PART 7

2.1K 94 0
                                    

Tujuh hari sudah setelah meninggalnya Rukayah, tak bisa dipungkiri orang tua Ruk masih tampak bersedih namun mereka mencoba untuk tegar dan sabar, mengingat pesan terakhir Ruk bahwa ia tidak ingin kepergian nya ditangisi.

Tidak ubahnya dengan Jodha, penyesalan begitu nampak di wajahnya,, dan sudah 7 hari ini pula ia tidak masuk kampus dan cuti dari Restaurant tempatnya bekerja, tidak ada gairah dan semangat dalam hidupnya. Ia teramat menyesali kepergian sahabat terkasih nya, begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang membuat ia semakin dan terus menyalahkan dirinya sendiri.

"Mengapa aku terlambat menyadari bahwa Rukayah masih menganggap ku sebagai sahabat"

"Kenapa aku dengan tega mengacaukan acara pertunangannya waktu sahabat itu"

"Harusnya saat itu aku tidak melamun saat menyeberang jalan"

"Jika saja aku bisa menyelamatkan Ruk seperti Ruk menyelamatkan ku"

"Aku bukan sahabat yang baik untuk mu Ruk,, Bukan,,"

"RUKAYAAAHHHHH,,,,, Hiksss,,, Hikksss,,, Kenapa tidak kau biarkan saja aku yang tertabrak dan mati saat itu, jika aku yang mati tidak akan ada orang yang bersedih karena aku memang pantas untuk tidak di inginkan, banyak orang yang tidak menyukai bahkan membenciku.

Sedangkan kau,, sangat banyak yang mencintai dan mengasihimu, bahkan tunangan mu yang tidak mecintaimu pun rela mengorbankan perasaan nya untuk bisa membuatmu bahagia,, Apa kau tidak memikirkan semua itu Ruk, apa kau tidak memikirkan kedua orang tuamu, Kekasihmu, Teman-teman mu,, Mereka semua bersedih dan terpuruk Karena kehilanganmu,, hiks,, hiks,,, Maafkan aku Rukayah.."

Jodha masih larut dalam tangis dan kesedihan nya hingga ia lelah dan tertidur dengan sendirinya.

****

Pagi ini Jodha bangun tidur dengan suasana hati yang berbeda tidak seperti beberapa hari yang lalu, ia mulai menata kembali hidupnya, mimpi nya semalam tentang Rukayah cukup membangunkan dan menyadarkannya dari keterpurukan dan penyesalan. Jodha sudah bersiap, ia mengenakan blouse pastel dan celana berbahan lembut warna putih, dengan sedikit polesan make up tipis di wajahnya agar tidak terlihat pucat dan sembab karena menangis berhari-hari. Dengan penuh semangat ia mulai menuruni tangga keluar dari apartement nya dan menaiki taksi menuju suatu tempat, sepanjang perjalanan ia terlihat melamunkan sesuatu.

*Flashback ~Dalam mimpi Jodha semalam~

"Jodha Aurora" Panggil seorang gadis dibelakangnya. Jodha langsung menoleh dan tersenyum dan langsung menghambur memeluk gadis cantik yang memanggil namanya.

Gadis itu melanjutkan. "Hey,, apa kau masih menangisi kepergianku? Kenapa kau jadi cengeng begini, hemm,,, Lagipula sudah ku katakan pada kalian bahwa aku tidak mau kepergian ku ditangisi" Kata gadis itu sembari menghapus air mata di pipi Jodha yang ternyata ia adalah Rukayah.

"Bagaimana tidak ada yang menangisimu Ruk, kau orang yang sangat baik, begitu banyak orang yang menyayangi dan mencintaimu,, mengapa kau korbankan dirimu demi gadis arrogant seperti aku, jika saja saat itu,,,"

"Sudah Jodha, kau sahabatku akan ku lakukan apapun untukmu" Ruk memotong ucapan Jodha dan melanjutkan "Berhenti menyalahkan dirimu sendiri, walaupun aku tidak menyelamatkan mu waktu itu tapi jika sudah waktunya aku pergi maka aku tetap akan pergi dari dunia ini Jodha dan meninggalkan kalian semua, aku senang di akhir hidupku aku masih bisa melakukan sesuatu untukmu" Ruk memegang tangan Jodha

Jodha terus menatap Ruk, air mata nya masih tidak berhenti mengalir, dia sangat merindukan Rukayah.

Ruk kembali melanjutkan "Ya Tuhan,,, aku benar-benar menyerah, bagaimana menghentikan air matamu ini,, hmm,,, Kau ingat Jodha, kau punya dua janji padaku, aku akan marah jika kau tidak memenuhi janjimu itu"

SEUNTAI HARAPANKU (FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang