13. Dia kembali

6.7K 469 2
                                    

***
Anna's POV.

Jam sudah menunjukkan angka 10. Tetapi ntah kenapa,Aku tidak ada tanda-tanda mengantuk. Apa Aku masih belum terima kalau Al menjauhiku? Ah ntahlah,Aku sendiri tidak mengerti bagaimana perasaanku sekarang ini.

Aku sedang tiduran di kasurku,tiba-tiba ponsel yang ada dinakasku berdering.

Unknown number.

Aku tidak mengenal nomer ini. Terima atau tidak? Kalau Aku tidak menerima,bagaimana kalau itu telpon penting.

"Hallo?" Ucapku saat menjawab telpon tersebut.

"Hai,lama tidak berjumpa Avianna Dalena Jackson." Deg. Ini seperti suara....

"Kamu pasti tau betul bahkan hafal suara Aku kan?" Ucap orang disebrang terkekeh. Jelas Aku sangat tau orang ini!

"Lo mau ngapain?" Ucapku terdengar sangat dingin.

"Wow,setelah lari dari Semarang dan pindah ke Jakarta,kamu jadi lupa bahasa yang biasanya kamu pakai ya?" Ucapnya seperti mengejekku.

"Apa sih mau lo?" Ucapku kesal yang sebenarnya takut.

"Gaada gitu ucapan sambutan buat teman lama,heh?"

"To the point,Rico!" Bentakku.

"Wow,ternyata kamu masih ingat namaku ya? Kalo gitu gimana? Masih inget kejadian 2 tahun silam? Eh sepertinya hampir 3 tahun silam deh." Tiba-tiba Aku merasakan tanganku bergetar dan Aku sadar kalau Aku sudah menangis.

"Mau lo apa sih,Co?" Ucapku dengan suara serak.

"Aku cuma mau kamu ngerasa apa yang dirasakan Tania beberapa tahun silam." Ucapnya dengan nada sangat santai.

"Lo mau gue bunuh diri? Lo mau gue minum obat yang banyak terus gue overdosis kayak Tania?" Ucapku dengan mulut bergetar.

"Nonono,Aku gak mau kamu mati dengan cara kayak gitu. Kalo kamu kayak gitu,kamu gak bisa ngerasain sakit dong? Jadi kamu gak bisa nanggung apa yang dirasakan Tania." Ucapnya lalu tertawa.

"Lo tau? Disini bukan Tania aja yang menderita,Co! Gue juga! Gue gak pernah mau ngelakuin itu semua kalo bukan karena Owen brengsek itu!" Ucapku kini sudah menangis sangat kencang.

"Wowowo,Anna. Aku udah susah payah nyari informasi tentang kamu,kini Aku gak mau usaha Aku sia-sia."

"Apa sih mau lo? Lo mau bunuh gue? Silahkan! Gue juga udah gak tahan hidup didunia ini!"

"Mau mencoba buat Aku tega gitu? Gak bakalan bisa. Kamu tau gak? Dosa kamu itu udah terlalu banyak! Kamu itu orang jahat,Anna!"

"Iya! Gue tau gue jahat! Tapi itu dulu Co! Dulu! Sekarang gue lagi pengen berubah! Gue pengen bisa hidup dengan tenang!"

"Hidup dengan tenang? Setelah membuat dua orang meninggal,kamu pengen dengan seenaknya hidup dengan tenang? Ngga! Aku gak bakalan biarin kamu hidup dengan tenang."

"Bahkan gue gak pernah nyari masalah ataupun punya masalah sama lo. Terus kenapa lo pengen gue mati? Kenapa lo pengen ganggu hidup gue?"

"KARNA KAMU UDAH BUAT TANIA SAMA ADEKNYA MENINGGAL!" Aku terdiam mendengar bentakan Rico.

"Gue gak pernah bunuh mereka,Co!"

"Serah! Pokoknya Aku mau lusa kamu temui Aku di suatu tempat. Nanti Aku bakalan SMS tempat itu. Kamu mau kan ngebalas rasa bersalah kamu itu?" Ucapnya berbicara santai.

"Ya,Aku mau balas rasa bersalah Aku sama Tania." Ucapku pasrah.

"Bagus,Aku harap kamu lusa bakalan sendirian datang. Jangan jadi pengecut,Anna. Jangan lari dari masalah lagi seperti beberapa tahun silam." Setelah mengatakan itu,dia mematikan telpon secara sepihak.

AlviannaOnde histórias criam vida. Descubra agora