59

506 5 0
                                    

Happy reading

“Huuhhhhh…akhirnya sampai rumah juga yaa pa”, ucap nia melemparkan tubuhnya ke sofa karena begitu lelah.

“Alaah mama, baru lari segitu aja udah cape hehe”, ledek haris.

“Ihhh papa mah, mama serius tahu”, gerutu nia.

“Iya deh papa percaya hehe”, senyum haris

Ketika orang tuanya sudah berada di dalam rumah, bayu masih berada di halaman depan rumahnya. Dia sedang memikirkan sesuatu tentang bagaimana memberitahu sang papa kalau mamanya sudah pernah ditiduri lelaki lain. Bagi bayu, hal tersebut perlu disampaikan secara hati-hati.

Apa lagi papanya belum tahu sama sekali. Kalau tidak demikian, bayu menduga rumah tangga papa dan mamanya akan retak lagi. Di lain hal, nia barusan menceritakan semua yang dialami nya kepada bayu ketika sang suami tidak di dekat keduanya.

Dalam pikir wanita itu, ia ingin melepaskan beban dosa yang ditanggungnya dengan cara bicara jujur kepada suaminya. Akan tetapi, dia sungguh tak berani. Ia khawatir rumah tangganya yang sudah akur bisa kembali pecah gara-gara pengakuan jujurnya nanti.

Kalaupun dipendam, nia terus terbayang-bayang terbebani pikirannya. Beruntung, sang putra menawarkan bantuan. Putranya, bayu, mengatakan ia mau menjadi perantara mamanya untuk bercerita kepada sang papa. Bagi nia, ini merupakan jalan satu-satunya yang bisa diharapkan.

“Pa, mama mandi dulu yaa….”, ucap nia letih kepada suaminya

“Iyaa maa”, jawab haris yang sedang membuka ponselnya kembali.

Sambil terduduk di atas empuknya sofa, Haris kembali membuka ponselnya dan ternyata terdapat pesan singkat dari sang ayah, pak paijo. Dalam pesan singkat tersebut, ayahnya menginginkan haris bersama putra dan istrinya mengunjungi ayah dan ibunya di Garut.

••••

Di tempat lain, tampak seraya menyambut pagi pak paijo sedang menyeduh secangkir teh hangat dengan pisang goreng buatan istrinya sambil menyaksikan berita di televisi. Sementara sang istri menemani di sisinya selagi melipat pakaian yang ia jemur kemarin hari.

“Atasannya haris jadi ke sini pak?”, tanya istri pak paijo.

“Jadi bu. Paling siangan dia ke sini”, balas pak paijo seraya mengamati televisi sambil mengunyah pisang goreng di mulutnya.

“Kita sediain apa nih pak untuk bosnya anak kita, terutama untuk makan siangnya”, tanya kembali istri pak paijo.

“apa aja deh bu. Si haris juga pesen ke aku gak usah repot-repot. Itu juga permintaan bosnya sendiri”.

“Oh yasudah kalau maunya begitu”, ujar istri pak paijo menyudahi aktivitasnya.

Istri paijo usai melipat pakaian membawa pakaian tersebut ke lemari yang ada di kamarnya. Sementara Pak paijo tetap asyik menonton televisi seraya menggonta-ganti chanel dengan remot yang ada di genggaman telapak tangannya. Lelaki paruh baya yang hobinya nonton berita politik di pagi hari tersebut, tiba-tiba malah menyaksikan berita olahraga.

Amat jarang sekali pak paijo menyaksikan berita olahraga, sedangkan ia tidak begitu menyukai olahraga apapun jenisnya. Ya kalaupun ada berita olahraga yang ia sukai, paling-paling berita tentang bulutangkis, salah satu ikon cabang olahraga populer di Indonesia.

Namun, kali ini beda persoalan. Ternyata bukan tentang berita olahraganya, melainkan presenter wanitanya yang cantik dan seksi.

“Cantik juga ini yang bawain acara… adduhh, jadi kepengen kan nih. Ohhh nia, menantuku sayang, kapan kamu ke sini? Ayah kangen berhubungan badan dengan kamu nih..”, ucap pak paijo menatap resah penisnya yang tegang.

