Chapter 26

2.4K 165 9
                                    

(Lena's POV)

Louis: "Ayo nonton film dan berpelukan!" Louis berteriak saat kembali keruang nonton dengan membawa beberapa bantal.

Harry: "Yeaay!" Harry membuka tangannya lebar-lebar dan Louis jatuh dipelukannya.

Niall: "Bukankah mereka pasangan yang serasi?" Apa? "Aku bercanda." Niall menjulurkan lidahnya.

Louis: "Kita memang pasangan yang serasi!" Louis berteriak dalam pelukan Harry.

Harry: "Jangan iri." Harry tersenyum sambil memeluk Louis yang ada diatasnya dengan erat.

Harry sudah kembali seperti semula karena Louis mencoba meyakinkannya bahwa apa yang terjadi bukan salah Harry. Walaupun awalnya Harry tetap memaksa itu adalah salahnya. Siapa yang berebutan untuk mendapatkan status 'bersalah'? Harry. Harry adalah satu-satunya orang yang memaksa untuk diakui oleh orang lain bahwa ia bersalah.

Niall: "Kamu bilang nonton film dan berpelukan. Bisa ga aku berpelukan sama kalian juga?"

Louis: "Harry punyaku!" Louis berteriak, berbaring diatas Harry yang mendekapnya seperti bayi yang sedang tidur.

Harry: "Temukan orang lain buat malam ini saja, Niall. Sssh!" Harry mengedipkan satu mata pada Niall.

Lena: "Apa yang bakal kita tonton?" Aku bertanya agar mereka semua berhenti bertingkah seperti anak kecil.

Louis: "Ada Lena! Kamu bisa berpelukan sama Lena malam ini." Lous terdengar bersemangat. Kalau saja dia tahu, ini bukan pertama kalinya kita berpelukan saat tidur. Bukan hal yang aneh lagi bagi kita.

Niall melihatku dan tersenyum malu. Aku tersenyum balik, tetap duduk ditempatku.

Harry: "Ayo nonton The Fault in Our Starts!" Harry bersemangat.

Niall: "Apa? Film itu sangat gay!"

Louis dan Harry: "Hey!" Mereka teriak bersamaan.

Niall: "Sorry." Niall menjulurkan lidahnya.

***

Lena: "Terima kasih buat akhir pekannya ya!" Aku memeluk Louis dan Harry bersamaan.

Harry: "Lebih ramai kalau ada kamu. Terima kasih juga, Lena." Harry tersenyum manis.

Louis: "Aw, so sweetnya Harry." Louis menggoda Harry sambil menepuk lengannya. Harry hanya mengedipkan mata.

Harry: "Sampaikan salamku buat Joe ya?" Wajah Harry berubah menjadi serius.

Lena: "Pasti." Aku tersenyum.

Aku kembali ke apartemen dengan Niall. Harry dan Louis pergi menggunakan mobilnya sendiri-sendiri. Aneh rasanya. Satu tujuan yang sama tapi menggunakan mobil berbeda.

Lena: "Mereka masih tinggal sama-sama?" Suara pertama yang mengisi kesunyian mobil ini.

Niall: "Iya." Niall fokus pada jalan yang ada didepannya.

Lena: "Mereka berdua kelihatan..." Aku mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikan maksud yang ada dikepalaku. "...berbeda." Akhirnya setelah beberapa detik berhenti, aku menemukan kata yang 'mungkin' terdengar tepat ditelinga Niall.

Niall: "Mereka bersama." Niall melihatku lalu tersenyum.

Lena: "Maksud kamu - tinggal bersama kan?" Niall menggelengkan kepala. Aku menunggunya untuk membuka mulut lagi.

Niall: "Mereka punya hubungan spesial." Seakan Niall tahu apa yang ada dibenakku sebelum aku dapat mengambil kesimpulan sendiri dikepalaku.

Lena: "Mereka pacaran?"

They Don't Know About Us - One Direction FanFiction - IndonesiaOnde histórias criam vida. Descubra agora