36. Pilihan

9.2K 433 78
                                    

***
Anna's POV.

Setelah diantarkan Alverio ke rumah, aku memilih untuk langsung masuk kedalam kamar. Tapi saat aku ingin menghandle pintu, ada suara yang memanggil namaku.

"Avianna." Aku pun berhenti dan menoleh kearah samping kananku, tempatnya kamar milik Kak Avianca.

"Ya Kak?" Tanyaku bingung, dia pun mendekat kearahku.

"Tadi lo sama Alverio pergi kemana?" Ucapnya dengan nada lembut.

"Ohh itu... Alverio ngajakin gue ke Panti Asuhan Kak! Ternyata Alverio orangnya peduli banget sama orang lain, keliatan banget cara dia sama anak-anak Panti," Ucapku bersemangat, Kak Avianca tersenyum simpul.

"Habis itu kemana lagi?"

"Errrr ya abis itu langsung pulang deh, gak kemana-mana lagi. Emangnya kenapa Kak?"

"Ngga apa-apa kok, cuma mau tau aja lo perginya kemana. Yaudah masuk kamar gih." Aku mengangguk patuh lalu menghendle pintu kamarku.

Aku memilih untuk mandi terlebih dahulu lalu memakai piyama tidur. Aku tidak langsung memejamkan mataku, aku hanya berbaring sambil memandangi langit kamar tidurku.

Aku pun mengedari padanganku kesekeliling kamarku. Begitu banyak poteretku dengan Alverio. Foto-foto itu mungkin sengaja aku gantung disisi atas tempat tidurku.

Aku juga melihat ada foto aku, Lila dan Fara saat sedang bersama. Di sana kami berfoto di taman belakang rumahku, kami tampak sangat bahagia.

Ada juga foto-fotoku saat kelulusan SMA beberapa bulan lalu. Begitu banyak momen aku bersama Alverio serta sahabat-sahabatku.

Alverio? Kenapa aku merasa dia bukan sekedar teman dekatku seperti yang dia katakan? Ada rasa berbeda setiap aku  berada disisinya. Aku tidak tahu kenapa ada kupu-kupu di perutku ketika bersamanya.

Apakah aku dulu memang memiliki perasaan dengannya? Tetapi kenapa perasaan itu juga tidak hilang seperti halnya dengan ingatanku?

Ntah kenapa memikirkan hal itu malah membuat aku pusing lalu mendengus kasar.

Tiba-tiba kilasan itu muncul lagi, kali ini sangat membuat kepalaku pusing. Kilasan-kilasan campuran antara aku dan Alverio seperti di London, kilasan saat aku dan Alverio beradu mulut, kilasan saat kami sedang hangout bersama.

Serta kilasan seseorang yang mirip denganku dan didorong jatuh dari tangga.

"ARGHHHHHH!" Teriakku karena kepalaku semakin sakit dan sangat pusing.

"ALVERIO! BANG ALVAN! KAK AVI! Sakit!" Ucapku merancau.

"Na? Anna? Lo kenapa? Lo baik-baik aja? Kenapa pintu lo dikunci?" Pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut Bang Alvan.

Aku tidak sanggup menjawabnya, aku hanya bisa merancau, meringis, teriak tidak jelas. "SAKIT!" Ucapku yang kini menangis.

"Anna... Anna... Lo kenapa, Na?" Itu adalah suara milik Kak Avi.

"Sakit..." Ucapku parau.

"Na... Tunggu sebentar, Abang gobrak pintunya dulu ya? Sabar sebentar." Aku hanya bisa diam dan menangis, aku mendengar beberapa kali suara dobrakan serta diikuti suara bariton seseorang.

"AVIANNA!" Aku tidak merasakan apapun lagi setelah itu.

**
Al's POV.

Setelah mengantarkan Anna pulang, aku tidak langsung pulang kerumah melainkan berkunjung kerumah Mario dan Shawn terlebih dahulu.

Setelah sampai di kediaman keluarga Govind ini, tentunya satpam rumah mereka langsung membukakan gerbang agar mobil ku masuk. Aku pun turun dari mobilku ini.

AlviannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang