Namtan memang awalnya mau pergi sendiri ke Kapook, setidaknya dengan informasi yang dia punya, bahwa cewek tinggi itu tinggal di rumah Bibinya, rumah mantannya Film, saudara Perth terhormat. Tapi hati tunangannya nggak tenang, kepikiran terus katanya, dia bilang benci Namtan bertemu mantan dengan kelakuan Namtan yang terlalu bersahabat itu. Jadi di sini Film, di samping Namtan, meminta helmnya meski Namtan memandang keberatan.
Pergi ke Kapook, membawa Film adalah cara halus melibatkan Film pada masalahnya. Namtan cuma mau manusia cantik itu nggak harus menghadapi masalah sama.
"Film.."
"Nggak ada Namtan. Gue harus ikut!"
Namtan buang napasnya jera. "Lo gini bukan karena mau ketemu Perth 'kan?"
Mata Film membola kesal, nggak terima dia. Padahal yang belum putus sama mantan jelas dia. "Ngaco. Gue kalo nggak ikut lo, lo pasti bakal adu bogem sama Perth."
"Jadi khawatirin Perth, nih?"
Film geleng, langsung pajang senyumnya. Membujuk muka seketika keruh Namtan yang itu. Alah-alah, tunangannya masih sensitif soal Perth padahal Film jelas membuka jalan dan mulai menerima Namtan sepenuh-penuhnya. Kalo Film masih Film yang sama seperti awal, Namtan mau ngapain kayaknya dia nggak bakal peduli, pun Film nggak akan bervokal rendah kayak sekarang. Namtan mungkin berhasil merebut tempat kosong di dalam dada manusia Rachanun ini.
Film mengakui dia takut kehilangan Namtan. "Bukan gitu.. gue cuma nggak mau lihat lo berantem. Coba, itu perut emang udah, mendingan?" Diperiksa, Film nunduk dikit, jaket kulit Namtan disampir, bahkan Film terlalu berani buka kaus putih di balik celana jin biru yang masuk ditahan ikat pinggang sewarna cokelat. Posisi mereka bikin orang-orang akan salah paham.
Namtan langsung tarik bahu Film, berdebar aneh, nggak sedikit Film ukir gugup buat Namtan, dihadiahi sikap baru sangat berani ini, Namtan merasa menang tapi was-was. Kalah telak nanti dominasinya. "Masih sakit Racha, tapi ngapain di buka-buka gitu, sih?"
Film colek pipi Namtan, oh nggak lembut, kasar banget sampe Namtan lengkungin bibir. Bisa gitu ya calon istrinya, lembut banget, terus brutal banget. "Nanti janji ya, lo nggak aneh-aneh apalagi balikan sama Kapook."
"Nggak akan sayangku." Film itu selalu benci omongan refleks Namtan. Mulut buaya jelas lihai soal bicara manis, syarat penggoda. Kayak, semua cewek dia giniin pasti dulunya, cuma Film akui dia salah tingkah berat. Namtan ketawa, Film ketawa. Film udah bucin, selamat kepada semua elemen yang mendoakan karma ini padanya.
"Lo nanti janji nggak bakal emosi lihat Perth!"
"Janji!" Namtan ambil dua tangan Film, dia bawa taruh di bahunya, sementara dua tangan dominan itu kini berada di pinggang si Rachanun. Film merasa ada sensasi cepat menggelitik hatinya, dadanya tiba-tiba terasa penuh, perutnya seperti didesak sesuatu bersamaan dan berebutan, Film nggak bisa pernah menjelaskan perasaan macam apa itu.
Kemudian, ada desiran darah yang rasanya melaju kencang menuju pipinya, tentu, hal paling utama, soal detak jantung yang berdebar membingungkan, amat tidak terkendali. Namtan Tipnaree. Oh, Setelah sekian lama, Film merasakan jatuh hati lagi pada seorang manusia.