Karena terlalu serius memperhatikan, akhirnya kemaluan lelaki itu berdiri di pagi hari. Penis tersebut mengacung seolah-olah ingin keluar dari balik celana pak paijo. Alhasil, pak paijo jadi bingung bagaimana menuntaskannya.

Aneh sekali kalau ia bilang ke istri tentang apa yang di alami nya sekarang. Maka, buru-buru saja ia ganti chanel lain supaya batang kemaluannya itu mengendur.

Selagi masih menonton televisi, tiba-tiba terdengar sahutan dari depan rumah pak paijo. Suaranya tidak begitu asing di telinga pak paijo yang kian hari kian sulit mendengar karena usianya yang sudah menua.

“Pak paijo! Paak! Paaak paijo! Pak!” teriak pak bejo dari depan rumah pak paijo

“Aduh, si bejo ini pagi-pagi udah ganggu waktu santaiku saja. Padahal, hari ini dia sudah aku beri libur…hemmm” ucap pak paijo mencoba menghampiri pak bejo

“Treeekkkkkkkkkk” pak paijo membuka pintu rumahnya

“Ada apa kamu bejo pagi-pagi udah main ke rumah saya, sedangkan sudah saya kasih libur kamu hari ini” gumal pak paijo melihat pak bejo di depan rumahnya.

“Eh iya pak, maaf. Saya cuma mau tanya, apa jadi bosnya haris ke sini?”, tanya pak bejo ingin tahu sekali.

“Terus kalau aku jawab iya, apa urusannya dengan kamu jo?”.

“Hehe. Enggak kok pak saya cuma kepengen tahu aja” balas pak bejo menggaruk kepalanya.

“Yasudah. Kamu pulang sana gih. Nikmati liburmu sebaik mungkin. Biar nanti kalau bekerja kamu bisa maksimal”, pesan pak paijo.

“Iya pak makasih. Mari saya pamit duluan”.

Pak bejo pun meninggalkan halaman depan rumah pak paijo yang tampak bersih sekali. Dalam perjalanan pulang, ia tersenyum-senyum tak jelas. Entah apa yang ada dibenak pikirannya. Di sisi lain, setelah memastikan pak bejo pergi, pak paijo lekas masuk ke rumahnya kembali.

Pak bejo terheran-heran ada apa dengan pak bejo yang bertanya tentang bosnya haris. Cukup dibuat penasaran dirinya. Mendadak muncul istrinya bertanya sesuatu,

“Pak, aku kok dua-tiga hari belakangan ini mimpiin si haris ya?” tanya istri pak paijo dengan raut wajah cemas

“Heeemm. Itu mah kamu kangen sama anakmu bu”, sahut pak paijo tersenyum.

“Aku sih awalnya ngira sih begitu pak. Tapi, anehnya kenapa perasaanku malah gak enak ya?”, balas istri pak paijo.

“Aduh bu. Jangan kamu pikir macam-macam. Gak baik seperti itu. Doakan saja anakmu itu selalu diberikan kesehatan dan keselamatan”, hentak pak paijo.

“Iya deh pak”.

••••

Sambil fokus menyetir menuju tempat tujuannya, pak arso bersiul-siul seraya menghibur diri dan mengusir kantuk. Ingin ia setel musik melalui setelan musik yang ada di dalam mobilnya. Namun, ia tidak mempunyai dvd apalagi flashdisk yang menyimpan kumpulan lagu kesukaannya.

Kalaupun menyetel radio, ia tidak begitu suka dengan musik sekarang yang tidak cocok dengan selera lawasnya. Apalagi mendengar berita, itu dapat membuatnya jenuh dengan hingar-bingar politik yang tak jelas dan dimengerti oleh pak arso.

“Aduh si pak broto kok gak ada kabar ya. Wah, jangan-jangan dia udah menemukan nia, terus dia keasyikan genjot terus terusan tuh perempuan di rumahnya. Awas aja ye tuh orang berhasil nge buntingin si nia duluan”.

Penasaran tak ada kabar dari pak broto yang terakhir kali memberitahukan nia sudah tiada di tempat kosnya, pak arso pun mencoba menghubungi. Hanya saja, ponsel pak broto tidak aktif.

••••

Continued ☂️

Hamil Anak Siapa? [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang