Tujuh

7.3K 659 5
                                    

"Aku Fred," kata Fred sambil berjabat tangan dengan Millenio.

"Millenio," ucap Millenio singkat lalu melepas jabat tangan mereka.

"Kamu darimana, Iskak?" tanya Fred.
"Dari rumah saja. Kamu sendiri darimana?" tanya Iskak.

"Sama. Aku juga dari rumah," jawab Fred. Iskak dan Fred mulai berjalan masuk ke dalam supermarket sambil berbincang, sedangkan Millenio berjalan sedirian di belakang.

Millenio merasa sedikit kesal karena merasa tidak dipedulikan. Ia berjalan sambil memandang dua orang didepannya dengan raut jengkel. Ia sudah tidak memedulikan percakapan mereka lagi.

Tapi tiba-tiba saja ponsel Fred berdering.

"Halo...? Iya....? Sekarang.....? Tidak, aku sedang tidak sibuk..... Baik.... Oke, jangan berangkat tanpa aku ya! Sampai jumpa!" ujar Fred lalu mengakhiri panggilan dan memasukkan ponselnya kembali ke saku jaket.

"Maaf, Iskak. Aku pulang dulu. Aku lupa kalau hari ini ada temanku yang berulang tahun. Aku harus bergabung dengan teman-temanku yang lain untuk memberi kejutan," kata Fred. Sejenak, Millenio menyunggingkan senyum.

"Oh, tidak apa-apa kok," balas Iskak.

"Oke. Kalau begitu sampai jumpa besok," kata Fred lalu berlari ke arah pintu masuk supermarket.

Millenio langsung bergerak maju, mengambil tempat Fred disamping kanan Iskak. Millenio merasa sedikit lebih senang. Setidaknya, ia tidak harus berjalan sendirian tanpa teman seperti orang bodoh.

Mereka berdua lanjut berjalan menyusuri rak-rak supermarket. Terlihat beberapa gadis dan wanita yang berpapasan dengan mereka agak terbengong ketika memandang wajah Millenio.

"Iskak," panggil Millenio.

"Ya?"

"Apakah ada yang sesuatu di wajahku?" tanya Millenio dengan lugunya. Iskak menghentikan langkahnya sambil memperhatikan wajah Millenio yang putih dan tampan. Tidak seperti wajah orang Tangerang kebanyakan.

"Tidak ada yang salah pada wajahmu," jawab Iskak sambil tersenyum geli.

"Kurasa juga begitu," kata Millenio sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana sambil melanjutkan,"tapi kenapa mereka terus-terusan memandangiku?" tanya Millenio.

"Aku tidak tahu. Mungkin mereka suka padamu," canda Iskak.

"Suka padaku?" tanya Millenio lebih kepada diri sendiri. Iskak mengangguk.

"Kamu itu tampan. Wajar sekali jika mereka suka padamu," balas Iskak. Millenio hanya tersenyum.

***

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 08.25 waktu setempat. Tapi Iskak masih sibuk mengerjakan PR di meja belajarnya. Sedangkan Millenio hanya tiduran di kasur Iskak sambil membaca-baca buku pelajaran Iskak yang sedang tidak dipakai belajar.

Tak lama, Iskak menutup bukunya dan merapikan meja belajar. Seperti biasa, ia bertopang dagu di meja belajarnya sambil memandang keluar jendela, ke arah langit gelap penuh kerlap-kerlip bintang. Hari ini cuaca cerah seperti kemarin.

"Kamu sudah selesai belajar?" tanya Millenio sambil beranjak dari tempat tidur menuju Iskak.

"Sudah," jawab Iskak tanpa menoleh pada Millenio. Millenio sadar akan pandangan Iskak terus memandang langit.

Tiba-tiba saja seulas senyum tersungging di sudut bibir Millenio ketika menyerahkan buku materi matematika yang baru saja ia baca.

"Ayo ikut aku!" ajak Millenio sambil menarik siku kiri Iskak. Iskak hanya menurut saja.

Twinkle Twinkle (boyslove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang