14.

21.3K 209 5
                                    

hanya imajinasi jangan ditiru

stop baca kalo ga suka!

sorry klo ada typo




aku ngasih tau ya kalo ini ni mau end, karena aku ga bisa bikin cerita panjang gitu

trus terlalu satset sih jujurly hahahaha














vote nya jangan lupa

hari demi hari berganti, bulan pun ikut berganti

selama Siza berada dirumah Alvin, ia dijadikan pembantu dan hanya boleh makan sehari sekali

badan kurus dengan perut buncit nya itu membuat Siza setiap hari menangis kelelahan

jika ia menolak membersihkan, maka ia akan disiksa dengan berbagai cara

entah mulai dari menekan nekan perut nya, menyeret nya, menghujam nya dengan kasar, dan lain lain

ia bingung, mengapa kontraksi nya tak pernah datang, padahal sudah sangat lama ia mengandung

bahkan ia pernah sempat hendak melahirkan dan sempat mengeluarkan kepala bayi nya, namun kepala bayi nya didorong masuk ke dalam oleh Alvin dan ia tidak merasakan kontraksi lagi

apa bayi nya mati? maka Siza akan sangat senang jika bayi nya mati

setidaknya mengurangi beban nya

namun seperti nya tidak mati, karena bayi nya masih suka bergerak gerak

Siza berjalan ke arah Alvin yang tengah bersantai

"sampai kapan aku diperlakukan seperti ini?" tanya Siza

Alvin menengok ke arah Siza, ia menatap Siza dengan pandangan jijik

"sampai kau sadar bahkan perilaku mu itu sangat menjijikkan"

"tapi itu dulu" Siza meneteskan air matanya

"sekarang tidak karena dikurung kan? aku bahkan tidak akan tau kamu akan seperti apa jika raja tidak memenjarakan mu" ucap Alvin

"mungkin menggugurkan lagi bayi mu, apa kau tidak merasa kasihan pada bayi bayi yang kau gugurkan waktu itu? hanya uang saja dipikiran mu"

"lalu apa kau tidak kasihan pada bayi ku yang tak kunjung lahir ini? semua karena mu kan dia tak lahir lahir" Siza menatap tajam Alvin

"kau saja tidak kasihan pada bayi mu sendiri, bagaimana bisa kau bertanya hal itu pada orang lain yang tak ada ikatan darah pada bayi itu?" Alvin terkekeh kecil

"cepat keluarkan bayi ini dari tubuh ku!" teriak Siza

Siza mengambil tangan Alvin lalu menamparkan nya ke perut nya sendiri

seperti nya Siza memang sudah gila

"cepat keluarkan bayi sialan ini!!" teriak Siza histeris

Alvin menghempas tangan Siza yang memegang tangan nya

ia mengangkat kaki nya lalu menendang dengan kuat perut Siza

"AKH!!" Siza terjatuh

perut nya sakit, pinggang nya pun sakit akibat ditendang oleh Alvin

Alvin memegang rambut Siza lalu menarik nya

"Alvin ini makanan untuk-" Yina yang baru datang sedikit terkejut namun kemudian ia tersenyum

Yina pun berjongkok di depan Siza yang tengah kesakitan karena rambut nya di tarik oleh Alvin

Yina memegang perut Siza dan mengelus nya

"kau tau? jika aku tidak keguguran harusnya aku sedang jalan jalan bersama anak ku sekarang" ucap Yina

"namun sayang nya, ada seorang perempuan menjijikan yang menjadi salah satu penyebab aku keguguran"

Yina yang awal nya mengelus perut nya menjadi menekan ke arah bawah perut Siza

"aaakkhh!!! berhenti!! ssakkkiitt!!" teriak Siza kesakitan

Yina terus menekan perut Siza lalu menampar dengan keras perut Siza

"AKH!! ma-maaf.." Siza menangis dengan air mata yang terus mengalir

"maaf mu tidak bisa mengembalikan anak ku yang sudah tiada karena mu" Yina menampar perut Siza sekali lagi

ia berjalan ke arah kamar lalu datang lagi sambil membawa suntikan

ia menyibak dress lusuh milik Siza dan menekan sekali lagi perut Siza

ia menyuntikkan sebuah cairan ke perut Siza yang membuat Siza teriak kesakitan histeris

"aakhhh! tolong perut kuu!!" teriak Siza

"sakiittt! tolongg! bajingann!!"

"aku menyuntikkan nya cairan perangsang kontraksi, aku ingin ia cepat melahirkan dan keluar dari rumah ini" ucap Yina

"biarkan saja dia diluar sana tak tau arah" sambung Yina lalu diangguki Alvin

Alvin menghempaskan rambut Siza yang ia tarik ke atas membuat kepala Siza terbentur lantai

Siza di tinggal oleh Alvin dan Yina

"aku ingin satu hal lagi untuk menyelesaikan dendam ku" ucap Yina

"apa?"

---

"tolonggh.. sakitth.." lirih Siza tak bertenaga

kedua tangan nya digantung di pohon oleh Alvin

"apa kau merasakan akibat atas apa yang sudah kau perbuat?" tanya Yina

Siza hanya diam dengan air mata yang terus menetes

rasanya benar benar sakit membuat Siza tak bisa mengucapkan apa apa

"banyak wanita yang sudah kau buat sakit hati, tidak sedikit juga yang kau buat celaka karena keegoisan mu yang hanya mementingkan uang" ucap Yina

Yina meninggalkan Siza yang diikat di tengah hutan

Siza ingin berteriak namun energi nya sudah habis, semua nya benar benar menggelap

nafas nya sangat susah ia ambil

dan.. disitulah hari terakhir Siza melihat dunia bersama anak yang berada dikandungan nya

bersambung


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang