Jangan lupa vote komen ya biar aku cepet up nya🤭
"Ummm, ternyata mangga hasil curian ini enak juga ya," komentar Iqbal seraya menikmati mangga yang Rafa bawa.
"Iyalah. Ngambilnya aja penuh perjuangan! Lengah dikit, ketahuan Pak RT," jawab Rafa . Cowok itu merasa bangga dengan pujian nyeleneh yang terlontar dari mulut Iqbal.
Naresh hanya terkekeh sembari geleng-geleng kepala. Terkadang Naresh juga tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. Dirinya itu introvert parah tapi bisa - bisanya ia satu circle dengan Jean, Rafa dan Iqbal.
Naresh hanya tersenyum menatap satu persatu sahabatnya. Baru kali ini Naresh menemukan sosok sahabat yang benar- benar mengerti dirinya dan memahami apa arti persahabatan.
Seperti Jean yang memiliki solidaritas paling tinggi. Cowok itu selalu memasang badan untuk melindungi sahabatnya tidak peduli apapun konsekuensinya. Lalu Rafa yang selalu ingin ikut membela sahabatnya dalam hal apapun walaupun berujung dirinya yang dikhawatirkan. Dan Iqbal seseorang yang paling mengajarkan untuk selalu bersabar apapun keadaannya.
Sudah hampir tiga tahun mereka berempat bersahabat dan mereka selalu bisa menjaga hubungan persahabatan tetap baik. Perkelahian mereka hanya sebatas saling menyalahkan lalu kembali berbaikan. Menurut Naresh, ini sangatlah indah.
"Eh! Yang nyuri donat gue siapa?!" Jean berteriak. Cowok itu berulangkali mengecek tasnya, berharap menemukan donat miliknya namun hasilnya nihil.
"Nggak mungkin lah ada yang nyuri. Lo aja nggak pindah tempat kok," ucap Naresh diangguki oleh Iqbal.
"Pasti ada yang nyuri! Lo ya,Raf?!" tuduh Jean. Rafa yang merasa tidak melakukan apapun langsung menggeleng.
"Kok nuduh!"
"Ya Lo biasanya kan suka nyuri mangga jadi siapa tahu Lo yang nyuri donat gue," sinis Jean namun Rafa tetap menggeleng.
Jean terdiam sembari berpikir. Jean tahu betul kalau Rafa tidak mungkin berbohong dan jika Rafa bilang tidak artinya memang anak itu tidak mencuri.
"Kayaknya ketinggalan deh!" ucap Jean seraya menepuk dahinya sendiri.
"Yah, nggak jadi makan donat gratis, Lo sih,Je!" protes Rafa. Cowok itu merasa tertipu karena tadi pagi Jean bilang akan memberinya donat.
"Jean PHP, Jean PHP," kompor Iqbal.
"Ya kan gue lupa! Kalian nggak bisa nyalahin gue dong!" ketus Jean.
"Eh! Gue mau ke kamar mandi dulu, kebelet!" Rafa bangkit dari duduknya dan berjalan cepat keluar kelas.
Melihat Rafa keluar kelas sendirian,salah satu siswa bertanya. "Kemana Raf?"
"Belakang."
Setelah Rafa meninggalkan kelas, beberapa siswa yang tadinya di kelas kini ikut keluar. Hal ini membuat tiga sahabat yang duduk di pojok itu saling menatap bingung.
"Aneh banget mereka," ucap Jean.
"Bodoamat lah," timpal Iqbal tak peduli. Cowok itu kembali melanjutkan acara makannya yang tertunda.
"Hujan lagi, mana gue nggak bawa jas hujan lagi," ucap Jean seraya menatap hujan dari jendela kelasnya.
"Semoga aja abis ini reda."
....
Bel pulang sekolah sudah berdering 15 menit yang lalu namun sekolah masih terlihat ramai karena banyak siswa yang memilih untuk berdiam di sekolah sembari menunggu hujan yang tak kunjung reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERAIN
Teen FictionIqbal selalu disiksa oleh ayahnya namun Jean selalu balas dendam pada ayah Iqbal. Tapi apa kata orang? "Jean itu gila! Dia sakit mental. Sahabat dan keluarganya pasti malu." 20 Juni 2024