chapter 55

1.4K 119 148
                                        

Beberapa hari kemudian. Sunoo sedikit meringis ketika dia menyusui Blue, ini semua karena suaminya. Putingnya lecet, seluruh tubuhnya lecet. Selalu seperti itu, setelah intensitas percintaan mereka yg gila-gilaan dan lupa waktu maka butuh setidaknya beberapa hari sampai sunoo benar-benar pulih. Tapi enam orang itu, selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan untuk mencubunya ketika Blue tidur. Alhasil, sekarang Sunoo jadi menyusui tujuh bayi. Badannya yg mungil benar-benar tersedot luar dalam. Sunoo menunduk untuk melihat Blue yg menyusu, syukurlah asinya tetap lancar hingga anaknya tetap kebagian.

Sejak menyusui, Sunoo merasa porsi makannya bertambah, dia jadi sering lapar. Wajar saja, dia menyusui tujuh bayi sekaligus. Suaminya itu... Astaga, mereka lebih parah dari Blue. Jujur saja, ketika suaminya yg sedang menyusu terkadang ada keinginan untuk memukul kepala mereka. Sunoo tersenyum geli mengingat itu semua.

Hari ini weekend. Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Sunoo tersenyum lembut pada Blue lalu bicara pada anaknya itu. "Blue sayang... Hari ini kita ketemu kakek nenek mu. Mommy bakal kenalin kamu sama mereka."

Saat menyebut orang tuanya, mata bak rubah itu menyorot sendu. Ini adalah harinya, Sunoo akan menemui orang tuanya. Karena ini weekend, sunoo yakin ayah dan bundanya tetap ada di rumah. Jantung sunoo bertalu-talu memikirkan reaksi orang tuanya. Sunoo tahu, pasti ini tidak akan semudah itu. Setelah semua yg terjadi tidak mungkin mereka akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Dan sunoo tahu kata maaf darinya mungkin tidak akan mengubah apapun. Kata maaf darinya tidak akan mengobati rasa kecewa orang tuanya selama hampir setahun ini. Sunoo takut sekali jika kata maafnya tidak akan berarti apapun lagi bagi mereka.

Suara pintu yg terbuka membuat sunoo mendongak. Enam orang itu masuk ke kamar sudah dengan pakaian rapi. Tentu saja mereka mandi dan bersiap karena hari ini mereka akan kerumah orang tua Sunoo. Karena Blue sudah selesai menyusu, Sunoo meletakkan Blue berbaring di ranjang. Sekarang giliran sunoo yg mandi dan bersiap. "Kak, jagain Blue... Aku siap-siap bentar."

"Padahal kamu gak mandi juga tetap wangi dan cantik." Enam orang itu mendekati sunoo dan mencuri kecupan di bibir istrinya

Sunoo sudah biasa sekali dengan gombalan receh seperti itu dan hanya menggelengkan kepalanya. "Aku mandi bentar, ingat yaa jangan aneh-aneh sama Blue."

"Gak kok. Kita gak akan mainin eek Blue lagi." Sunoo mendengus, Enam orang itu terkekeh geli, Lalu mereka melihat sunoo yg berjalan ke kamar mandi. Punggung sempit istrinya menghilang di bilik kamar mandi.

Cukup lama mereka berdiri diam menatap pintu kamar mandi. Otak mereka yg memang pikirannya tidak jauh-jauh dari hal Cabul, segera membayangkan Sunoo yg pasti melucuti pakaiannya. Istrinya yg telanjang bulat di dalam sana. Butuh pengendalian diri yg kuat untuk tidak mendobrak pintu itu dan bercinta kembali dengan sunoo di dalam sana. Karena demi Tuhan, tanpa melihat pun sekarang mereka dapat membayangkan sunoo yg berdiri di bawah air pancur, air bening mengalir membasahi surai lembutnya, lalu turun ke leher jenjangnya, air itu juga pasti mengalir di kedua puting sunoo, semakin turun ke bawah, membasahi tempat yg begitu intim. Sialan, sekarang tubuh mereka jadi terasa panas, dan yg di bawah sana langsung bereaksi. Enam orang itu bahkan harus menepuk pipi mereka sendiri untuk menyadarkan diri dari hal-hal yg begitu merontokkan iman mereka.

Iman? Omong kosong. Mereka tidak memiliki iman sama sekali jika itu menyangkut Sunoo. Bahkan kata iman tidak ada di kamus hidup mereka. Sunoo membuat mereka sinting. Sejak pernikahan mereka, intensitas percintaan mereka sudah bisa di katagorikan tidak normal, tidak manusiawi, gila. Tapi tidak peduli betapa gilanya mereka menyetubuhi sunoo dan itu rasanya tidak pernah cukup. Rasanya ingin lagi... dan lagi.

Sebelum pernikahan, mereka pernah membicarakan tentang dekorasi rumah dengan Sunoo. Mereka ingin membuat kamar dengan bilik kamar mandi yg menggunakan kaca tranparan. Sehingga siapapun yg berada di kamar mandi akan terlihat jelas dari kamar. Bisa di lihat dan melihat. Sudah jelas desain kamar seperti itu sebagai bentuk fantasi liar mereka agar bisa leluasa melihat sunoo yg sedang mandi. Tapi hari itu sunoo menolak dengan mengatakan, "Kak, coba deh dikit aja jadi manusia yg beradab." Ucapan sunoo itu membuat mereka tertawa geli, bagaimana mungkin sunoo bicara soal adab, jika sedang bercinta jelas-jelas mereka menggagahinya seperti binatang buas yg tidak beradab.

Destiny || Kim.SunooWhere stories live. Discover now