Hari ini kegiatan JKT48 berakhir lebih awal dari biasanya member-member memutuskan untuk langsung pulang ke rumah masing-masing karena besok pagi mereka semua harus kembali berkumpul di kantor untuk evaluasi mingguan dan rapat. Saat ini tersisa Fiony sedang membereskan barang-barangnya ia menoleh sejenak ke arah Ara yang sedang tertawa dengan sound india yang berasal dari ponselnya
"Kemarin berantem sama ka vivi gara gara apa?" Ara menghentikan tawanya sejenak
"Gapapa, emang ngeselin aja tuh ketua sekte syaiton" jawab Ara ia belum melihat perubahan wajah Fiony yang sudah berubah drastis
"Gara gara ka chika?" Ara langsung terdiam dia menurunkan ponsel di depan wajahnya lalu menatap Fiony
"Ko jadi chika?" Tanya Ara sedikit heran seraya membenarkan posisi duduknya
"Biasanya kamu berantem sama ka vivi gara-gara ka chika kan?!" Fiony membawa tasnya lalu berdiri diikuti oleh Ara
"Kamu mau tau ga? Jujur aku cape banget ya emang kamu ga selingkuh tapi kamu ga pernah hargain perasaan aku, kamu berantemnya gara-gara ka chika di depan aku loh ra!" Ujar Fiony sedikit menekan kata-katanya lalu di akhir dengan helaan nafas berat
"Fio aku ga berantem gara-gara chika, dia pukul aku duluan ya aku bales mungkin kalo dia pukul zee atau flora, gaakan berantem ujungnya!" Jelas Ara berusaha meraih tangan Fiony tapi dengan cepat Fiony menepisnya
"Apasih yang bikin gengsi kamu gede sama ka vivi hah? Mau buktiin apa?" Ara menggeleng pelan
"Kamu kayanya salah paham deh"
"Aku ga salah paham ra!"
"Tapi bukan gara-gara chika fio, aku cuma bales pukulan dia!"
"Ya kenapa harus berantem?! Ka vivi ga pernah mukul member lain selain kamu, begitupun kamu ara semua itu berawal dari persaingan kalian buat ka chika!" Ara menghela nafas menggaruk alisnya yang tak gatal
"Kamu udah lost feeling ya sama aku ra?"
"Kamu ngomong apa sih?"
"Kita putus aja!"
"Apasih, gamau!" Tolak Ara cepat, Fiony hendak melangkahkan pergi tapi dengan cepat Ara menahannya
"Aku cape!"
"Maafin aku!"
"Please fio!" Ara memblokir jalan Fiony agar tak bisa melewati dirinya, jantungnya berdebar tak karuan takut Fiony benar-benar hilang dari hidupnya
"Ayo pulang aku anterin, nanti kita ngobrol lagi" Fiony menggelengkan kepalanya
"Gausah, minggir aku mau lewat!" Ara menggeleng masih dengan posisinya
"Yaudah aku tetep lewat!" Fiony menerobos menabrak Ara menggunakan sisa tenaga yang ia punya
"Fio aku anterin!" Ara mengejar Fiony kali ini ia berhasil meraih pergelangan tangannya
"Aku di jemput mamih mending kamu pulang!"
"Fio dengerin aku dulu—" dengan kesal Fiony membalikan badannya
"Diem, atau kita putus!" Saat itu juga Ara tak begerak di tempatnya membiarkan Fiony pergi begitu saja
"Sialan!" Kesalnya seraya mengayunkan kakinya menendang angin sekencang-kencangnya
"Woy lo kenapa?" Ara berbalik mendapati Olla yang ternyata masih berada disana
"Gue stress, duluan lla!" Olla melongo dengan kening mengerut seraya menggaruk kepalanya ada apa dengan Ara bukannya harusnya ia pulang dengan Fiony