5.🧸

12.3K 774 48
                                    

Jangan lupa vote←⁠(⁠>⁠▽⁠<⁠)⁠ノ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote←⁠(⁠>⁠▽⁠<⁠)⁠ノ

.

.

.

Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Burung-burung berkicauan membuat alunan melodi yang begitu indah.

Mata yang setia tertutup itu perlahan mengerjap pelan menyesuaikan sinar yang menerpa tepat pada matanya.

Si mungil merengek dengan posisi badannya yang diubah menjadi tengkurap.

Pemuda yang membuka gorden kamar nya dibuat terkekeh oleh nya, itu sungguh lucu. Mendekati si mungil dan membalik posisi tidur Chia agar menjadi terlentang.

"Bangun." Datar Lio, dia bersedekap dan menatap tajam kearah Chia yang masih enggan membuka matanya.

"Bangun Achia Dwinov Smith!"

Chia yang mendengar nada datar langsung membuka matanya cepat. Menatap kearah pemuda tinggi yang sedang menatap tajam kearahnya, sungguh menyeramkan!

Chia langsung saja duduk dengan kepala menunduk, dia masih takut dengan pemuda ini.

"Maaf" satu kata yang terlontar dari pemuda itu, mampu membuat Chia mendongak dan menatap polos kearahnya. Mengerjap cepat dengan dahi mengkerut, apakah pemuda tinggi ini sedang meminta maaf? Tapi, rasanya seperti dia tidak ikhlas!

Chia membuang muka dengan bibir mencebik, dia sungguh kesal dengan pemuda tinggi di depannya ini, sangat sok keren! Padahal memang benar...

"Kenapa?" Heran Lio yang melihat Chia yang enggan menatapnya balik, padahal dia sudah meminta maaf tadi.

"Kenapa apa?!" Tanya Chia nge gas, dia tidak mengerti! Apakah pemuda tinggi ini tidak bisa berbicara lebih panjang dan jelas? Benar-benar menyebalkan!

"Kau membentak ku?" Tanya Lio dengan alis nya yang dia angkat sebelah.

Chia yang melihat itu, ikut mencoba mengangkat alisnya sebelah, memangnya hanya dia saja yang bisa? Dia juga bisa!

Lio yang melihat kedua alis Chia yang terangkat, langsung menatap heran, ada apa dengan Chia sekarang? Sungguh aneh, tapi itu juga terlihat lucu.

"Kapan Chia bentak? Gak pelnah tuh.. olang Chia cuman nanya doang.." balasnya cuek.

"Nada suara mu meninggi" jawab Lio cepat.

"Ya kalna kesal!" Pekiknya heboh, bahkan tangannya sudah dia peragakan seakan sedang mencakar wajah Lio.

'dasal bodoh! Itu saja tidak tau! Pelcuma tampan kalo bodoh! Dasal tidak peka, jancok!'

"Kau mengumpat?" Tanya Lio saat melihat ekspresi Chia yang seakan sedang mengumpati seseorang, dan dia yakin bahwa dirinya lah yang sedang Chia umpati.

Chia diam, apakah pemuda tinggi ini cenayang? Dia ingin mencoba membatin sekali lagi untuk memastikan!

'dasal anjil! Babi! Bodoh! Kasal! Selam!' batin Chia dengan menatap tepat kearah mata pemuda tersebut. Ayo ayo ayo! batin Chia berteriak, dia tidak sabar, ternyata cenayang bisa tampan juga!

Lio menatap aneh Chia, sebenarnya apa yang sedang Chia pikirkan sekarang? Dari kemarin sikapnya benar-benar berubah.

"Apa?" Tanya Lio heran, ternyata perempuan benar-benar tidak bisa dibaca pikiran nya. Pantas saja, kakak sulungnya belum mendapatkan pasangan hingga sekarang umurnya yang sudah 25 tahun, bujangan tua.

Chia menatap tak minat saat mendengar pertanyaan dari pemuda tinggi di depannya ini. Berdiri diatas kasur dan mulai meloncat turun, dia ingin menemui Cio, baru semalam, tapi dia sudah merindukan Cio, sistem abal-abal nya yang begitu menggemaskan.

