Bab3

73.3K 1.8K 36
                                    

Pria berwajah tampan layaknya dewa yunani itu melangkahkan kakinya memasuki mansionnya yang megah. Para pelayan yang berjejer berbaris menundukkan kepala mereka serentak. Pria itu berjalan dengan angkuh, tatapan matanya yang dingin membuat siapapun tunduk padanya. Ia menghentikan langkahnya sesaat, ketika seseorang yang selalu menjadi kepercayaannya selama ini menghampirinya.

"Selamat datang kembali, My Lord." Ucap sang tangan kanan, sambil membungkukkan tubuhnya.

Kyle mengangguk sekilas. Ia menatap Lucas dengan datar. "Angkat kepalamu, Lucas!"

Lucas segera mengikuti perintah Kyle, ia kembali menegakkan tubuhnya lalu menatap tuannya.

"Apa ada masalah selama aku pergi?" Kyle bertanya, lalu berjalan kearah sofa dan mendudukkan dirinya disana.

"Tidak ada masalah yang serius, My Lord. Kami bisa mengatasinya."

Kyle menengadahkan kepalanya menatap langit-langit mansionnya yang indah, "Lalu, bagaimana dengan dia? Kau masih mengawasinya, bukan?" Ia kembali mengalihkan pandangannya pada Lucas.

"Ya, My Lord. Saya masih mengawasinya, dia baik-baik saja." Jawab Lucas. Kyle terdiam sejenak, ia menghela napasnya.

"Apa dendamnya sudah terbalaskan?" Tanya Kyle, dan seketika membuat Lucas bergerak-gerak dengan gelisah. Kyle mengangkat sebelah alisnya ketika melihat kelakuan aneh pria itu, "Ada apa? Ceritakan padaku!" Titah Kyle dengan tajam.

Lucas meneguk ludahnya susah payah, "Sebenarnya, My Lord. Dendam itu- dendam itu sudah terbalaskan bahkan sebelum Nona Mikha membalasnya." Ucap Lucas, membuat Kyle mengernyitkan dahinya.

"Apa maksudmu?"

"Orang yang telah merencanakan pembunuhan Nona Mikha ternyata sudah meninggal karena serangan jantung. Dan Nona Mikha baru mengetahui hal itu setelah sebulan meninggalnya orang itu." Jelas Lucas.

Kyle terdiam. Ia mengamati Lucas dengan tajam hingga Lucas nampak tak nyaman di tempatnya.

"Jadi maksudmu dendamnya sudah terbalaskan begitu?! Lalu, kenapa dia tidak menemuiku?!" Kyle bergumam sambil menggertakkan giginya.

Lucas menghirup oksigen disekitarnya dengan sejenak ketika melihat wajah memerah sang tuan sudah tersulut emosi. Ia cepat-cepat berucap, "Nona Mikha merasa tidak puas saat mendengar orang itu meninggal karena sakit jantungnya, dan bukan karena Nona Mikha yang menyebabkannya. Dia akhirnya memutuskan untuk membalaskan dendamnya kembali kepada putra satu-satunya pria itu, mungkin karena itulah Nona Mikha belum menemui anda sampai sekarang...."

Kyle mengangkat sebelah alisnya, "Lalu apa yang dia lakukan sekarang?"

"Y-yang saya tahu, Nona Mikha sekarang bekerja menjadi sekertaris di perusahaan milik pria yang diincarnya itu." Jawab Lucas.

Kyle menutup matanya sejenak, lalu mendengus keras. "Aku akan menemuinya!" Ucap Kyle akhirnya, membuat Lucas terkesiap.

"Ta-tapi, My Lord, perjanjiannya-"

"Ini sudah diluar rencana, Lucas! Aku tidak akan menanggung resiko untuk melepaskannya lebih lama lagi!" Potong Kyle tajam, "Dia milikku!" Sambungnya dengan penuh penekanan. Aura kejam menguar mengitari ruangan itu, membuat Lucas dan beberapa pelayan yang berada di dalam mansion mewah itu bergidik dengan ngeri.

*****

Mikha membuka pintu ruangan Gabriel sesaat, lalu menatap datar pada sosok pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya.

"Ada perlu apa memanggilku?!" Tanya Mikha tanpa minat. Gabriel mengangkat alisnya, ia terkekeh.

Mikha memutar bolamatanya dengan jengah, "Kau memanggilku hanya untuk mengetawaiku, begitu?" Desisnya, membuat Gabriel menghentikan tawanya.

Come Back After DieWhere stories live. Discover now