29Padahal rasanya baru saja melewati hutan, tetapi kini dia bertemu dengan wilayah bersalju. Berjalan dengan kedua kaki yang tak beralaskan apa pun dan hanya mengenakan gaun yang sama dipakainya kabur dari istana, membuat tubuhnya berusaha menghangatkan diri dari udara yang dingin.
Tak tahu sudah hari ke berapa dia menyusuri suatu hutan dalam Kekaisaran Ephraim, berharap bertemu dengan monster yang akan membunuhnya. Mungkin, para monster dari sisa-sisa pengikut raja iblis telah habis terbantai oleh pasukan khusus Kekaisaran.
Jika bukan karena tak mau mati dengan cara bunuh diri, maka sudah sejak awal Peony menceburkan dirinya di aliran sungai yang deras di tengah hutan. Dia tak memilih untuk mati dengan cara seperti itu. Padahal tinggal menceburkan diri saja, kan?
Namun, sulit.
Peony masih punya rasa takut. Apa yang dia lakukan agar jejaknya tak diketahui oleh Kesatria yang mencarinya adalah berjalan di tepi sungai dengan jantung yang berkali-kali nyaris copot akibat nyaris terseret aliran sungai deras. Dia melakukan hal itu hingga kulit-kulit kakinya menjadi keriting.
Sampai akhirnya dia menemukan desa terdekat dan berenang miring hingga naik ke daratan sebelah, kemudian membeli roti untuk mengisi perutnya yang kesakitan. Untung saja dia masih berpikir membawa uang untuk jaga-jaga.
Ada banyak hal yang terjadi beberapa hari ini. Termasuk bertemu dengan para bandit bertubuh besar dan mengerikan yang menginginkan tubuhnya entah untuk dijual sebagai budak ke negara tetangga atau dinikmati terlebih dahulu. Ah, mengerikan sekali. Jauh lebih mengerikan daripada menjadi pemuas nafsu Kaisar. Dengan kecantikan yang bisa membuat Kaisar tertarik untuk bermain perempuan, tak heran para keroco seperti mereka akan bersikap kurang ajar.
Namun, untung saja Peony selamat dan tak disentuh oleh mereka sama sekali berkat kehebatannya dalam berlari. Sering diikutkan ke perlombaan berlari sejak kecil oleh Mami ternyata membuahkan hasil seperti ini. Selain itu, saat itu Peony juga memiliki tekad yang kuat untuk tidak berakhir dirudapaksa beramai-ramai, lalu dimutilasi, atau hingga dagingnya dimakan oleh para kanibal.
Peony bisa bertahan. Walau pada akhirnya dia tiba di antah berantah yang bersalju.
Ngomong-ngomong, tempat bersalju mengingatkan Peony akan daerah Utara Kekaisran Ephraim yang dingin.
BRUK
Perempuan itu terjatuh, tak kuat lagi menahan tubuhnya untuk melangkah. Sempat berbaring, Peony mencoba bangkit lagi dan berakhir duduk. Mengapa dia tidak mati terkena hipotermia saja, ya? Sejak tadi tubuhnya berusaha kuat untuk melawan suhu di lingkungan ini. Namun, selain itu, Peony yakin bahwa sepertinya tubuh ini saat masih kecil terbiasa dengan dingin. Bukankah Peony terlahir di wilayah seperti ini?
"Ah, bener." Peony mendongak ke langit. Butiran-butiran salju berjatuhan. Dia mengerjap pelan di sisa-sisa tenaganya. "Ini wilayah Duke Illias, kan?"
"Jim! Lihat! Ada seseorang di sana!"
Peony mengerjap saat dilihatnya tiga laki-laki yang mendekat sembari menunggangi kuda. Peony tak kuat lagi untuk lari. "Semoga bukan orang jahat."
"P—perempuan!" Mereka turun dari kuda masing-masing dan mendekat. Tampak wajah mereka kebingungan dan terlihat canggung. Peony memejamkan mata dan kepala yang terantuk berkali-kali. "N—nona? Apa yang Anda lakukan di sini?"
"Bodoh! Cepat berikan jasmu! Nona itu kedinginan!" Salah satu dari mereka segera membuka jas diikuti oleh yang lain. Satu per satu dari mereka menyelimuti Peony dengan jas mereka yang bisa membungkus tubuh Peony. Peony berjongkok, segera menaruh kakinya di atas jas-jas yang bertumpuk. Dia mengeratkan jas tersebut di tubuhnya. Giginya tiba-tiba bergemelatuk, menggigil, padahal sebelumnya tidak seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONY - Antagonist's Sex Slave
FantasyDalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka. Peony, yang...