Lio langsung mengubah raut wajahnya seperti semula, datar. Chia bisa turun dengan pelan, tapi kenapa harus meloncat! Bagaimana jika dia terjatuh dan menangis nanti? Tidak, lebih parahnya terluka.

"Nakal" desis Lio, menatap tajam punggung kecil yang sudah keluar dari kamar nya. Baru semalam, tapi perubahan Chia begitu besar. Chia anaknya pendiam dan pemalu, apapun yang mereka katakan, Chia akan dengan patuh menuruti. Tapi, Chia yang sekarang begitu cerewet dan pembangkang.

.
.
.

"Cio!! Chia lindu sangat.." pekik Chia dengan mengambil tubuh kecil Cio dan memutar nya di udara.

"Saya pusing nona"

Chia yang mendengar itu langsung berhenti berputar, dia juga merasa pusing. Menatap sekitar yang terlihat seperti berputar, bahkan sekarang dia tidak bisa menahan bobot tubuhnya.

Bruk

"HAHAHHAHA..."

Suara tawa merdu Chia menggema di dalam kamar. Dia terjatuh dengan Cio yang berada di pelukannya. Ini sungguh menyenangkan, dia bisa bermain dan tertawa sepuasnya tanpa rasa takut akan di marahi.

Dia ingin membalas dendam sekarang. Dia ingin membalas semua tangisannya menjadi tawa kegirangan. Dia ingin membalas rasa laparnya dengan makan sepuasnya sekarang. Semuanya, dia ingin merubah hidupnya menjadi penuh dengan kasih sayang, kebahagiaan.

Chia menatap Cio dengan pandangan binar, mencium wajah menggemaskan Cio bertubi-tubi. Ini adalah balasan tanda cinta dan gemasnya terhadap Cio yang terlalu baik dan imut.

"Cio sangat imut!" Ucap Chia dengan memeluk Cio erat, tidak taukah Chia kalau Cio sedang kehabisan nafas.

"Saya tau saya imut nona... Tapi, bisakah anda berhenti mencekik saya?"

Chia langsung melepas pelukan nya. Menyengir dan menaruh Cio agar duduk di pangkuannya.

"Nalsis sekali ya Cio.."

"Tidak papa nona, jika itu memang benar adanya..."

Chia mendelik, mengunyel pipi bulat Cio dengan gemas. Ternyata ke narsisan kucing jauh lebih besar dibandingkan manusia.

"Bukankah kita sangat serasi nona?"

Chia melotot horor mendengar ucapan sistem. Apakah sistem menyukainya? Dia tidak mau! Dia tidak mau berpacaran dengan hewan!

Membayangkan nya saja sudah membuat Chia merinding hebat. Menggeleng keras dengan tangannya yang sudah mendorong Cio menjauh darinya.

"Chia suka manusia Cio! Sadal! Kamu itu hewan, kucing! Tidak boleh belsama manusia! Sana cali cewek lain!" Ucap Chia cepat, seperti ngerap.

Cio hanya membuat wajah kesal, fikiran Chia terlalu berlebihan!

"Maksud saya, kita serasi karena sama-sama menggemaskan dan kecil nona.. bukan sebagai pasangan! Saya juga adalah robot, bukan hewan, kucing!"

"Idih.. alibi.. alibi Cio ya~"

"Saya jujur nona~"

Kucing kecil itu hanya bisa pasrah dan menghela nafas sabar menghadapi kecerewetan nona mungilnya ini.

Chia tak memperdulikan ucapan Cio. Dia malah berdiri dan berjalan dengan kaki pendek nya kearah kamar mandi, dia gerah dan membutuhkan air dingin untuk menyegarkan tubuhnya.

Sebelum benar-benar memasuki kamar mandi, Chia berbalik dan menatap Cio dengan mata memicing "jangan ngintip kamu Cio! Awas! Chia cewek mahal bukan mulahan!" Ancam Chia dengan menyodorkan kepalan tangannya, dia masih merasa was-was dengan kucing kecil itu.

Cio hanya mendengus kecil melihat itu. Menaiki kasur dan mulai menjilati bulu lebat nya.

T
B
C

Little FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang