-PROLOG-

141K 2.9K 40
                                    


Gadis itu menangis ketakutan, ia tak tahu sekarang ia berada dimana. Ditempatnya berada kini sangat gelap dan menyeramkan.

Tubuh gadis itu ambruk karena ia merasakan kakinya yang semakin melemas. Ia memeluk kedua lututnya, lalu menenggelamkan kepalanya pada kedua tangan yang gemetar. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, agar bisa pergi dari tempat mengerikan ini.
 
Beberapa saat kemudian, denting lonceng itu terdengar. Ditengah rasa frustasinya gadis itu tersentak, dengan perlahan ia mengangkat kepala. Ia menyipitkan matanya ketika silau dari cahaya putih yang semakin mendekat, memenuhi pandangannya.
 
Gadis itu panik, dengan tergesa ia mendirikan tubuhnya lalu melangkah mundur sedikit demi sedikit. Ia menyilangkan kedua tangan untuk menutupi matanya saat cahaya putih itu membesar dan semakin menyilaukan.
 
"Mikha...."
 
Suara halus nan misterius itu mengalun bagaikan simfoni memabukkan. Napas gadis bernama Mikha itu tercekat. Dengan gugup Mikha menurunkan kedua tangannya, yang sedari tadi menutupi kedua matanya secara perlahan.
 
Mikha tertegun, menatap sosok pria yang tengah berdiri tepat di hadapannya. Wajahnya yang tampan dengan tatapan matanya yang tajam. Mikha meneguk ludahnya susah payah, menyadari tubuh pria itu bercahaya.
 
"A-apakah kau ma-malaikat yang di kirim Tuhan untuk— untuk mencabut nyawaku?" Tanya Mikha ketakutan, matanya mengawasi pria itu dengan gugup.
 
Pria itu menatap Mikha sejenak, lalu terkekeh. Ia dapat melihat Mikha yang tengah bergidik ngeri ketika mendengar suaranya. Mikha nampak memundurkan langkahnya ke belakang. Entahlah, Mikha tahu benar jika pria itu memang tampan, tetapi disisi lain justru terlihat mengerikan.
 
"Apa kau takut padaku, Mikha?" Tanyanya, ia tersenyum miring. "Tenang saja... Aku kemari bukan untuk mencabut nyawamu, Mikha. Justru sebaliknya, aku akan membuatmu kembali hidup dan bernapas." Sambungnya lagi.
 
"Ma-maksudmu?"
 
Pertanyaan yang dilontarkan Mikha sontak kembali membuat sang pria terkekeh, "Aku yakin kau tidak sebodoh itu... Aku menawarimu, jika kau ingin, maka aku bisa menghidupkanmu kembali..."
 
"Dan mengapa kau bersedia?" Sahut Mikha.
 
Pria itu terdiam sejenak, ia menatap iris mata Mikha dengan dalam, "Anggaplah jika aku kasihan padamu.." Jawabnya, membuat Mikha terdiam sambil mengernyit tak mengerti.
 
"Kematian yang sangat tragis. Diculik lalu diperkosa dengan keji, kemudian kau dibunuh. Tubuhmu yang penuh lebam itu di mutilasi, dan pada akhirnya kau dibakar hingga menjadi debu." Sambungnya.
 
Mendengar ucapan yang terlontar dari bibir sang pria asing, Mikha merasakan tubuhnya bergetar dengan hebat, Matanya menatap kosong pada pria didepannya ketika ia kembali mengingat kejadian mengerikan itu.
 
"Apakah kau ingin mati begitu saja tanpa membalaskan dendammu?" Ia bertanya. Mikha hanya meneguk ludahnya. "Jawablah, Mikha? Kau tak perlu sungkan!"
 
Mikha bungkam, ia mengalihkan pandangannya dengan nanar dan gelisah. Pikirannya memutar dan berpikir dengan keras. Beberapa menit berlalu setelah keterdiamannya, ekspresinya berubah. Wajahnya mengeras. Ia menghela napas lalu kembali menatap sang pria.
 
