3. Tentang Anna

5K 334 1
                                    

***
Anna's POV.

Setelah sampai di rumah, aku langsung menuju kamar. Lagian, aku sangat tidak betah jika berada di luar kamar yang aku pastikan rumah ini sangat sepi.

Aku pun mandi karena ini memang sudah sore hari. Setelah itu, aku membuat tugas yang akan di kumpulkan besok.

Sekarang jam menunjukkan pukul 7 malam. Aku pun turun keluar kamar karena merasa sangat lapar.

"Pulang ke rumah cuma mau ngambil baju terus pergi lagi, huh?" sindirku saat melihat kakakku yang sedang mengendap-endap ingin masuk ke kamarnya.

Mendengar ucapanku, dia menghentikan langkahnya, lalu membalikkan badannya.

"Bukan urusan lo," ucapnya sinis.

"Bukan urusan gue? Di saat kakak gue yang keluar dari rumah ini dan tinggal di apartemen terus hobbynya ke club joget-joget gak jelas. Masih bukan urusan gue?" geramku.

"Apa peduli lo? Lagian gue masih kuliah, gue selalu masuk kuliah. Gue ke club juga engga make uang perusahaan, gue udah ngelakuin semua wasiat dari Mama dengan baik," jelasnya yang menentang ucapanku.

"Lo tuh lebih tua dari gue, Avianca. Tapi kelakuan lo itu gak lebih dewasa dari gue. Mau sampe kapan lo kayak gini? Kalo lo kayak gini terus juga gak bakalan bikin Papa tambah peduli sama lo!" bentakku.

"Tutup mulut lo itu, Anna! Lo jangan ngurusin kehidupan gue dan jangan sok tau dengan apa yang gue lakuin."

"Jangan ngurusin kehidupan lo? Bahkan gue ini masih adek lo, gue berhak untuk ngatur kehidupan lo sebagai pengganti Mama!"

Avianca langsung memilih keluar dari rumahku dan tidak jadi masuk ke dalam kamarnya.

Aku menghela nafas panjang, jika bertemu dengan Avianca pasti saja ujung-ujungnya aku bertengkar dengannya.

Aku sangat bingung dengan yang ada di pikirannya. Avianca Dalena Jackson dulunya adalah seorang wanita cantik, pintar, selalu menjadi kebanggan Mama dan Papaku. Tetapi kini? Dia adalah seorang wanita perokok, yang sukanya keluar masuk club.

Aku sangat sedih karena Avianca berubah semenjak Papaku yang menikah kembali. Awalnya, saat Mamaku meninggal, Avianca masih menjalani hidup dengan biasa. Tetapi, saat Papa meninggalkan kami semua untuk menikah kembali, dia berubah.

Avianca yang paling dekat dengan Papa pun merasa sangat kecewa.

Aku tahu, dia melakukan semua hal seperti itu hanya agar menarik perhatian Papaku.

"Lo berantem lagi sama Avianca?" tanya seorang laki-laki yang melangkah mendekatiku. Aku pun mengangguk.

Dia menghela nafas panjang.

"Gue gak ngerti apa yang ada di fikiran dia, Bang," lirihku.

"Dia pasti berubah, Na. Mungkin dia masih gak bisa nerima kalo Papa ninggalin kita semua karena menikah kembali," jelas Bang Alvan.

"Semoga aja secepatnya dia berubah ya, Bang," ucapku tersenyum terpaksa.

Memang, dari dulu aku tidak terlalu dekat dengan Avianca di bandingkan dengan Alvan abangku ini.

Entahlah, Avianca bilang dia benci padaku karena lebih banyak lelaki yang menyukaiku di bandingkan dirinya.

Padahal menurutku Avianca lebih sempurna. Dia selalu menjadi kebanggaan kedua orang tuaku dan banyak lelaki yang meliriknya.

Tetapi aku pun juga tidak tahu, dia bilang tetap saja dia membenciku.

"Yaudah, mending kita makan malam," ajak Bang Alvan. Aku pun mengangguk.

"Kamu harus belajar dengan giat, kamu bakal ikut abang ngurusin perusahaan juga," celetuk Bang Alvan di sela-sela makan malam.

"Iya, Bang. Anna udah tau kok."

