35

26.4K 2.9K 199
                                    


perkenalkan secuil sifat geng bunga:

azalea si barbar

peony si keras kepala

rosaline si mesum

lily si polos

violet si anggun

camellia si ambis

dan mereka punya cerita masing-masing. saat ini baru azalea dan peony yang terealisasikan 🤏

35

Apakah lagi-lagi Kaisar masuk ke dalam mimpinya? Mengapa mimpi ini terasa begitu nyata? Kelopak mata Peony tertutup dan terbuka perlahan-lahan. Senyuman Kaisar seolah keluar dari mimpinya. Bahkan sentuhan jemari laki-laki itu terasa nyata.

"Aku sungguh mencintaimu, Peony-ku."

Ketika ibu jari Kaisar menyentuh dan mengusap pelan bibir Peony, perempuan itu langsung membelalak, bangkit sesegera mungkin dan menjauh sebisa mungkin dari jangkauan Kaisar. Namun, apa yang bisa dia lakukan jika berada di kamar yang sama dengan seseorang seperti Kaisar Khezar?

"Bagaimana kau bisa di sini!" seru Peony yang sudah berada di ujung tempat tidur sembari melirik pintu kamarnya yang tertutup rapat. 

"Ngomong-ngomong, aku bisa menghancurkan sihir tingkat rendah." Kaisar menaikkan lututnya di tepi tempat tidur. Tangannya yang panjang dengan cepat meraih tangan Peony hingga Peony terseret ke dalam pelukan Kaisar yang baru saja berbaring di tengah-tengah tempat tidur. "Sudah kuduga. Duke Illias menyembunyikanmu dariku. Kau yang meminta, hm?"

Peony berusaha mendorong Kaisar, tetapi kedua kaki laki-laki itu melilit setengah tubuh Peony.

"Keluarga Herschel itu hebat dalam kekuatan fisik, bukan sihir." Kaisar menggigit pipi Peony. "Kau membuatku hampir gila. Jika itu terjadi, maka Kekaisaran Ephraim hancur karenamu."

"Berhenti menggigit pipiku!" Peony berhasil menaruh tangannya di antara pipinya dan bibir Kaisar. Peony menghela napas. Kepalanya langsung berdenyut-denyut karena kelakuan Kaisar yang tak mau melepasnya.

"Mengapa kau meninggalkanku?" Kaisar menatap sepasang mata Peony lekat-lekat. Tatapan sedih yang terlihat sendu juga berkaca-kaca. Suaranya sedikit bergetar. "Aku menangisimu setiap malam."

"Lebay."

"Apa itu lebay?"

"Berlebihan."

Kaisar menangkap tangan Peony, menjauhkannya di antara wajah mereka, lalu dengan cepat Kaisar mengecup singkat bibir Peony. "Kau tidak merindukanku ...? Apa hanya aku yang rindu sendirian?"

Peony menggigit bibir. Mengapa matanya terasa panas? Tak bisa menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca dengan cara berbalik badan, Peony hanya bisa memejamkan mata. "Aku tidak merindukanmu sedikitpun. Apalagi mencintaimu," balas Peony, bohong.

"Kalau begitu, aku akan membuatmu mencintaiku."

Peony membuka kelopak matanya dan tersenyum miring. "Itu tidak akan terjadi. Aku tidak mungkin bisa mencintai laki-laki sepertimu."

"Laki-laki sepertiku?" bisik Kaisar. "Katakanlah, seperti apa laki-laki idamanmu. Aku akan menjadi yang kau inginkan."

Kaisar terlihat tulus, tetapi Peony tak ingin jatuh ke pelukan Kaisar meskipun saat ini perasaan tokoh Peony terhadap Kaisar belum hilang karena masih ada perasaan aneh di hati Peony.

Tangan Peony bergerak, menyentuh pipi Kaisar dengan lembut. "Laki-laki idamanku, ya...," bisik Peony. "Siapa pun asal bukan kau."

Kaisar menatap Peony dengan tatapan sendu. "Apa karena aku membunuh ibu dan adikmu? Makanya kau membenciku seperti ini?"

Peony butuh alasan itu. Padahal tak pernah terpikirkan olehnya. "Ya. Kau masih bertanya? Jadi, aku akan membencimu selamanya."

"Mereka masih bisa dihidupkan."

Peony meneguk ludah. "Jangan!"

"Aku akan meminta penyihir tingkat tinggi untuk mengambil jasadnya dari dalam kuburan dan menghidupkan mereka."

"Tidak perlu!" Peony panik. Sungguh. Kaisar gila ini akan benar-benar melakukannya. Tampak dari rautnya yang serius. "Aku akan semakin membencimu jika kau melakukannya."

"Jangan takut, Peony. Sihir terlarang itu akan mengembalikan nyawa seseorang. Hm, tapi aku tak tahu apakah berhasil jika tubuh asli hanya tersisa tulang-tulang dan tengkorak, tapi aku akan meng—"

CUP

Demi menghentikan rencana gila Kaisar, Peony terpaksa menempelkan bibirnya di bibir laki-laki itu. "Tidak perlu melakukan hal itu. Sungguh—"

Kaisar mendekat dan mencium bibir Peony tanpa bisa Peony hindari. Tangan Kaisar memegang tengkuk Peony, laki-laki itu mendekat dan memperdalam ciuman mereka hingga Peony nyaris kehabisan napas.

Kaisar mulai menggerayangi tubuh Peony yang masih tertutup gaun. Perlahan laki-laki itu menarik turun ritsleting Peony di balik punggung. Peony tak tahu, mengapa dia terbuai. Bukannya mendorong Kaisar menjauh, dia mengalungkan tangan di leher laki-laki itu dan menggeram kecil ketika merasakan keanehan di seluruh tubuhnya.

Ketika Kaisar menjauh dan berdiri dengan lututnya, Peony terbaring pasrah dengan napas tak beraturan. Tampak Kaisar mengerutkan kening, memandang pakaian Peony yang baru saja dia turunkan ke perut. Bukan pemandangan korset dengan dua gundukan yang sedikit menyembul seperti pemandangan biasanya, tetapi sebuah gaun lain. "Peony..., mengapa kau mengenakan dua gaun?"

Peony membelalak. Akal sehatnya kembali. Segera dia mendorong Kaisar dan menjauh dari laki-laki itu. Dia sengaja mengenakan tiga gaun untuk menghindari kemungkinan terburuk seperti yang terjadi sekarang ini. "Pergi dari kamarku! Masuk diam-diam ke kamar seorang gadis ... kau itu pelaku kejahatan!"

Wajah kecewa Kaisar tergambar jelas. "Peony...."

"Jangan mendekat!" Panik, Peony menaikkan kembali gaun terluarnya. "Aku tidak akan menyerahkan diriku pada laki-laki manapun. Termasuk—"

Ucapan Peony terhenti karena Kaisar menarik pergelangan kakinya, menyeretnya paksa kembali ke dalam pelukan.

Benar. Mustahil bisa lolos dari Kaisar Khezar ketika mereka saja berada di dalam kamar. "TOLO—"

"Ssst." Kaisar langsung membekap mulut Peony. "Diamlah, Peony. Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu."

[]

.

.

a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang