalau dirinya ingin menjadi seorang tentara. Setiap kali Richelle bertanya tentang cita-citanya, pria itu selalu menjawab 'aku cuman pengen jadi rumah sekaligus tempat cerita buat kamu.'
Bella berlagak seperti orang yang sedang mengingat-ingat sesuatu. ''Laki-laki pake baju tentara? Gendong anak kecil? Di depan toko mainan? Nggak tuh, gue nggak liat. Emang kenapa?''
''Masa, sih, kamu nggak liat? Padahal keberadaan dia mencolok banget, soalnya dia pake seragam tentara. Jadi nggak mungkin kalau tadi kamu nggak liat,'' kata Richelle. ''Coba deh kamu inget-inget lagi.''
Bella mengusap-usap dagunya. Dia seperti orang yang sedang berpikir. ''Gue beneran nggak liat, Richellena. Emangnya kenapa, sih?''
''Laki-laki yang pake seragam tentara tadi, itu Theo. Aku yakin banget kalau aku nggak salah liat. Orang jelas banget kok kalau itu Theo. Walaupun udah lama aku nggak ketemu sama dia, tapi aku masih sangat mengenali dia.'' Richelle semakin serius menatap Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAT MALAKA
Teen FictionBahagia itu seperti apa sih? Richellena Quenbylee Aussie, gadis asal Bandung pecinta dunia fiksi. Pemilik rambut asli berwarna putih dan bola mata berwarna biru. Richelle pikir menjadi dewasa itu menyenangkan, tapi ternyata tidak. Semua orang selalu...