37

3.1K 460 75
                                    

Persiapkan mental, hati, dan jiwa raga yang kuat ya hehe.. Ntah apa yang akan terjadi ke depannya.

Setelah dari danau dimana tempat Shani dan Christy mengetahui fakta besar diantara mereka, kini mereka sudah sampai di rumah yang sangat megah bak istana kerajaan. Jauh berbeda dengan tempat tinggal Christy bersama neneknya.

Shani berhenti melangkah saat merasa Christy hanya diam di samping mobilnya saja. Ia pun menoleh ke belakang.

"De" Suara lembut Shani berhasil mengalihkan lamunan Christy yang menatap kosong bangunan megah tersebut.

Shani tersenyum saat Christy mengalihkan tatapannya ke arah dia. Menghampiri Christy, ia langsung menggandeng erat tangan adiknya seolah untuk menghilangkan hatinya yang ragu-ragu.

"Gapapa, ayo masuk kan ada cici" Ujar Shani tersenyum.

Christy membalas senyum itu tipis sekali, mungkin Shani juga tidak sadar kalau adiknya tersenyum. Gadis itu mengangguk walaupun masih ada keraguan yang menghantuinya.

Dengan langkah tegas, Shani membawa adiknya masuk ke dalam rumah megah tersebut. Rumah yang ia bilang bukan tempat pulangnya, tapi dengan adanya Christy di rumah itu apakah pandangannya menjadi berubah? Atau justru Christy merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Shani sebelumnya jika ia tinggal disana?

Shani melangkah ke arah ruang tengah dimana mamanya terlihat sedang duduk disana dengan buku majalah di tangannya.

"Ma.." Ucap Shani yang sudah berdiri di samping tv dengan Christy yang kini posisinya agak ke belakang punggungnya.

Christy menunduk menatap genggaman tangan Shani yang tidak pernah cicinya lepaskan sedari awal masuk tadi. Ia mengeratkan genggamannya seakan rasa takutnya kembali menjalar.

Terlihat ibu jari Shani mengelus pelan tangan Christy seolah memberikan isyarat kalau semuanya akan baik-baik saja.

Yona mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Shani sebelum akhirnya senyum itu pudar saat netranya menangkap seseorang di balik punggung Shani.

Ia berdiri dan berjalan mendekati mereka berdua dengan sorotan mata elangnya. "Ngapain kamu ngajak anak itu kesini?" Ujar Yona datar.

Sebelum menjawab, Shani melepas genggaman tangannya dan beralih merangkul bahu Christy. Ia menariknya agar Christy berdiri tepat di sebelahnya.

"Namanya Christy ma, dia punya nama" Ucap Shani yang sedikit kesal karna mamanya menyebut Christy seperti tadi.

"Dia adik kandung aku yang mama sama papa selalu bilang udah meninggal. Akhirnya Shani bisa buktiin ke mama sama papa kalau adik Shani masih hidup. Dan kenapa aku ajak dia kesini, karna aku mau mulai sekarang dia tinggal sama kita disini" Sambungnya secara lugas.

Ia menyodorkan sebuah amplop putih ke depan Yona. "Mama minta bukti kan ke Shani? Ini buktinya, mama buka dan baca sendiri tulisannya apa"

Tanpa basa basi, Yona mengambil benda tersebut dan membaca isi selembar kertas itu. Meskipun tanpa ia baca pun ia sudah tau kertas apa itu beserta hasilnya. Tapi ia tetap berakting agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Mama ga percaya sama ini. Pasti ini semua editan kan?" Ucap Yona setelah membaca tulisannya.

Shani memandang mamanya tak habis pikir. Bagaimana bisa mamanya berucap demikian padahal bukti itu sudah jelas dan tidak ada editan sama sekali.

"Editan apa sih ma?! Hasil itu 100% real dari rumah sakit langsung. Buat apa juga aku edit kalau kenyataannya Christy memang adik kandung aku!" Tegas Shani.

"Segitu ga terimanya mama sama keberadaan Christy? Dia sama kayak aku ma, anak kandung mama papa, anak bungsu kalian! Salah apa sih dede sama kalian berdua sampai disingkirkan segininya?!" Lanjut Shani yang mulai terbawa emosi.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang