Sate !

8.2K 350 2
                                    

Malam semakin melarut. Namun Prilly masih belum bisa terlelap, sedari tadi ia hanya mengelus-ngelus perut buncitnya. Prilly mengubah posisinya dan bersandar di Bantal. Prilly menatap Ali yang sedang bermimpi Indah disana.

"Aliii...." Prilly menggoyang-goyangkan pundak Ali.

"Hmm... apasih?!" Ali sedikit terbangun, dan melihat Prilly yang belum tidur saat ini.

"Kamu kok ngga tidur?! Ini udah malem loh!" Tanya Ali, sambil membelai lembut rambut Prilly.

"Aku laper.."

"Laper? Kamu mau aku masakin apa?"

"Aku mau Sate yang dimasakin sama orang yang kumisnya tebel!" Jawab Prilly, sambil sedikit memanyunkan bibirnya.

"Hah? Malem-malem gini mau nyari Tukang Sate dimana? Lagian kamu ada-ada aja sih!"

"Ya kamu cari dimana aja kek! Tapi, terserah sih! Kamu mau nanti anak kita gede-gede ngiler gitu! Mau?"

"Ck, yaudah deh.. kamu tunggu sini! Biar aku yang cari~!" Kemudian Ali, mengambil kunci mobil yang tersimpan di laci, lalu beranjak pergi.

"Jangan Lupa ya! yang ada kumisnya!"

"Iya..Iyaa.. ahh!"

"Baby.. kamu sabar yaa.. Daddy lagi cariin kita Sate Oke?" Kata Prilly, sambil mengelus-ngelus perut buncitnya.

^-----^

Ali memacu kecepatan mobilnya, kebetulan hari ini Jakarta sedang bebas dari Kemacetan, berhubung sekarang adalah tengah malam. Jadi, tidak terlalu banyak kendaraan yang beroperasi di saat ini.

"Ily ada-ada aja deh~! Malem malem gini? Nyari tukang sate dimana cobaa? Pake yang harus ada kumisnya lagi!" Gerutu Ali kesal.

Ali terus mengedarkan kedua bola matanya kepinggir jalan. Berharap masih ada Tukang Sate yang masih lewat. Dan ternyata Dewi Fortuna (Dewi Keberuntungan) masih ada di pihaknya..

"Nah.. Nah.. Tuh dia tukang sate~! Alhamdullilah.." Ali segera meminggirkan mobil nya dan menghampiri tukang sate itu.

"Pak!.. beli satenya 1 Bungkus yaa?" Ujar Ali

"Ohh.. iya.. silahkan! Ditunggu yaa?" Jawab Si Tukang Sate ramah.

Sekitar 15 menit kemudian, Sate siap dibungkus. Ali langsung mengeluarkan dompet nya dan membayar Sate tersebut.

^-----^

Ali memarkirkan Mobilnya di depan rumah, kemudian ia turun dan masuk kedalam rumah. Disana sudah terlihat Prilly yang duduk di Ruang Tamu. Ali hanya menghela nafas panjang, lalu menggelengkan kepala.

"Mana Satenya?!" Tagih Prilly.

"Ini~!" Ali memberikan Bungkusan itu dan meletakannya di Meja. Prilly langsung membuka bungkusan itu.

"Oh ya! ambilin piring dong~!" Titah Prilly, dengan langkah penuh kepasrahan Ali berjalan menuju dapur dan mengambil piring di rak.

"Garpunya mana?"

"Kenapa ngga sekalian sih? Jadi kan ngga bolak-balik!" Ali kembali berjalan menuju dapur dan mengambil garpu untuk Prilly.

"Oke.. Thank you~!" Kata Prilly dengan sejuta senyuman. Ali hanya bisa mengelus dada dan berharap ia masih bisa diberi kesabaran.

Prilly meletakkan beberapa tusuk sate ke piring. Lalu ia memisahkan daging sate dengan tusuknya. Prilly menyuapkan daging yang telah dipisahkan itu ke mulutnya. Dan baru sekali mengunyah, Prilly menatap Ali dengan tatapan tajam.

"Kenapa? Enak?" Tanya Ali polos.

"KAMU BOHONG !!!" Tiba-tiba saja Prilly mengamuk tanpa sebab.

"Bohong apaan sih?" Ali semakin tak mengerti.

"INI BUKAN SATE YANG KAMU BELI DI PAK KUMIS~! POKONYA AKU NGGA MAU TAU! AKU NGGA MAU MAKAN!!" Bentak Prilly, Ali hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

'kok dia tau sih?!' batin Ali.

"ya abis aku mau cari dimana lagi? Kamu tau jam berapa ini? Ini udah lewat tengah malem~! Mana ada tukang sate kelayapan jam segini! Dan kamu tuh aneh-aneh aja! masa aku harus masuk ke tiap kampung buat cari Tukang sate yang ada kumisnya?! Kamu ngertiin aku dong!"

"YA POKONYA AKU NGGA MAU TAU! AKU NGGA MAU MAKAN! " Prilly tetap tak peduli. Sedangkan Ali sudah melewati batas kesabarannya.

"Terserah deh! aku capek sama kamu!" Kata Ali acuh, lalu ia beranjak menuju kamar.


The Happy Family (We Got a Baby!)Onde histórias criam vida. Descubra agora