"Abang gak bisa ngandelin Avi buat bantuin abang ngurus perusahaan. Kamu tau sendiri kan Na, dia kayak gimana."

Aku menghela nafas panjang dan mengangguk.

Saat sedang asik mengobrol dengan Bang Alvan, tiba-tiba ponsel Bang Alvan berbunyi.

"Waalaikumsalam Kek. Ada apa, Kek?" Ternyata itu adalah telpon dari Kakek.

"Oke Kek, Alvan bakal nyiapin berkas-berkas buat besok." Ternyata urusan kantor lagi.

"Oke Kek. Assalamualaikum."

Bang Alvan pun melanjutkan makan malamnya.

"Abang besok bakalan ke London untuk nemuin Kakek," ucap abangku menjelaskan tanpa aku bertanya terlebih dahulu, dan dia menghela nafas panjang.

Aku pun ikutan menghela nafas.

Ini sedikit sulit mempunyai seorang kakak yang sudah lulus kuliah dan sibuk mengurusi perkerjaan kantor.

"Berapa lama, Bang?" tanyaku dengan sedikit sedih.

"Gak bakalan lama kok, Na. Secepatnya abang bakal balik, kamu tolong sering-sering ke kantor ya. Urusin pekerjaan di kantor," perintah abangku.

Aku pun mengangguk.

Untungnya aku mengerti sedikit tentang bisnis.

"Anna boleh gak bang pas liburan ke London buat ketemu Kakek?" tanyaku. Abangku langsung menoleh kepadaku lalu tersenyum.

"Ya boleh lah," balas Bang Alvan sambil tersenyum. Aku pun teriak antusias. Ah, aku sangat ingin bertemu dengan kakekku. Semenjak mamaku meninggal, kakek tidak pernah lagi kembali ke Indonesia.

Aku pun pamit kepada Bang Alvan untuk masuk ke dalam kamar.

Saat tiba di kamar, aku melihat cahaya ponselku yang berada di atas nakas berkedip.

Ternyata notifikasi line dari Lila dan....

Alverio?

Sejak kapan dia berteman denganku di line? Line ku sengaja aku private dan bagaimana aku bisa memiliki akun line nya?

Astaga! Aku baru ingat! Kemarin, dia meminjam ponselku, dengan alasan dia lupa membawa ponselnya dan meminjam ponselku untuk ngehubungi Zico aka sahabat nya. Aku dengan bodohnya begitu saja memberi ponsel milikku.

Argh!

"Alverio Dale Jerrel : Annakanna!"

Itu adalah sebutan yang sangat menyebalkan menurutku.

"Avianna Dalena Jackson : Persetan dengan lo, Al!!!"

Balasku kesal, 5 detik kemudian dia membalas pesanku.

"Alverio Dale Jerrel : Astagfirullah Anna! Aa' Al gak pernah ngajarin dedek Anna kayak gitu."

Anjir nih orang kenapa? Terus-terusan mengganggu diriku.

Aku hanya me 'read' line darinya dan beralih membalas line dari Lila.

"Adellyla Divina Gillian : Besok pulang sekolah ke cafe baru yuk!! Kata sepupu gue banyak cogannya hehe."

Aku memutar bola mata membaca pesan darinya, Lila adalah pecinta cogan. Dia sangat heboh jika bercerita mengenai 'cogan'.

Cukup berbeda dengan diriku, mungkin karna aku merasa tidak percaya lagi dengan cinta. Aku memang pernah menjalin suatu hubungan dan tentunya aku memiliki makhluk yang bernama 'mantan', tetapi itu satu tahun yang lalu. Dan sialnya lelaki itu menghianatiku dengan berselingkuh pada teman semasa SMP ku dahulu.

"Avianna Dalena Jackson : Yaelah nyari cogan mulu ah. Ya ya deh, bawel."

Aku mematikan ponselku lalu merebahkan badanku di atas kasur.

Aku melihat bingkai foto di atas nakasku, di sana ada seorang anak kecil yang sedang mencium seorang wanita dewasa.

Tiba-tiba aku meneteskan air mata kembali.

Ah kenapa hidupku makin rumit seperti ini?

***
Upadate!!! Gaktau kenapa pengen bikin cerita mulu padahal cerita sebelumnya belum selese hahaha.

AlviannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang