16. Perlawanan

810 115 14
                                    

Keyran bergegas melangkah ke luar kala kericuhan semakin terdengar sengit. Matanya menelisik sekitar, jelas diingat olehnya, jika terdapat sebuah mesin tempat formalin diproduksi di area sekitar kamar. Keyran tak mengetahui apa nama dari mesin itu, yang jelas ia tau adalah, mesin itu membutuhkan daya listrik untuk hidup.

Keyran mengerutkan kening. Ada yang aneh. Di depan sana ketiga temannya masih berusaha beradu nasib melawan sosok asing tersebut. Namun, ada hal lain yang merenggut perhatian Keyran. Membuat Keyran merasakan keheranan.

Kala pandang matanya terkunci sempurna pada sebuah mesin yang terletak di bagian dinding samping kelokan, Keyran lantas menoleh pada monster batu.

"Kamu udah bisa berubah jadi besar belum?"

Monster batu itupun balas menatap Keyran, walau sedikit ragu dirinya tetaplah mengangguk.

"Dengarkan aku baik-baik--"

Bagai mendapat pencerahan. Keyran tersentak dengan mata yang melebar. Garis besar yang ia tarik dapat menyempurnakan rencananya.

Juan mengatakan, monster itu dapat berubah sesuai dengan apa yang dirinya inginkan. Keyran jelas mengingat pertemuan pertamanya dengan sosoknya, kala itu ia berjalan di atas rumput, biasa saja, namun, membuat rumput-rumput di sekitarnya layu dan yang dipijaknya menjadi terbakar. Keyran menyimpulkan jika monster wanita itu memiliki kekuatan elemen.

Selain itu,

Menurut pengamatan Keyran, kekuatan utama monster tersebut adalah bayangan ilusi. Melalui ilusi itulah ia membentuk kumpulan ular untuk menyerang mereka saat pertama kali bertemu.

Itu artinya, bukan tampilan sang monster yang berubah-ubah melainkan penglihatan lawannya yang dia kendalikan. Seperti kejadian beberapa saat lalu, kala mereka dihantam oleh ular, dililit oleh rambut, semua itu tidak ada-- hanya ilusi, kebenarannya adalah hantaman dan lilitan yang mereka rasakan berasal dari udara yang dikontrol oleh sang monster.

Dari mana Keyran menyadari fakta itu? Tentu saat ia melihat sendiri dari belakang-- pertempuran ketiga temannya bersama si monster wanita.

Pandangannya teralih pada pertarungan-- lurus juga tajam. Lalu setelahnya Keyran berdecih, tangannya mengepal-- sialan! Benar kata Juan, monster itu berbahaya, kemampuannya mampu membuat lawannya terjebak di dalam ilusi.

Sekarang terjawab sudah mengapa Juan tiba-tiba menghilang di hutan kala itu, itu pasti karena efek ilusi yang monster tersebut ciptakan. Ia mongontrol alam bawah sadar Juan, sehingga membuat Juan pun hampir kehilangan ingatannya.

Menyerang sugesti otak bagi siapa saja yang melihat dirinya hingga sang lawan mati karena pikirannya sendiri.

Lihatlah badan Zerico, tak terlihat sedikitpun luka sayatan seperti pada penglihatan kala Keyran masih terlibat perkelahian. Siapa yang menyangka, jika pengaruh pikiran memang seberbahaya itu. Tak heran banyak manusia yang mati karena pikiran negatif-nya sendiri. Rasa sakit yang tidak nyata pun bisa terasa ada ketika otak menyuruh untuk menhadirkan rasa sakit itu.

Singkatnya, monster wanita yang menjadi lawan mereka kini hanya memiliki kekuatan elemen. Bisa jadi tanah, bisa jadi air ... entahlah, yang terpasti saat ini hanya api dan angin. Lalu kekuatan elemen itu diperkuatnya dengan ilusi yang mempengaruhi otak. Sehingga membuat lawan semakin merasa terancam.

Kembali menoleh ke arah monster batu guna melanjutkan dialognya, Keyran merasa jiwanya membara-- emosi penuh ambisi dalam dirinya terpicu untuk memenangkan pertarungan ini.

Jika dirinya terprediksi kalah dalam adu kekuatan maka Keyran tetap akan menjadi pemenang melalui kecerdasan.

"Dengarkan aku. Aku akan buat monster itu mengeluarkan elemen anginnya ke arah jendela dan di saat teman-temanku terlempar ke luar, kau sudah harus siap sedia menyelamatkan mereka."

Malapetaka 1980Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang