chapter 42

1.4K 134 109
                                        

Skotlandia, Edinburgh...

Mereka sudah tiba di Castel yg ada di Edinburgh beberapa jam lalu. Sunoo berdiri diam menatap pemandangan taman di bawah sana. Edinburgh yg selalu di selimuti kabut, meskipun begitu kota ini selalu indah. Eksotis dengan bangunan-bangunan tua abad pertengahan khas Eropa. Sunoo membayangkan betapa nyamannya istirahat di kota ini saat musim hujan-nya. Hujan di Edinburgh berbeda, itu selalu memberikan kesan hangat dan romantis. Helaan nafas pelan keluar dari bibir ranum itu, tapi sekarang situasinya berbeda. Mereka tidak sedang dalam perjalanan liburan ke Eropa, tidak lain tidak bukan sedang melari diri. Fakta itu membuat semangat sunoo dalam sekejap menjadi luntur.

Sunoo memutar tubuhnya, bersedekap memandang pacarnya. Yaa, tentu saja bukan hanya ada sunoo di kamar ini, enam orang itu juga ada. Mereka duduk di sofa, menikmati kopi hangat dengan laptop di depannya. "Kak..."

"Hmm, butuh sesuatu?" Jay mengangkat wajahnya memandang sunoo.

"Sayang, duduk sini deh. Kamu ngapain berdiri sendirian di situ." Jungwon menepuk pahanya memberi kode agar sunoo duduk di pangkuannya

Sunoo melangkahkan kakinya menuju sofa, dan sunoo memilih duduk di sofa paling ujung. Tidak mau mengambil resiko apapun kalau dia duduk di pangkuan pacarnya. "Pinjam ponsel, aku mau lihat berita di Korea."

Jake mengangkat alisnya. "Berita?"

"Iya mau lihat berita, tenang aja kak aku gak akan hubungin ayah kalau kalian takut soal itu." Sunoo mengerucutkan bibirnya

Jake terkekeh geli lalu menyerahkan ponselnya. Padahal mereka tidak takut sama sekali kalau-kalau sunoo ingin menghubungi ayahnya. Kan tinggal kabur lagi. Gampang.

Ponsel itu sudah ada di tangannya, Sunoo segera membuka berita. Sunoo mengigit bibirnya saat melihat berita yg tertera di ponsel, foto pacarnya memang sudah terpampang sebagai buronan negara. Sunoo membaca komentar orang-orang, berbagai respon untuk berita menggemparkan itu. Berita tentang adu tembak di jalanan semalam juga di beritakan. Ntah kenapa sunoo sedikit lega, lega karena ternyata berita itu tidak terang-terangan mengatakan kalau enam orang itu adalah pembunuh. Sunoo masih saja tidak mau jika ada yg berkomentar negatif tentang pacarnya. Lalu sunoo menyerngit, bagaimana tidak jika pacarnya ini meskipun sudah jadi buronan tapi tetap saja ada yg memuji ketampanan mereka. Yaa meskipun memang tidak dapat di sangkal kalau mereka memang terlihat sangat attractive di foto-foto itu.

"Sayang, lihat tuh semua orang juga setuju kalau pacarmu ganteng", Niki tersenyum geli saat melihat sunoo yg tengah memandangi foto mereka. "Tapi dari pada ngeliatin fotonya mending langsung orangnya aja."

Sunoo berdecak dan meletakkan ponsel itu ke atas meja. "Itu fotonya udah kayak buronan benaran, kalian bahkan udah persiapin foto-fotonya yaa, Kak..."

"Itu kita foto shoot beberapa Minggu lalu. Fotonya belum di rilis, yaa gak nyangka juga kalau bakal di rilis kayak gini." Jawab Heeseung sambil terkekeh.

"Kamu gak mau cobain gaun itu dulu..." Sunghoon bertanya pada sunoo dan telunjuknya menujuk gaun yg ada manekin. "Gak sabar mau lihat kamu makainya. Pasti cantik banget."

Gaun pengantin. Kini pandangan sunoo pun tertuju ke gaun itu, gaun itu indah dan tentu saja rancangan desainer dengan harga yg fantastis. Dia membasahi bibirnya yg tiba-tiba kering. "Kalian juga udah nyiapin ini semua. Udah di rencanakan jauh-jauh hari yaa."

"Sayang, Yaa kan kita harus lihat 100 langkah kedepannya. Beberapa hal memang udah di rencanakan, tapi baguskan. Kita jadi gak perlu repot-repot lagi." Jawab Niki ringan

Mereka akan menikah beberapa jam lagi. Semua persiapan pernikahan sudah siap, hanya tinggal berdandan dan berjalan di Altar menemui pendeta. "Aku mau nulis surat ke bunda..." Kata sunoo pelan sekali

Destiny || Kim.SunooTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon