✖trois✖

4.4K 414 90
                                    

Louis mendengus saat keluar dari kafe. Sekali lagi ia melirik kafe itu, mencuri pandang dengan Harry. Lelaki yang membuatnya tertarik. Tapi Louis yakin dia masih straight. Masa sih?

Lelaki asal Doncaster itu tersenyum kecil saat mengingat lelaki bersurai keriting yang melayaninya tadi. Gambaran wajah Harry yang memerah masih membekas di ingatan Louis. Bagaimana rona merah menjalar dikedua pipi chubby Harry, senyum malunya yang menggemaskan, iris hijaunya yang bersinar. Sangat menggemaskan. Dan Louis tak dapat menyangkalnya. Bahkan Harry terlihat lebih menarik dibandingkan Eleanor.

Louis memasuki mobilnya kemudian mengeluarkan handphonenya. Lalu teringat kepada Harry, ia tersenyum lebar. Jemarinya mengetikkan pesan kepada Eleanor.

To: Eleanor

Kau masih marah? Maaf aku sedang tidak enak badan, El

Louis merasakannya. Louis merasa bahwa ia mulai bosan terhadap Eleanor. Perasaannya tak sama lagi, tak seperti saat awal mereka pacaran. Ia merasa muak dengan gadis itu yang selalu bergelanyut dilengannya lalu menciuminya didepan umum. Louis bahkan tidak yakin jika menyedot habis bibirnya juga termasuk mencium. Lalu menciumi wajahnya hingga lipstiknya membekas. Jujur saja, itu membuatnya kesal.

Handphonenya bergetar. Louis mengabaikannya. Lalu handphonenya berdering. Louis mengerang kesal lalu menekan tombol answer.

'Louis'

Louis memutar bola matanya malas lalu mengeluarkan gumaman 'hm' sebagai balasan.

'Kau baik-baik saja? Kau sedang dimana? Apa kau sudah dirumah? Aku ak-'

"Aku sedang dijalan, El." dan kau menggangguku, sambungnya dalam hati.

'Oh, baiklah. Hati-hati dijalan, sayang. Setelah sampai dirumah istirahat lah. Aku akan menjengukmu nanti. I love you.'

'Hm.' Sambungan terputus. Louis berdecak saat lampu jalanan berganti menjadi merah dan jalanan macet.

Sembari menunggu, Louis mengambil handphonenya kemudian mengirim pesan kepada Harry.

To: Harry

Hey, Hazza. It's me, Louis :)

Senyum lebar menghiasi wajahnya. Kemudian handphonenya bergetar. Kini seringai yang menghiasi wajah tampan Louis.

From: Harry

Hey, Lou :) Senang kau mengirimiku pesan :)

Lou. Rasanya lebih pas jika Harry yang mengatakannya daripada Eleanor. Dan rasanya lebih pas lagi jika Harry yang menggantikan Eleanor. Persetan dengan gadis itu.

"Sepertinya aku sudah berubah haluan karena kau, Haz." Yeah, tapi itu tak masalah karena itu kau, Harry Styles, yang membuatku berubah.

Klakson berbunyi memekakkan telinga membuat Louis mengunci handphonenya. Ia belum sempat membalas Harry.

Louis kembali mengemudikan mobilnya menuju rumah. Sesampainya dirumah, ia menemukan adiknya Charlotte atau kerap disapa Lottie dan si kembar, Phoebe dan Daisy. Louis mencium pipi Lottie dan si kembar kemudian mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga. Phoebe mendudukkan dirinya dipaha Louis begitu juga Daisy, mereka memeluk Louis erat seakan takut kehilangan kakak tertua mereka.

"Mana Mom, Dad, dan Fizzy?"

"Mom dan Dad pergi keluar, Fizzy sedang dirumah temannya." Louis mengangguk mendengar penjelasan Lottie.

"Kalian sudah makan?"Daisy mengangguk dengan senyum lebar.

"Mana pacarmu, Lou?" Louis mengendikkan bahunya lalu menggelitiki Phoebe dan Daisy hingga mereka menangis. Anak kecil. "Kau tampak bahagia, ada sesuatu?"

not really straight + larry ✔️Where stories live. Discover now