"Nan, mana yang lebih oke??"
Sisil mengangkat dua baju dengan kedua tangannya. Meminta Anan untuk membantunya memilihkan mana yang akan dia kenakan di malam terakhir mereka di pulau ini. Malam ini akan ada pesta BBQ dan live music yang tentunya juga akan memancing para party animal yang ada di perusahaan Anan untuk keluar dari kandangnya. Sisil salah satunya.
Dia bahkan sudah siap membawa dua baju yang baru dia beli beberapa hari sebelum keberangkatan mereka ke pulau ini, khusus untuk acara malam puncak. Apalagi band yang menjalin kerjasama dengan perusahaan juga akan tampil sebagai pengisi acara. Jelas Sisil harus tampil total agar bisa menarik perhatian para anggota band tersebut.
Mata Anan bergerak bergantian ke kanan dan ke kiri. Di tangan kanan Sisi ada sebuah midi dress tanpa lengan berbahan flowy sepanjang betis berwarna oranye pastel, dengan tali spaghetti di bagian leher. Cukup terbuka untuk sebuah pesta di pinggir pantai di malam hari. Anan khawatir usai acara selesai, Sisil langsung minta kerokan karena masuk angin.
Sedangkan di tangan satunya lagi ada sebuah jumpsuit berbahan denim. Tidak seterbuka yang pertama, tetapi di bagian perutnya ada bagiannya yang terbuka dan siap mempertontonkan perut pemakainya. Anan mengerutkan kening.
"Jumpsuit sih kalo gue. Soalnya kalo yang dress itu, gue takutnya abis ini lo masuk angin." Ucap Anan pada akhirnya, setelah menimbang-nimbang segala plus-minum yang dimiliki oleh kedua baju di tangan Sisil.
Agni pun setuju dengan pilihan Anan, tapi Sisil juga yang menentukan. Meskipun hasil suara dua banding satu, tetap dia menjatuhkan pilihannya pada midi dress yang pertama. Membuat Anan dan Agni saling tatap dan mengedikkan bahu saking herannya dengan kelakuan temannya yang satu itu.
"Lo pake itu doang, Nan?" Mata Sisil bergerak naik turun, memindai Anan dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Anan ikut-ikutan mengarahkan mata pada tubuhnya sendiri. Saat ini dia mengenakan celana pendek high-waisted dengan atasan kaos tanpa lengan berwarna pink pastel, dilengkapi outer krem dengan model bohemian. Tidak ada yang salah dengan outfit yang dia pilih. Setidaknya bajunya tidak akan terlalu mengekspos tubuhnya, seperti yang dipakai Sisil.
"Iya. Kenapa?" Tanya Anan, penasaran dengan opini yang akan diberikan Sisil.
Sisil berpikir sejenak. Alisnya bahkan sempat berkerut saking kerasnya dia berpikir. Hingga akhirnya dia menyerah dengan sendirinya. "Enggak deh, nggak usah diapa-apain lagi. Udah lo pake itu aja." Ucap Sisil pada akhirnya. Menyisakan kelegaan pada hati Anan karena dia tidak perlu menerima make-over yang tidak perlu dari temannya.
"Eh, personilnya Mars udah dateng katanya!" Agni keluar dari toilet setelah menyelesaikan make up-nya.
Mars adalah band yang menjalin kerjasama dengan perusahaan Anan sebagai brand ambassador. Anan sebenarnya tidak terlalu tahu Mars, karena dia bukan orang yang mengikuti perkembangan musik dan lagu yang sedang tren. Dia hanya mendengarkan musik yang memang diputar di radio saat sedang berkendara di dalam mobil, atau mengandalkan algoritma dari aplikasi pemutar musik langganan miliknya. Tanpa mau repot-repot membuat playlist khusus.
Sisil buru-buru mengganti bajunya. Untung make up-nya sudah selesai duluan, jadi setelah mengganti pakaian, mereka bertiga bisa langsung ngacir menuju beach club di pinggir pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan (TAMAT)
General FictionKarena bayangan akan hilang setiap kali cahaya datang.. Kehadiran Bhanu Baskara di hidup Anantari Purnama mampu mengubah dirinya yang semula selalu berada di dalam bayang-bayang sang kakak. Pria itu mengajarkan Anantari bahwa dia berhak untuk memper...