"Ya! Aku ingin balas dendam!" Ucap Mikha tegas, dadanya naik-turun dengan tempo cepat.
 
Pria itu mengangkat sebelah alisnya sebelum mengembangkan senyum miring saat melihat tatapan Mikha yang penuh dengan tekat.
 
"Bagus. Aku suka tekatmu. Itu akan memudahkanku untuk menghidupkanmu kembali." Gumamnya.
 
"Tetapi, bagaimana caranya kau menghidupkanku kembali? Ma-maksudku... bukankah— bukankah tubuhku sudah menjadi debu?" Mikha bertanya dengan ragu.
 
"Kau meragukanku?" Pria itu balik bertanya, membuat Mikha segera menggelengkan kepalanya dengan cepat.
 
"Tidak— Bukan seperti itu, hanya saja—"
 
"Jangan khawatir. Saat kau membuka mata nanti, aku menjamin bahwa tubuhmu akan utuh, seutuh-utuhnya. Bahkan mungkin tubuh itu akan jauh lebih baik dari tubuhmu dulu." Potongnya. Mikha mengatupkan bibirnya ketika matanya terus menatap sang pria dengan lekat. Pria itu kembali melanjutkan ucapannya, "Sebelum aku pergi, aku ingin kau berjanji padaku!"
 
Mikha mengernyitkan dahinya dengan bingung, "Janji apa?" Tanya Mikha.
 
"Setelah kau berhasil membalaskan dendammu, datanglah padaku... Persembahkan seluruh hidupmu untuk melayaniku, apa kau bersedia?!" Suara dingin itu terdengar amat pongah.
 
Mikha terkesiap, ia menatap pria itu dengan pandangan kaget sekaligus tidak percaya. Mempersembahkan seluruh hidupnya? Maksudnya ia harus mengabdikan dirinya begitu? Mikha harus menjadi budak pria itu seumur hidupnya?
 
"Kau pasti bercanda!" Ucapnya, nyaris terpekik. Namun, pria itu justru tersenyum dengan sinis.
 
"Setiap pemberian pasti ada imbalannya 'kan? Itulah imbalanku!" Sahutnya.
 
Mikha meneguk ludahnya susah payah. Ia tahu betul hal itu. Pria itu tak mungkin menolongnya tanpa pamrih. Dengan perlahan Mikha menghembuskan napasnya lalu kembali menatap manik mata pria itu. Mikha tidak tahu mengapa, dan mungkin ini terdengar gila. Tetapi, entah kenapa Mikha benar-benar ingin membalaskan dendamnya pada orang yang sudah membuatnya terjebak pada situasi ini. Mikha membulatkan tekatnya, matanya nampak nyalang. Ia membuka mulutnya, lalu menyetujui kesepakan yang dilontarkan pria itu.
 
"Baiklah. Aku bersedia!" Gumam Mikha pelan nyaris berbisik. Ia dapat melihat jika pria itu menyerigai dengan puas.
 
"Disepakati! Aku akan pergi, sementara kau tunggulah disini. Ketika kau mendengar denting lonceng sebanyak tiga kali maka tutup matamu dan bukalah secara perlahan... Kau mengerti?!" Pria itu menjelaskan.
 
Mikha mengernyitkan dahinya sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya. Pria itu menekuk sudut bibirnya lalu membalikkan tubuhnya untuk beranjak pergi. Mikha terpaku, ia menatap punggung pria yang kian lama menghilang ditengah kegelapan itu dengan lamat.
 
Mikha tersentak ketika mengingat sesuatu, "Siapa namamu?!" Tanya Mikha keras.
 
Mikha dapat melihat pria itu menghentikan langkahnya, kemudian menolehkan kepalanya sedikit kearah Mikha.
 
"Panggil aku, Kyle." Sahutnya, lalu kembali melanjutkan langkahnya hingga kegelapan benar-benar menelan sosoknya.
 

TBC

_____________________________

Come Back After DieWhere stories live. Discover now