- Takkan Hilang, Takkan terganti

4.9K 94 23
                                    

04 Juni 2010, 20. 30 pm

Starbucks Coffee, Mega Kuningan

Baby, I'm from new york

concrete jungle where dreams are made of there's nothing you can't do

now you're in new york

the street will make you feel brand new big lights will inspire you....

"buset dah... kenapa starbucks jadi ikut-ikutan puter lagu ini sih?" protes gw dalam hati sewaktu lagu empire state of mind milik alicia keys yang menjadi soundtrack Sex and The City menyambut kedatangan gw saat baru saja melangkah masuk ke dalam ruangan coffee shop.

okay, sebenarnya sih ngga ada masalah sama lagu yang satu ini karena sebenernya gw juga suka. cuma sayang, momennya kurang tepat. kenapa? ada deh. yang jelas, lagu ini malah membuat rasa kangen gw semakin meledak-ledak terhadap sosok bang toyib yang udah lama ngga pulang-pulang. dan untuk sedikit menghilangkan rasa kangen itu, gw sengaja datang ke coffee shop ini.

mungkin ada puluhan kedai starbucks di jakarta, tapi buat gw, cuma ada dua tempat yang mempunyai nilai historis tersendiri. salah satunya yaitu kedai starbucks yang gw datangi sekarang. tempat yang menjadi saksi bisu dari awal perjuangan gw untuk mendekati seorang laki-laki yang dulunya selalu saja mempunyai sejuta lebih alasan untuk menolak gw.

huft... berasa aneh juga ya kalau misalnya udah terbiasa kemana-mana selalu berdua lalu suatu waktu teh tiba-tiba partner tersayang kita itu ngga ada di samping kita. ya seperti yang gw rasain sekarang, biasa pergi berdua tiap kali ngopi di sini, tapi kali ini terpaksa pergi seorang diri. asa ada yang kurang. anjis! gini nih resiko ditinggal sendirian sama pacar, jadi hobi menggalau.

"good evening... wanna have some coffee? we have special offer for this month..." ucap seorang barista sewaktu menyapa gw dengan senyumnya yang ramah.

"bahasa indonesia aja mas..." gw menyela ucapan barista itu sambil melihat-lihat ke etalase kaca tempat aneka cake, pastry dan muffin disimpan.

"maaf, kirain...... oh iya, kakak mau pesen kopi apa? kita punya special offer untuk bulan ini. mungkin kakak mau coba?" kali ini barista yang nampaknya masih baru ditempatkan di sini mengubah settingan bahasanya.

"ngga usah, saya pesen iced vanilla lattenya satu. yang grande ya?" gw langsung memesan minuman favorit yang sudah biasa dipesan setiap kali datang ke kedai kopi yang satu ini.

"iya kak. bagelnya sekalian? kita ada promosi bagel untuk pairing dengan strawberry creme frappuccino." bujuk barista muda itu. mungkin umurnya masih 20 tahun. lumayan untuk sekedar cuci mata.

"nope. apple fritter sama coffee cake-nya satu." gw menunjuk ke arah masing-masing pastry yang ingin gw pesan.

"masih ada order yang lain kak?" tanya barista itu lagi sambil memamerkan senyumnya yang ramah. deretan gigi rapihnya yang tertutup oleh behel mengingatkan gw kepada sosok seseorang di masa lalu.

"hmmm......" gw cuma bisa menggumam pelan sambil menerawang jauh ke alam bawah sadar.

"vanilla latte grande satu, apple fritternya satu, coffee cake-nya satu?" barista itu kembali memastikan kalau tidak ada order gw yang terlewat kemudian tangannya menunjuk ke arah layar untuk memperlihatkan jumlah yang harus gw bayar.

"tambah caramel macchiatonya satu." tiba-tiba gw memesan minuman favorit si aa sambil menyerahkan kartu untuk membayar tagihan.

"yang grande juga kak?" tanya barista itu lagi sambil memegang sebuah cup berukuran grande.

"yap." jawab gw.

"kakak, point rewardnya mau dipakai sekalian?" kembali barista itu bertanya sewaktu menggesekkan kartu.

Cerita Secangkir KopiWhere stories live. Discover now