16.Loading??

6K 545 28
                                    

.
.
.

"Hiks hiks uhuk hiks"

"Sssttt Ade kenapa hmm mimpi buruk lagi yaa sayang cupcup ada mbok jangan takut" tutur mbok Narti lembut sambil menimang dan mengpukpuk bokong berlapis diaper itu, tadi saat mbok tengah memasak nasi ia di buat terkejut oleh tangisan Edza yang melengking tak seperti biasanya.

Mbok langsung menuju ke dalam kamar kedua yang di tempati si kembar tadi malam dan Edza memang tidur bersama kedua Abang kembarnya. Dan di sana Edza menangis tersedu-sedu dengan tubuh yang sedikit bergetar.

Mbok langsung membawa Edza ke gendongan koalanya tak lupa menggunakan pengais kain tarik bermotif batik miliknya.

"Hiks cu hiks mboo hiks a-ban hiks ana?"

Mbok Narti yang mendengar penuturan si kecil meskipun tak jelas pun terkekeh lucu. "Ini susu Ade nih tadi mbok udah buatin terus buat Abang, Abang ada di belakang lagi makan singkong goreng Ade mau nda hmm?" Ucap lembut mbok sambil terus menimang Edza yang kini tengah menyedot susu nya rakus.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki bergemuruh mengalihkan atensi mbok dan baby Edza.

"Mbok baby kenapa?" Tanya khawatir Al sambil melihat sang adik yang kini menatapnya polos dengan sisa air mata di pelupuk mata jernihnya.

"Ngga apa apa nak Al, El Edza memang gini kalau habis bangun tidur,kalau ngga ada siapa siapa pasti nanti nangis" tutur mbok dan di angguki oleh si kembar.

"Mau bersama Abang?" Tanya lembut Al sambil merentangkan kedua tangannya, Edza berbinar langsung merentangkan kedua tangannya antusias membuat mereka yang melihatnya terkekeh.

Plop

"Jan a-ban..." Ucap baby Edza sambil menggerakkan kedua kaki kecilnya di gendongan sang Abang.

"Jan?" Bingung El

"Maksudnya jajan ya Ade mau jajan" tanya mbok. Edza mengangguk antusias menunjuk pintu keluar tak sabaran.

Al terkekeh gemas melihat sang adik yang sepertinya tak sabar ingin membeli jajanan itu"baiklah ayo kita jajan hmm"

"Etss Ntar bang mending Lo pake ini deh biar keliatan kaya papah muda" celetuk El sambil menyampirkan kain tarik milik mbok di bahu sang Abang.

Sedangkan Al hanya diam memperhatikan apa yang akan di lakukan adik kembarnya ini, ia tak mau ambil pusing, toh ini juga akan mempermudahnya pikir Al.

"Mbok ini gimana sih caranya" ucap El sambil menggaruk tengkuknya bingung.

Mbok terkekeh lalu melangkah mulai menjelaskan tahap tahap yang harus di lakukan jika ingin mengais Edza dengan pengais kain tarik miliknya.

"Ribet juga" celetuk El

"Biasa aja menurut ku ini mudah" Al sambil membenarkan posisi tubuh Edza agar lebih nyaman.

"Nak Al memang selalu bisa di andalkan" ucap mbok tersenyum bangga.

"El juga mbok apaan si" El mengerucutkan bibirnya kesal kenapa selalu Abang nya saja yang di puji.

"Iyaa nak El juga pintar tapi yang mbok selalu suka dari nak El itu... Ingin tau apa?" Rayu mbok agar anak majikan ini tak ngambek padanya ia memang sudah biasa seperti ini El yang selalu iri pada sang Abang dan sang Abang yang tentunya acuh tak acuh.

"Apa tuh?" El dengan raut muka yang masih judes.

"Nak El itu selalu ceria dan selalu bisa mencairkan suasana dan satu lagi nak El itu memiliki energi positif yang bisa Manarik lawan bicara kayanya cocok kalau nak El pengen ngejar seorang wanita cantik" ucap mbok sambil mengedipkan satu matanya membuat El berbinar.

Baby Edzario✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang