Chapter 69

2.8K 347 6
                                    

Hari adalah hari weekend. Dimana keluarga kecil ini berencana untuk berlibur sejenak. Tujuan mereka adalah Seoul Grand Park.

"Oppa benaran tidak ikut?." Tanya nya dengan mata berkaca-kaca.

"Mianhe, oppa memang tidak bisa sayang. Oppa ada urusan." Sahut nya memberi pengertian kepada adik nya secara lemah lembut.

"Ckk, sana urus saja urusan oppa yang paling penting itu." Ucap nya langsung beranjak meninggalkan kaka nya.

Giel merasa tidak nyaman dengan situasi ini, tapi memang dia benar-benar sibuk.

"Ma, dad. Giel mianhe."

"Seharusnya giel bisa ikut bersama kalian. Tapi giel tidak bisa, ada rapat dadakan mengenai sekolah." Ucap nya sedih

"Tidak apa nak, nanti adik biar mama dan daddy yang urus, oppa berangkat saja. Ingat selalu pesan mama dan daddy." Sahut Ibunya mengusap bahu nya.

"Pasti itu ma, ya sudah giel berangkat sekarang."

Saat dia ingin melangkah teriakan itu menghentikan nya.

"Pa." Dia berteriak dan mengangkat kedua lengan nya.

"Aigoo, seperti nya oppa melupakan sesuatu."

"Pa." Panggil nya masih mengangkat kedua lengan nya.

Giel mengangkat adik nya. Kedua sudut bibir nya otomatis ikut tertarik.

"Ada apa sayang nya oppa."

"Pa."

Anak itu kembali memanggil kaka nya, setelah itu mengempout kan bibir nya kepada kaka nya, membuat giel terkekeh melihat nya.

"Owwww, canny minta tiss?."

Canny menganggukkan kepala nya.

"Cini-cini oppa tiss."

"Emuachhh." Giel mencium bibir, dan pipi adik nya dengan gemas.

"Adik oppa ini kenapa menggemaskan sekali sihh hmmm." Ucap giel mendekap kuat adik nya karena gemas.

"Hahahaha." Tawa canny memenuhi ruangan tersebut.

Orang tua nya ikut terkekeh melihat interaksi kedua nya.

"Ayo kita berangkat sekarang." Ucap lisa memecahkan suasana itu.

"Giel antar sampai depan dad."

Lisa hanya menganggukkan kepala nya.

"Ma." Panggil lisa.

"Nee, ada apa sayang?." Tanya jennie

"Mama ingat tidak dulu ada anak laki-laki mengecup anak perempuan di pantai?."

Lisa mencoba mengungkit kenangan di masa lalu, apakah anak itu masih ingat atau tidak.

"Masih dad, daddy kan yang menahan mama, saat mama ingin menghampiri dua bocah belaga dewasa itu?. Heran masih kecil sudah main cium anak orang saja."

"Dulu waktu kecil dekat sekali ma, sudah dewasa malah menjadi asing."

"Iya dad, mama juga bingung kenapa ya?."

Giel yang mendengar itu mendadak wajah nya menjadi muram dan tidak mood.

"Ma, dad sudah. Bahas yang lain saja bisa? Anggap saja itu hanya teman semasa kecil." Sahut nya kesal

"Bukan kah kau dulu selalu tergoda dengan anak beruang itu?." Tanya ayahnya.

"Hmmm, itu dulu dad. Sebelum giel tau kelakuan nya seperti apa."

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang